Langkah Kecil, Dampak Besar: Lampu Tenaga Surya Karya Siswa Sekolah Bantu Selamatkan Bumi
Energi terbarukan yang ramah lingkungan dinilai menjadi solusi atas permasalahan lingkungan terkait pemanfaatan energi konvensional. Terdapat beberapa contoh dari energi terbarukan yang memanfaatkan energi langsung dari alam, salah satunya adalah energi yang berasal dari sinar Matahari atau dikenal dengan istilah solar energy atau energi surya.
Dengan semangat memajukan energi terbarukan, seorang siswa kelas 12 asal BINUS School Bekasi, Bryan Rasya Kambuno (17 tahun) memulai penelitiannya terkait pemanfaatan energi surya. Sejak menduduki bangku sekolah, Bryan menunjukkan ketertarikannya dengan pengembangan energi terbarukan yang dapat menggantikan energi fosil yang saat ini dianggap memiliki dampak negatif jangka panjang terhadap lingkungan.
Gayung bersambut, Abdul Khalim, staff Building Management Sekolah mengaku awalnya ia diajak berdiskusi oleh sang Kepala Sekolah, Maria Karah, bagaimana caranya sekolah bisa mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) pemerintah, salah satunya adalah tentang keberlanjutan lingkungan (sustainability).
“Kepala Sekolah mengimbau agar kita punya projek inisiatif yang bisa menyukseskan program SDGs yang sedang digalakkan pemerintah, salah satunya untuk lingkungan. Tercetuslah ide untuk membuat energi terbarukan, dan muncul energi surya/matahari (solar panel) ini. Awalnya sempat ragu untuk apa dulu? Ruang kelas atau ruang publik yang bisa dinikmati semua orang, dan kita pilih lampu PJU (Penerangan Jalan Umum) sehingga kita bisa mengurangi konsumsi energi juga dari listrik. Kita gandeng siswa dalam hal ini Bryan dimana mereka pun bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung di lapangan,” terang Abdul Khalim saat konferensi pers di Mini Hall BINUS School, Vida Bumiwedari, Padurenan, Kec. Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Selama proses penelitiannya, Bryan mendapatkan dukungan dari salah satu guru science, Nugroho Ponco Sumanto, serta berkolaborasi juga dengan staff sekolah, Abdul Khalim. Nugroho menjelaskan bahwa kerja sama siswa dengan guru atau staff merupakan cara sekolah agar setiap siswa bisa langsung belajar dengan ahlinya di bidang tertentu.
“Sesuai dengan visi membina dan memberdayakan masyarakat, setiap bagian dari sekolah ini selalu mencari cara kreatif untuk memberikan karya inovatif yang berdampak positif bagi masyarakat. Oleh karena itu kami sangat mendukung semangat Bryan dalam mendalami penelitian solar energy, sampai akhirnya penelitian tersebut dapat digunakan dengan baik,” ungkap Nugroho.
Penelitian ini menghasilkan empat buah lampu penerangan jalan yang kini telah dipasangkan di sekitar area parkir sekolah sebagai bagian dari inisiatif sekolah dalam mendorong Sustainable Development Goals (SDGs).
"Dalam mengembangkan teknologi menggunakan tenaga Matahari, beruntung saya mendapatkan dukungan penuh dari sekolah untuk mengembangkan penelitian ini. Saya mempelajari tidak hanya teori tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkannya sampai sekarang telah terpasang dan dapat dimanfaatkan,” kata Bryan.
Dengan teknologi yang telah dikembangkan, tenaga Matahari ini dapat menghasilkan 1.3 MWh produksi listrik tahunan sekaligus menghemat 22 ton emisi karbon selama 20 tahun dan juga menghemat 26MWh produksi listrik dalam 20 tahun.
Melalui proyek ini, sekolah juga berharap dapat membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut di bidang energi terbarukan, serta memberikan kesempatan bagi siswa dan klub riset untuk terlibat langsung dalam eksperimen nyata.
Lampu jalan bertenaga surya ini merupakan langkah awal sekolah dalam mengintegrasikan energi terbarukan ke dalam operasional sehari-hari, mendukung misi global untuk mengurangi emisi karbon dan mengembangkan solusi berkelanjutan.
Kepala Sekolah BINUS SCHOOL Bekasi, Maria Karah, menyatakan bahwa sekolah sangat mendukung setiap siswa yang ingin berkembang, baik itu mendalami penelitian, riset, hingga bidang olahraga.
"Kami sangat bangga dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Bryan. Di usianya yang masih muda, Bryan sudah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi atas pengembangan energi terbarukan. Kami berharap ini akan menjadi inspirasi bagi lebih banyak inovasi di masa depan,” pungkas Karah.