

Berawal dari Pabrik Karpet, Menyingkap Kisah di Balik Furnitur Favorit Dunia

Memasuki museum yang berlokasi di Älmhult ini adalah seperti melangkah ke dalam sebuah portal waktu. Kami tidak masuk dari pintu utama, melainkan "pintu belakang" yang membawa kami langsung ke sebuah replika kampung pedesaan Swedia dari tahun 1850-an.
Perjalanan yang menunjukkan bagaimana masyarakat Swedia, dari kehidupan di pedesaan, secara perlahan bergeser menuju era modern yang kemudian akan diisi oleh revolusi furnitur.
Awal Mula Sebuah Revolusi: Dari Pulpen ke Furnitur Global
Kami kemudian melangkah ke tahun 1950-an, sebuah dekade krusial yang menandai pembukaan toko. Melalui layar dan artefak, kami dibawa kembali ke masa ketika Ingvar Kamprad yang baru berusia 17 tahun memulai bisnisnya.
Awalnya, usahanya hanyalah bisnis pesanan via pos kecil, menjual barang-barang tak terduga seperti pulpen dan jamur — jauh dari citra toko furnitur yang kita kenal sekarang. Namun, dari sinilah benih-benih inovasi ditanam. Kamprad, dengan pikiran terbuka, jeli melihat pergerakan masyarakat dan kebutuhan mereka yang terus berubah.
Proses Desain yang Berpusat pada Manusia
Salah satu bagian yang paling menarik adalah, menyelami proses di balik setiap produk. "Kami belajar bahwa semuanya bermula dari rumah warga," jelas seorang petugas Museum yang ditemui pada Rabu, 4 Juni 2025 di Almhult, Swedia. "Kami mengirim tim untuk masuk ke rumah-rumah, melakukan wawancara, dan memahami kebutuhan serta keinginan sebenarnya dari para penghuni," ungkapnya.

Ini krusial bagi perusahaan global tersebut dimana mereka harus memahami bahwa situasi kehidupan, berbeda di berbagai belahan dunia. Namun, esensi "kehidupan di rumah" tetap menjadi inti dari semua produk mereka.
Setelah memahami kebutuhan ini, langkah selanjutnya adalah menerapkan "Desain Demokratis" – lima prinsip atau dimensi yang menjadi panduan dalam menciptakan setiap produk, mulai dari kotak kecil hingga rak buku yang ikonik. Prinsip-prinsip ini memastikan produk tidak hanya berharga terjangkau, tetapi juga berkualitas, fungsional, indah, dan berkelanjutan.
Menunjukkan betapa pentingnya kelima elemen tersebut. Jika satu saja tidak terpenuhi, produk tersebut mungkin tidak akan menarik minat pembeli, atau justru menjadi terlalu mahal.
Belajar dari Kesalahan: Sofa Udara yang Tak Terlupakan
Meskipun kini mereka dikenal akan keberhasilannya, museum ini dengan jujur juga menampilkan kisah-kisah kegagalan. Salah satunya adalah kisah sofa udara dari tahun 90-an. Ide awalnya brilian: furnitur yang fleksibel, mudah dipindahkan, dan dikemas datar.
Namun, ada beberapa masalah. Orang-orang ternyata tidak ingin terus-menerus mengempiskan dan memompa sofa mereka. Lebih buruk lagi, instruksi perakitan yang menyebutkan penggunaan hair dryer untuk mengisi udara ternyata tidak cukup jelas, menyebabkan banyak orang menggunakan vacuum cleaner dengan pengaturan yang salah, membuat sofa kempis dan rusak.

Mereka tidak malu mengakui kesalahan ini. Pemimpin IKEA di Älmhult bahkan sering menantang timnya untuk "berani membuat kesalahan," karena "hal terburuk yang bisa terjadi adalah kita menghasilkan pembelajaran yang baik." Kisah-kisah ini menegaskan filosofi perusahaan yang berani bereksperimen dan terus belajar.
Evolusi Toko Pertama: Dari Pabrik Karpet Menjadi Destinasi Sejarah
Kami juga diajak menelusuri sejarah bangunan museum itu sendiri. Ternyata, ini adalah lokasi toko mereka yang pertama, yang dibuka pada tahun 1958 di Älmhult, Swedia. Awalnya, Ingvar Kamprad membeli sebuah pabrik karpet dan mengubahnya menjadi ruang pameran permanen. Dulu, pengunjung akan melihat produk, memesan, lalu menunggu 6-8 minggu untuk pengiriman – jauh berbeda dengan konsep "bawa pulang segera" saat ini.
Ruang pameran tersebut segera menjadi pusat perhatian, menarik banyak orang ke Älmhult, yang pada tahun 1958 masih merupakan kota kecil.
Jejak Sejarah dan Visi Masa Depan
Sepanjang museum, kami diajak melintasi dekade demi dekade, dari tahun 60-an, 70-an, 80-an, hingga saat ini. Tiga fokus utama menjadi panduan: sejarah IKEA, kejadian besar, dan perubahan global yang memengaruhinya, serta koleksi produk ikonik dari setiap era.
Kami melihat bagaimana produk-produk lama, seperti sofa denim dari tahun 70-an, kembali populer dan diluncurkan kembali dalam koleksi-koleksi terbaru. Pameran khusus seperti koleksi Stockholm yang telah hadir sejak 1985, menunjukkan bagaimana mereka terus berevolusi sambil tetap mempertahankan akarnya.
Pengalaman di Museum ini bukan hanya sekadar melihat furnitur lama, tetapi juga memahami filosofi di balik setiap produk, keberanian di balik setiap keputusan, dan semangat belajar dari setiap kesalahan. Ini adalah perjalanan yang membuka mata, membuat kita melihat setiap item IKEA di rumah dengan apresiasi yang jauh lebih mendalam.