Sibuk Bekerja, Ini Strategi "Ayah Hadir" yang Paling Diingat Anak ala Darius Sinathrya
Moms pasti setuju, peran ayah dalam keluarga lebih dari sekadar kontribusi finansial. Kehadiran seorang ayah secara fisik dan emosi —meski dalam waktu singkat— punya pengaruh signifikan terhadap perkembangan anak, terutama dalam membentuk kepercayaan diri, kecerdasan emosional, dan nilai moral.
Di Indonesia, jutaan anak tumbuh dengan waktu interaksi yang terbatas bersama ayah karena tuntutan kerja, sehingga momen kedekatan menjadi semakin jarang. Data menunjukkan, sekitar 11,5 juta anak tinggal bersama ayah yang bekerja lebih dari 60 jam per minggu, sehingga waktu untuk berinteraksi dan membangun bonding sangat terbatas. Kondisi ini menunjukkan pentingnya memanfaatkan setiap momen sehari-hari untuk hadir bagi anak.
Memperingati Hari Ayah setiap bulan November, isu mengenai peran ayah kembali mengemuka. Salah satu figur publik yang menegaskan pentingnya kehadiran ayah dalam momen-momen sederhana adalah aktor terkemuka, Darius Sinathrya.
Hadir Tanpa Menunggu Momen Besar
Sebagai ayah dari tiga anak yang juga sangat sibuk, Darius menerapkan pendekatan yang praktis dalam pengasuhan. Ia meyakini bahwa anak tidak membutuhkan acara istimewa atau liburan besar untuk merasa dicintai.
“Buat saya, anak-anak tidak perlu menunggu momen besar. Mereka hanya menunggu ayahnya ada. Walau hanya beberapa menit, yang penting fokus dan benar-benar terhubung. Saya berusaha untuk tetap hadir, entah itu sarapan bersama, olahraga ringan, atau sekadar belanja kebutuhan rumah bersama anak. Momen sederhana seperti itu justru paling diingat anak-anak,” ujar Darius.
5 Strategi Sederhana ala Darius
Untuk menunjukkan bahwa kehadiran ayah dapat dibangun dalam rutinitas harian, Darius membagikan beberapa kebiasaan yang ia terapkan bersama anak-anaknya.
1. Sarapan Spesial di Rumah (Tanpa Repot)
Bagi Darius, sarapan adalah waktu emas yang dapat dimanfaatkan tanpa persiapan berlebih. Menikmati menu sederhana atau menyiapkan bekal bersama menjadi kesempatan untuk membangun kedekatan. Peralatan dapur yang praktis dan menarik, seperti cetakan telur atau mug unik, dapat membantu menciptakan suasana pagi yang lebih hangat.
2. Life Hacks Praktis untuk Anak
Pengasuhan juga mencakup pembentukan keterampilan hidup. Darius sering mengajak anak-anaknya melakukan aktivitas sederhana seperti memperbaiki barang, merapikan meja, atau menggunakan perkakas secara aman. Kegiatan ini menjadi bekal yang berguna dalam jangka panjang.
3. Aktivitas Fisik Sebagai Waktu Berkualitas
Olahraga menjadi ajang kebersamaan sekaligus cara menanamkan disiplin. Darius rutin melibatkan anak-anak dalam aktivitas fisik, mulai dari bermain bola bersama putranya, latihan ringan di gym, hingga mendampingi putrinya berlatih. Aktivitas ini memperkuat ikatan emosional sekaligus menunjukkan dukungan ayah secara nyata.
4. Waktu Tanpa Gawai
Di tengah dominasi perangkat digital, jeda dari gawai menjadi sangat penting. Darius menekankan perlunya mematikan gadget agar keluarga dapat berinteraksi secara langsung. Board game atau permainan DIY (do it yourself) dapat menjadi alternatif kegiatan yang mendorong kreativitas dan komunikasi.
5. Belanja Kebutuhan Rumah Tangga Bersama
Kegiatan rutin seperti berbelanja kebutuhan rumah tangga dapat menjadi sarana pembelajaran sekaligus kebersamaan. Mengajak anak memilih perlengkapan rumah tangga atau alat kebersihan adalah cara sederhana untuk meluangkan waktu bersama dan menanamkan rasa tanggung jawab.
Pandangan Darius ini sejalan dengan kebutuhan keluarga akan ruang interaksi yang mendukung kedekatan emosional. Melalui momentum Hari Ayah, Ria Sutrisno, Head of Marketing MR.D.I.Y. Indonesia, mengajak masyarakat untuk menguatkan kesadaran bahwa keterlibatan ayah bisa diwujudkan melalui langkah-langkah praktis yang mudah diterapkan sehari-hari, sehingga anak-anak dapat merasakan dukungan, perhatian, dan kedekatan emosional dari figur ayahnya.
“Sebagai home improvement retail, kami memahami bahwa keluarga butuh ruang untuk terhubung dan kami ingin membantu menghadirkan momen-momen yang penuh makna khususnya antara ayah dan anak,” tutupnya.
Dads, keterlibatan seorang ayah tidak diukur dari besarnya penghasilan atau pemberian materi saja, tetapi dari kualitas perhatian dan fokus yang diberikan dalam momen-momen kecil sehari-hari. Dengan membangun kebiasaan positif yang konsisten, setiap hari dapat menjadi kesempatan untuk memperkuat hubungan antara ayah dan anak.