Inovasi dan Komitmen, Kunci Swasembada Susu Indonesia Berawal dari Peternak Rakyat
Industri persusuan nasional, baru-baru ini merayakan momen bersejarah, menandai 50 tahun kemitraan strategis antara salah satu perusahaan pengolahan susu di Indonesia dan para peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur.
Kolaborasi jangka panjang ini telah teruji oleh waktu, menjadi instrumen penting dalam menjawab tiga tantangan utama sektor persusuan: ketersediaan susu segar, mutu dan keamanan pangan, serta keberlanjutan usaha peternakan rakyat.
Perayaan ini menegaskan kembali bahwa kolaborasi yang dibangun atas dasar saling kepercayaan, mampu memberikan manfaat nyata bagi seluruh pihak yang terlibat, mulai dari peternak, koperasi, hingga industri dan pemerintah.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Dr. drh. I Ketut Wirata, MSi, menyampaikan apresiasi tinggi. Beliau menyoroti peran kemitraan selama lima dekade ini sebagai contoh kolaborasi strategis yang vital.
"Kemitraan jangka panjang ini membuktikan bahwa kolaborasi berbasis kepercayaan, mampu meningkatkan kualitas susu segar dalam negeri, sekaligus memperkuat kesejahteraan peternak sapi perah rakyat," ujar Dr. Wirata saat perayaan 50 tahun kemitraan Nestle Indonesia dengan peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur, Senin (15/12/2025) di fX Sudirman, Jakarta.
Konsistensi kemitraan ini diwujudkan melalui pendampingan dan pengembangan peternak, yang berkontribusi signifikan dalam peningkatan kualitas susu segar. Dukungan ini meliputi penerapan praktik peternakan sapi perah yang baik (Good Dairy Farming Practices), pengendalian penyakit hewan, serta pembentukan standar higienis dan sanitasi, yang secara kolektif memperkuat kepercayaan konsumen terhadap produk susu dalam negeri.
Potensi Industri Pengolahan Susu Indonesia
Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Produk Peternakan Kementerian Koordinator Bidang Pangan RI, Karsan, S.SOS., M.M, menyatakan optimisme terhadap masa depan industri persusuan nasional. Beliau memandang masa depan industri ini akan ditentukan oleh tiga hal utama:
- Penguatan Kapasitas Peternak dan Koperasi: Peningkatan akses pembiayaan, teknologi, dan pendampingan.
- Investasi Industri Dalam Negeri: Peningkatan kapasitas produksi, perluasan fasilitas, dan penguatan rantai pasok lokal.
- Kolaborasi Lintas Sektor: Pemerintah, industri, koperasi, akademisi, dan peternak harus berjalan bersama dalam visi tunggal: mewujudkan swasembada susu nasional.
“Kami telah membuktikan komitmen ini dengan pembelian bahan baku susu segar dari peternak senilai Rp 1,6 triliun per tahun dari 13.000 peternak yang mencakup 28 koperasi di Jawa Timur. Kemitraan ini tidak hanya sebatas transaksi, tetapi juga mencakup investasi dukungan, pendampingan, dan bantuan yang berkelanjutan,” ungkap Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Georgios Badaro yang turut hadir.
Pertanian Regeneratif dan Inovasi
Industri persusuan nasional juga semakin maju dengan adopsi pendekatan Pertanian Regeneratif, yang bertujuan memulihkan dan merevitalisasi ekosistem. Upaya keberlanjutan ini telah menghasilkan:
- Pemanfaatan Limbah: Pembangunan 8.700 unit biogas dan 2.000 fasilitas aplikasi pupuk kandang untuk mengubah limbah menjadi energi bersih dan pupuk alami.
- Restorasi Tanah: Penanaman lebih dari 200.000 pohon legum (Calliandra dan Indigofera) melalui program silvopastura.
- Inovasi Digital: Penerapan digitalisasi di pos penampungan susu dan peralatan cooling unit untuk meningkatkan kualitas bahan baku, yang telah diinisiasi di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian RI, Merrijantij Punguan Pintaria, S.T.,M.M menegaskan bahwa upaya ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus mendorong peningkatan produksi susu segar dalam negeri melalui pendekatan sistem dan penguatan kelembagaan koperasi.
"Kami berharap kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dapat berlanjut dan menjadi tolak ukur bagi industri pengolahan susu untuk semakin memperkuat rantai pasok dalam mewujudkan industri yang tangguh dan berdaya saing," kata Merrijantij.
Pentingnya Teamwork dan Regenerasi
Tantangan sektor persusuan, termasuk kebutuhan peningkatan produksi dan tantangan lingkungan, membutuhkan teamwork yang kuat. Keberhasilan Jawa Timur sebagai penghasil 60% susu nasional adalah berkat sinergi semua pemangku kepentingan: pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, peternak, akademisi, praktisi, hingga media.
Regenerasi peternak juga menjadi fokus. Melalui program-program pelatihan dan digitalisasi, anak-anak muda kini diajak melihat beternak sebagai profesi berorientasi masa depan. "Peternak ini juga menjadi visi nasional yang juga punya peran penting," pungkas Georgios Badaro.