Yunita Siregar Bawa Kisah Perjuangan Generasi Sandwich ke Panggung Teater Lewat Monolog “AKUKALUNA”

Pada Sabtu, 8 Februari 2025, Galeri Indonesia Kaya menyuguhkan sebuah pertunjukan monolog yang memukau, AKUKALUNA, yang diadaptasi dari film box office Home Sweet Loan karya Visinema. Dengan perpaduan monolog, tari, dan musik, pertunjukan ini mengajak penonton untuk menyelami lebih dalam perjalanan hidup dan pergulatan batin Kaluna, sang tokoh utama. Karakter ini, yang dihidupkan kembali oleh aktris Yunita Siregar, menghadirkan kisah emosional yang tak hanya menarik perhatian, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi siapapun yang menyaksikan.

Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya, mengungkapkan bahwa pertunjukan ini merupakan perpanjangan dari film Home Sweet Loan. Melalui format yang lebih intim, pertunjukan monolog ini ingin membawa penonton untuk merasakan lebih dalam kisah Kaluna, seorang pejuang kehidupan yang tengah menghadapi dilema besar, yaitu antara memenuhi kebutuhan orangtua dan mengejar impian pribadi untuk memiliki rumah sendiri. Cerita yang begitu relevan ini, khususnya bagi banyak orang yang mengalami tantangan serupa dalam kehidupan nyata, semakin kuat ketika disajikan langsung di atas panggung.

Yunita Siregar, yang kembali memerankan Kaluna setelah sebelumnya ia tampil di layar lebar, tak hanya menghidupkan karakter dengan penuh penghayatan, tetapi juga membawa penonton dalam perjalanan emosional yang penuh warna.

Dalam wawancaranya, Yunita menyebutkan bahwa meskipun ia lebih sering berakting di depan kamera, kali ini ia harus menghadapi tantangan besar ketika dihadapkan pada dunia teater yang lebih langsung dan penuh spontanitas. "Sampai detik ini, aku kayaknya lebih memilih masuk set daripada naik stage,” ujar Yunita, mengungkapkan keraguan yang awalnya ia rasakan. Namun, dukungan dari produser Visinema, Cristian Imanuell, memberinya keyakinan dan menjadi pendorong bagi Yunita untuk akhirnya melangkah ke panggung teater.

Latihan yang dimulai pada awal Januari 2025 menjadi awal dari perjalanan panjang yang mempersiapkan Yunita untuk menampilkan AKUKALUNA. Tak hanya akting, namun juga tarian dan nyanyian menjadi bagian integral dari pertunjukan ini. “Aku jatuh cinta dengan dunia ini. Banyak hal yang aku suka digabung jadi satu,” ungkap Yunita penuh semangat. Gabungan dari berbagai elemen seni yakni akting, tari, dan musik menjadi sebuah karya yang luar biasa, sesuatu yang tak hanya menantang tetapi juga memuaskan baginya.

Namun, berakting di teater adalah sebuah dunia yang sangat berbeda. Yunita menjelaskan bahwa akting di panggung membutuhkan keterampilan ekstra, baik dalam hal gesture maupun vokal. "Di stage, gesture dan vokal harus lebih diekspresikan," jelasnya, mengenang masa-masa adaptasi yang ia alami selama latihan. Selain itu, belajar untuk menyerap energi dari penonton menjadi kunci penting dalam membawakan pertunjukan ini. “Kita harus bisa menyerap energi dari penonton, supaya bisa memberikan energi yang sama balik ke mereka," katanya, menggambarkan pentingnya hubungan antara aktor dan audiens yang terjalin dalam setiap pertunjukan langsung.

Selain akting yang memukau, AKUKALUNA juga diperkaya dengan tarian yang diciptakan oleh Jakarta Art House, sebuah komunitas seni pertunjukan non-profit di Jakarta. Komunitas ini dikenal dengan karya-karya teater musikal mereka, dan kali ini mereka memberikan sentuhan istimewa dalam monolog yang dibawakan Yunita. Tak hanya itu, penampilan spesial dari IDGITAF yang membawakan lagu "Berakhir di Aku" dan "Semoga Sembuh" sebagai Original Soundtrack dari film Home Sweet Loan semakin melengkapi kesan mendalam yang dihadirkan oleh pertunjukan ini.

Yunita juga mengungkapkan kekagumannya terhadap karakter Kaluna yang ia perankan. Kaluna, adalah representasi dari banyak orang yang berada dalam posisi "sandwich generation", mereka yang harus berjuang keras memenuhi kebutuhan keluarga sambil menghadapi tekanan finansial yang tak kunjung usai. “Kaluna adalah karakter yang sangat kuat, pekerja keras, dan penuh perhatian terhadap keluarganya," lanjut Yunita, mengenang perjalanan Kaluna dalam film yang diadaptasi dari novel karya Almira Bastari.

Tidak hanya di film, Kaluna juga berhasil menyentuh hati penonton teater. Menurut Yunita, pengalaman bertemu dengan penonton yang merasa terwakili oleh karakter Kaluna adalah salah satu hal yang paling berarti baginya. "Mereka bilang terima kasih sudah mewakili kami. Rasanya itu lebih berharga daripada sekadar pujian tentang kemampuan akting," ujar Yunita dengan senyum penuh arti.

Pementasan AKUKALUNA merupakan kolaborasi luar biasa antara Visinema, Jakarta Art House, dan Galeri Indonesia Kaya. Bersama-sama, mereka menghidupkan kisah Home Sweet Loan dalam format yang lebih intim, memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi para penggemar seni dan penikmat film. Bagi Yunita, ini adalah langkah pertama yang membuka pintu bagi tantangan baru. "Aku pengen banget nyobain teater yang lebih besar lagi, di show yang lebih besar," tutup Yunita dengan penuh antusiasme.

Galeri Indonesia Kaya, yang dikenal sebagai ruang publik berbasis digital untuk mempromosikan seni dan budaya Indonesia, menjadi tempat yang tepat untuk menyajikan pertunjukan AKUKALUNA. Sebagai bagian dari komitmen Bakti Budaya Djarum Foundation untuk melestarikan kebudayaan Indonesia, tempat ini menyediakan platform bagi seniman untuk berkarya dan berkolaborasi dalam menciptakan seni yang menyentuh hati. Dengan lebih dari 2.500 pertunjukan yang telah dilaksanakan sejak didirikan, mereka memperkaya dunia seni pertunjukan Indonesia dengan karya-karya yang relevan dan menginspirasi.