

Kantongi Laba Triwulan-II Rp1,3 Triliun, Ternyata Ini Kunci Suksesnya

Pada kuartal kedua 2025, Citi Indonesia berhasil membukukan laba bersih lebih dari Rp1,3 triliun. Keberhasilan ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 11% dari tahun sebelumnya dan peningkatan rasio low-cost fund menjadi 75%.
Dengan kinerja yang kuat, mereka mencatat Return on Equity (ROE) 13,6% dan Return on Assets (ROA) 3,6%.
Selain itu, rasio likuiditas seperti Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) tetap berada di atas ketentuan minimum OJK, masing-masing sebesar 295% dan 160%. Rasio kecukupan modal (KPMM) juga naik menjadi 40,1%, menunjukkan prinsip kehati-hatian yang terus dijaga dalam operasional.
CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, menyatakan bahwa pencapaian positif ini menunjukkan ketahanan bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi global. Keunggulan jaringan global dan solusi digital menjadi pembeda utama dalam melayani klien institusional.

Sepanjang periode ini, lini bisnis Corporate Banking dan Treasury and Trade Solutions (TTS) mengalami pertumbuhan pendapatan positif. Khususnya, TTS mencatat peningkatan 17% pada volume kliring mata uang asing dan 8% pada pemakaian kartu komersial. Bank ini juga membantu klien dengan solusi Pembiayaan Rantai Pasokan, yang menjangkau pemasok dari Sabang hingga Merauke.
Lini bisnis Investor Services juga aktif mendukung pengembangan pasar modal Indonesia. Sementara itu, bisnis Markets menunjukkan kepemimpinan kuat di pasar valuta asing dan pendapatan tetap. Bank ini juga meraih penghargaan "Indonesia's Best International Bank" dan "Indonesia's Best Bank for Large Corporates" dari Euromoney.
Menurut Batara, penghargaan tersebut mencerminkan dedikasi tim dalam menyediakan layanan keuangan kelas dunia. Dengan kehadiran lebih dari 50 tahun di Indonesia, bank ini terus menjadi mitra utama bagi klien yang berbisnis lintas batas, berbekal kekuatan jaringan global dan keahlian lokal.