Targetkan 3000 Paket Makanan Di 30 Kota, Program Senyum Ramadan Kembali Digelar

Badan Pangan Nasional memiliki tiga langkah dalam menjaga ketahanan pangan, yaitu better nutrition, better behavior, dan better collaboration yang akan menjadi strategi dalam menghadapi isu kehilangan dan pemborosan makanan. Hal ini mengingat Indonesia memproduksi sampah makanan hingga mencapai 21 juta ton per tahun menurut Laporan The United Nations Environment Programme (UNEP).

Di momen bulan suci Ramadan 1445 H ini, supermarket Super Indo menjalankan kembali program Senyuman Ramadan (Semua Bisa Nyumbang Makanan di Bulan Ramadan) yang dioperasikan oleh Foodbank of Indonesia (FOI) melalui dapur umum dan dapur Bergerak Mustikarasa. Program ini menargetkan penyebaran 3000 paket makanan di 30 Kota/Kabupaten di Jawa dan Sumatra yang diperuntukan bagi keluarga prasejahtera khususnya manula dan anak-anak.

Didukung 7 mitra pemasok (Belfoods, CEDEA, Sunpride, Daitsabu, AICE Ice Cream, 365 Tuna Kaleng dan 365 Minyak Goreng), program ini diharapkan bisa meringankan beban masyarakat kurang mampu selama masa festive, masa dimana semua harga bahan pangan meningkat tajam.

“Sejak tahun 2018, kami telah menjalin kerjasama dengan FOI untuk mencegah kemubaziran pangan dan memanfaatkan bahan pangan yang berlebih untuk membantu ribuan warga yang membutuhkan. Dengan dijalankannya program Senyuman Ramadan ini, kami berharap bisa berbagi kebahagiaan dengan masyarakat pra-sejahtera. Kami sangat mengapresiasi partisipasi aktif dari para mitra pemasok kami dalam program ini, sehingga paket makanan sehat yang disiapkan menjadi lebih menarik,” ungkap Yuvlinda Susanta, General Manager Corporate Affairs & Sustainability Super Indo.

Hendro Utomo, CEO Foodbank of Indonesia Networking mengatakan "Selama periode program ini Dapur Umum dan Dapur Bergerak beroperasi penuh untuk menyiapkan dan mendistribusikan makanan kepada masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, program ini mampu menggerakan para ibu dan relawan untuk berkumpul dan memasak bagi masyarakat rentan diantaranya anak-anak, perempuan dan lansia.”

Nita Yulianis, S.P., M.Si, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional mengungkapkan “Kami mengapresiasi program ini yang telah hadir di 30 titik di Pulau Jawa dan Sumatera. Program ini tentu bentuk kolaborasi tidak hanya dari pemerintah pusat yang ambil peran, tapi juga sektor penta-helix meliputi akademisi, media, pihak swasta di sector bisnis, pemerintah daerah, dan juga masyarakat pada umumnya”.

“Setiap orang berperan dalam membuka akses pangan sehat bagi masyarakat. Sebagai warga Indonesia yang terbiasa dengan tradisi gotong-royong, mari kita bersama saling bahu membahu. Kami percaya kepedulian dan aksi nyata mampu mengakhiri kesulitan. Kami berharap lebih banyak perusahaan yang mengikuti jejak kami dan terlibat dalam aksi gotong-royong ini,” tutup Yuvlinda.