Lebih Ramah Lingkungan dan Ekonomis, Yuk Moms Dukung Gerakan Refill di Dunia Kecantikan!

Moms, siapa bilang perawatan diri dengan produk kecantikan premium harus berdampak buruk bagi lingkungan? Kini, kita bisa tetap tampil cantik sekaligus peduli bumi, berkat inisiatif baru dari L’Oréal Indonesia: Join The Refill Movement. Gerakan ini diluncurkan bertepatan dengan World Refill Day pada 16 Juni, dan mengajak kita semua, khususnya perempuan aktif dan produktif, untuk mulai beralih ke produk-produk kecantikan yang bisa di-refill alias diisi ulang, sebagai gaya hidup kecantikan baru yang bertanggung jawab.

“Selama lebih dari 25 tahun, perusahaan telah menunjukkan komitmen kuat terhadap keberlanjutan,” ujar Melanie Masriel, Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability L’Oréal Indonesia. “Momentum World Refill Day merupakan waktu yang penting untuk memperkuat kesadaran, menginspirasi perubahan perilaku, dan menunjukkan bahwa setiap tindakan kecil, termasuk mengisi ulang kemasan, dapat memberikan kontribusi nyata terhadap lingkungan,” imbuhnya.

Menurut studi, 86% konsumen Gen Z tertarik pada produk berkelanjutan, dan 90% konsumen usia 18–24 bersedia membayar lebih untuk produk isi ulang. Hal ini sejalan dengan fokus perusahaan kosmetik terkemuka ini pada pilar Drive Circularity, yakni mendorong transformasi kemasan menjadi lebih sirkular dan ramah lingkungan.

Inovasi Refill-at-Home 

Sebagai langkah nyata, brand kosmetik ini telah menghadirkan portofolio produk refill-at-home dari berbagai produk unggulan. Misalnya:

• Kiehl’s Ultra Facial Cream: mengurangi 61% penggunaan plastik.
• Lancôme Absolue: mengurangi 32% plastik.
• La Roche-Posay Effaclar Foaming Gel: mengurangi 73% plastik.
• Kérastase Elixir Ultime Hair Oil: menggunakan 100% plastik daur ulang, 30% kaca daur ulang, dan dalam setahun dapat mengurangi 148 ton kaca.
• Shampoo Kérastase: mengurangi 82% penggunaan plastik.
• YSL Libre Refill: mengurangi 58% kaca, 59% plastik, dan 42% kertas.
• Lancôme Idôle Refill: mengurangi 42% kaca, 11% plastik, dan 66% logam.
• Giorgio Armani Acqua di Gio Refill: mengurangi 42% kaca, 16% plastik, 75% logam, dan 37% kertas.

“Dengan produk refill-at-home, konsumen tidak mengorbankan sisi luxury tetapi justru meningkatkan pengalaman luxury,” kata Venesia Rizani, Business Unit General Manager YSL Beauty & Armani Beauty di Indonesia. “Kami ingin mempertahankan estetika dan keanggunan dari kemasan, sambil membawa nilai keberlanjutan dan kualitas ingredients,” katanya.

Manfaat Langsung untuk Konsumen

Selain berdampak positif bagi lingkungan, kemasan isi ulang memberikan manfaat praktis dan ekonomis. Harga produk refill umumnya 10–30% lebih rendah dibandingkan produk baru dalam kemasan penuh. Selain itu, produk ini tetap higienis dan mempertahankan desain premium.

“Selama satu tahun, Kérastase Elixir Ultime dapat mengurangi penggunaan kaca hingga 148 ton,” ungkap Freddie Banks, General Manager L’Oréal Professional Product Division Indonesia. Ia melanjutkan, “Riset kami menunjukkan bahwa konsumen merasakan produk refill ini tiga kali lipat lebih berkelanjutan.”

Perusahaan  juga mengintegrasikan komitmen keberlanjutan ini dalam ekosistem bisnisnya: dari menghadirkan pop-up store yang fokus pada produk ramah lingkungan, hingga memberikan insentif bagi Beauty Advisor dan konsumen yang membeli produk refill.

Dukungan dari Publik Figur

“Sebagai pengguna luxury beauty, saya sangat relate dengan meningkatnya kesadaran terhadap produk kecantikan yang lebih berkelanjutan,” ujar Jolene Marie Rotinsulu, Aktris dan Puteri Indonesia Lingkungan 2019. “Saya mengapresiasi brand ini yang memiliki komitmen berkelanjutan yang sangat konkrit,” imbuhnya.

Melalui Join The Refill Movement, L’Oréal Indonesia mengajak masyarakat untuk mengambil langkah nyata.

“Gerakan ini menyuarakan pentingnya kolaborasi antara brand, pemerintah, hingga masyarakat luas. Join The Refill Movement mendorong setiap individu untuk mengambil langkah kecil mulai dari memilih produk luxury beauty yang menawarkan kemasan isi ulang hingga membangun kebiasaan baru yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan,”  tutup Melanie Masriel.