Inovasi Lingkungan: Strategi Kelola 700 Kg Sampah Acara Menjadi Barang Berguna
Di tengah isu lingkungan dan peningkatan timbulan sampah, muncul sebuah gerakan positif yaitu upcycling. Ini adalah praktik kreatif yang tidak hanya mendaur ulang, tetapi juga meningkatkan nilai guna sampah kemasan produk menjadi barang-barang baru yang bermanfaat, unik, dan bahkan memiliki nilai jual.
Berbagai jenis sampah kemasan, mulai dari bungkus plastik makanan ringan, kotak karton susu, hingga botol minuman, seringkali hanya berakhir di tempat sampah.
Namun, di tangan yang kreatif dan inovatif, material-material ini berubah fungsi. Mereka melihat potensi dalam tekstur, warna, dan bentuk kemasan yang sebelumnya dianggap remeh.
Apa saja yang mereka hasilkan?
Aksesori Mode dan Pakaian: Bungkus kopi sachet disulap menjadi tas tangan atau dompet yang unik. Potongan kemasan plastik snack dirangkai menjadi hiasan pada card holder, pouch, jaket atau sepatu.
Dekorasi Rumah: Botol plastik bekas diubah menjadi pot tanaman gantung yang estetik, sementara karton bekas bisa menjadi kotak penyimpanan yang dilukis indah.
Perlengkapan Sekolah dan Kantor: Kemasan minuman kotak yang dicuci bersih dan dilapisi menjadi tempat pensil, pouch serbaguna, atau sampul buku catatan yang tahan air.
Mainan Edukasi: Karton dan tutup botol digunakan untuk membuat model-model edukasi, seperti miniatur rumah, robot, atau puzzle.
Sehubungan dengan hal itu, festival kreatif tahunan IdeaFest 2025 kembali diselenggarakan di Jakarta International Convention Center (JICC) pada 31 Oktober hingga 2 November 2025. Mengusung tema “(Cult)ivate The Culture”, festival ini tak hanya menjadi wadah bagi kreativitas, tetapi juga arena inspirasi untuk budaya baru, termasuk budaya keberlanjutan lingkungan.
"Ini adalah ruang interaktif untuk menumbuhkan nilai positif melalui inovasi, budaya, dan aksi nyata terhadap lingkungan," ujar Bimantoro Triadi-Head of CSR at PT Indofood Sukses Makmur Tbk. pada Jumat (31/10/2025) di JICC. Mereka berkolaborasi dengan Rekosistem mengelola seluruh sampah acara (event waste) selama tiga hari festival secara bertanggung jawab, sesuai prinsip daur ulang. Diperkirakan total sampah yang dikelola mencapai 700 hingga 1.000 kilogram. Kolaborasi ini didasari kesadaran bahwa pengelolaan sampah harus menjadi bagian dari budaya baru.
“Kami berharap langkah ini dapat mendorong masyarakat lebih terbiasa memilah sampah sejak awal,” pungkas Ernest C. Layman, CEO Rekosistem yang menyambut baik kolaborasi ini sebagai wujud nyata praktik pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dari perusahaan besar.