

Kenyamanan Bukan Sekadar Zona Aman, Melainkan Pijakan untuk Bertransformasi

Seringkali, kita mendengar bahwa zona nyaman adalah tempat yang menghambat perkembangan. Namun, benarkah demikian?
Nah, para pembicara yang hadir saat media gathering "In My Comfort Zone, Why Not?" Kamis, 22 Mei 2025 di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, justru menawarkan perspektif yang menarik dan memberdayakan, dimana menurut mereka, kenyamanan bukanlah stagnansi, melainkan fondasi yang kokoh untuk melompat lebih tinggi.
Bayangkan, kenyamanan sebagai sebuah jembatan, atau bahkan batu loncatan. Alih-alih terperangkap di dalamnya, kita dapat memanfaatkan rasa aman ini untuk memberikan yang terbaik bagi diri sendiri, pekerjaan, dan keluarga. Intinya, kenyamanan yang sejati justru dapat mengantarkan kita menjadi versi terbaik dari diri kita.
Salah satu pembicara, Rima Melati, Aktris dan Profesional Kebugaran serta Kesehatan, menekankan bahwa zona kenyamanan bukanlah tentang kelemahan, melainkan tentang kejelasan.
"Berani memilih apa yang membuat diri nyaman justru dapat memaksimalkan potensi yang terpendam. Berada dalam zona nyaman memungkinkan kita untuk mengakui dan merasakan emosi sepenuhnya, termasuk ketidaknyamanan. Ini bukan hanya sekadar mengatakan "tidak apa-apa untuk tidak merasa baik," tetapi benar-benar mengakibatkan perasaan tersebut sebagai pemicu untuk perubahan positif," cetus Rima.
Bagi mereka yang masih dalam proses pencarian jati diri, lanjut pembicara lainnya yaitu Deera Dewi, Founder of De’Atmara and Yoga Instructor memberikan pesan yang menyentuh: teruslah berproses dan nikmati perjalanannya. "Jangan terpaku pada hasil akhir, karena justru dalam proses itulah kita akan belajar dan menemukan hal-hal baru," seru Deera.
Senada dengan itu, Deera juga mengingatkan untuk tidak takut mencoba hal baru. Sebab menurutnya, ketakutan akan kegagalan seringkali membuat kita terpaku pada zona nyaman. Deera juga setuju pada pendapat yang mengatakan, lebih baik menyesal karena mencoba daripada menyesal karena tidak mencoba. "Sebab kita tidak pernah tahu potensi dan peluang yang menanti di luar batas familiar kita. Yang terpenting adalah berpikir positif dan berserah diri pada proses yang ada," ucapnya.
Dari pengalamannya sendiri, Ira Guci, Product Manager Salonpas Pain Relief Patch, menyadari bahwa kekuatan sejati terletak pada kemampuan untuk kembali ke dalam diri. "Segala pengalaman hidup, baik suka maupun duka, membentuk siapa diri kita saat ini. Belajar dari setiap proses memungkinkan kita untuk lebih memahami diri sendiri dan apa yang mungkin terjadi di masa depan," ujar Ira.
Ira pun mengajak untuk merayakan kenyamanan sebagai sebuah momen untuk berhenti sejenak dari rutinitas. "Dalam kesibukan sehari-hari, seringkali kita lupa untuk memberikan ruang bagi diri sendiri untuk bersantai dan merasa nyaman. Melalui acara ini kami mengajak untuk merayakan kenyamanan dan bersama-sama menggali lebih dalam tentang jati diri kita," kata Ira.
Psikolog klinis Tara de Thouars, menyoroti pentingnya keseimbangan antara menantang diri dalam batas yang sehat. "Gagasan bahwa kenyamanan sama dengan kepuasan diri adalah sebuah mitos yang perlu kita luruskan. Kenyamanan bukanlah musuh pertumbuhan, justru bisa menjadi fondasinya," ujarnya. Ia juga menambahkan, “Memaksakan diri keluar dari zona nyaman terus-menerus tanpa memerhatikan kebutuhan istirahat, dapat berdampak negatif bagi kesehatan mental dan fisik, seperti burnout, kecemasan, gangguan tidur, dan penurunan sistem imun.”
Mengusung pesan untuk merayakan kenyamanan, Salonpas Pain Relief Patch menggelar Patchtastic Day 2025 sebagai wadah relaksasi yang menggabungkan aktivitas fisik (workout) dan seni.
Acara ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk beristirahat dari rutinitas, merawat diri, dan bahkan mengembangkan keterampilan baru.
Setelah sukses di tahun sebelumnya, Patchtastic Day 2025 hadir lebih besar dengan menggandeng lebih banyak instruktur workout dan menawarkan beragam workshop yang populer.
Rangkaian acara ini akan diadakan di empat kota besar, yaitu Makassar, Yogyakarta, Surabaya (sebagai Road to Patchtastic Day), dan Jakarta (sebagai acara utama) mulai dari Juli hingga November 2025. Informasi lebih lanjut dan pendaftaran dapat diakses melalui situs web dan media sosial Patchtastic Day.
Di akhir acara, MC pun mengambil kesimpulan yang dapat ditarik dari keempat narasumber yaitu:
- Kenyamanan bukan stagnansi, melainkan fondasi. Ia adalah tempat yang aman untuk membangun kekuatan dan keberanian.
- Zona nyaman bukan batasan, melainkan bagian dari pertumbuhan. Ia adalah titik awal untuk melangkah keluar dan mencoba hal baru.
- Zona nyaman adalah tempat kita pulang. Ini adalah ruang mental dan emosional di mana kita merasa aman, utuh, dan jujur pada diri sendiri.
- Kenyamanan adalah pijakan untuk transformasi. Dengan merasa aman dan nyaman, kita memiliki landasan yang kuat untuk melakukan perubahan positif dalam hidup.
Oleh karena itu, mari kita merangkul kenyamanan dan memberdayakan hidup kita. Kenyamanan bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari babak baru yang penuh potensi.