Dengan Fasilitas Kursi yang Bisa Dinaikturunkan, Lifecare Taxi Bantu Orang Keterbatasan Tetap Beraktivitas dan Mandiri

Berawal dari keterbatasan gerak setelah melahirkan, Noni Purnomo, Board of Advisors PT Blue Bird Tbk dan Koordinator Bluebird Peduli, terpikir untuk meluncurkan transportasi umum yang bisa membantu orang-orang dengan keterbatasan, agar tetap bisa beraktivitas dan mandiri.

"Tepatnya di tahun 2014, saat itu, belum ada angkutan umum yang difabel friendly. Saya juga merasakan, karena anak 3, habis lahiran, pergerakan menjadi terbatas sehingga sangat membutuhkan layanan ini. Jadi, bukan hanya untuk difabel saja, tapi juga pasien-pasien RS lainnya. Selama 10 tahun, kita kembangkan terus, kita lebih luaskan lagi inklusivitasnya," ucap Noni saat konferensi pers di Kantor Pusat, kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Kamis, 25 April 2024.

Ya, kabar gembira bagi para lansia, penyandang disabilitas, dan orang tua yang membutuhkan bantuan ekstra! Perusahaan taksi ternama di Indonesia, baru saja meluncurkan Lifecare Taxi, layanan taksi yang dirancang khusus untuk memberikan akses yang mudah dan nyaman bagi mereka yang membutuhkan.

Menggunakan armada MPV (Multi-purpose Vehicle) berkabin lega, layanan ini dilengkapi dengan fitur-fitur khusus, seperti; kursi penumpang yang dirancang khusus agar mudah naik dan turun secara otomatis, pengemudi yang terlatih untuk membantu penumpang dengan kebutuhan khusus serta ruang yang cukup untuk kursi roda dan alat bantu mobilitas lainnya.

Adrianto Djokosoetono, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk. mengatakan, saat ini, Lifecare Taxi sudah tersedia di Jakarta dan Bali. “Seluruhnya ada lima. Tiga armada di Jakarta dan dua armada di Bali. Pemesanan bisa dilakukan melalui line telepon. Tersedia di beberapa rumah sakit seperti; RS Pantai Indah Kapuk, RS Fatmawati, RS Dharmais, RS EMC Alam Sutera, dan Siloam Hospitals Semanggi. Sementara di Bali, juga ada di BIMC Hospital dan Siloam Hospitals,” terang Pria yang akrab disapa Andre.

Layanan ini bukan hanya layanan taksi biasa, melainkan sebagai bentuk komitmen mereka untuk memberikan layanan yang inklusif dan terjangkau bagi semua orang.

Peduli adalah salah satu nilai yang mereka pegang selama lebih dari 50 tahun. Kepedulian pula yang mendasari komitmen untuk memberikan layanan berkualitas, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan setiap pelanggan.

“Pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 2014, layanan ini telah membantu ribuan orang mendapatkan layanan transportasi yang setara. Ke depannya, kami berharap dapat menjangkau lebih banyak orang dan memberikan layanan yang lebih baik lagi,” tandas Noni.

“Kami percaya setiap perjalanan punya cerita, dan layanan ini dapat membuat cerita-cerita tersebut menjadi lebih berarti, lebih manusiawi, dan lebih inklusif bagi semua orang. Dengan mengembangkan layanan ini, kami berkomitmen untuk menjembatani kesenjangan aksesibilitas dalam transportasi dan memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama," tambah Andre.

“Sebagai ilmuwan dan praktisi yang bergerak di bidang kesejahteraan lansia, saya melihat peluang yang cukup besar untuk meningkatkan kepedulian dan layanan profesional bagi lansia. Dengan meningkatnya proporsi lansia yang mengalami disabilitas dari 20 persen di usia 65 tahun menjadi 60 persen di usia 90 tahun, maka layanan ini memberikan harapan bagi mereka untuk tetap beraktivitas sesuai dengan kondisinya,” dukung Prof Dr. Tri Budi W Rahardjo, drg. MS, Guru besar Gerontologi & Penasihat Centre for Family and Ageing Studies (CeFAS) Universitas Respati Indonesia dan anggota Kelompok Kerja Kesehatan Lanjut Usia Kemenkes yang turut menjadi narasumber dalam sesi diskusi.