Ajarkan Anak Bijak Plastik Sejak Dini, Yuk Moms Mulai dari Diri dan Rumah Sendiri!
Anak adalah peniru ulung. Tak heran jika perilaku orangtua maupun kondisi lingkungan tempat anak tumbuh turut memberi pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan karakter anak. Hal ini termasuk pula dalam hal menumbuhkan kesadaran anak untuk peduli lingkungan, terutama mengelola sampah plastik sejak dini.
Oleh karena itu, sinergi lingkungan sangatlah diperlukan. Ini adalah kerjasama dari berbagai pihak mulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat untuk bersama-sama mengedukasi generasi muda atau anak-anak untuk turut peduli terhadap sampah plastik, yakni dengan mengurangi pemakaian plastik, mendaur ulang, serta menggunakan kembali sampah plastik.
Untuk itulah, Mondelez Indonesia memperluas jangkauan inisiatif #BijakPlastikSejakDini yang kini telah memasuki tahun keempat penyelenggaraannya dengan menjadi mitra Gerakan Sekolah Sehat (GSS) Kemendikbudristek, serta menghadirkan rangkaian kegiatan guna memaksimalkan terciptanya sinergi lingkungan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Melibatkan sekolah sebagai sarana edukasi anak-anak terkait persoalan bijak plastik sejak dini, telah dilakukan perusahaan makanan ringan itu sejak lama.
“Konsep awalnya di tahun 2021, kami mengadakan Bank Sampah di sekolah-sekolah. Harapannya anak-anak ini sudah mulai paham bahwa sampah bisa dipilah dan memiliki nilai ekonomis. Sebagai perusahaan, selain untuk berbisnis dan bertumbuh di Indonesia, kami juga berkomitmen memiliki dampak positif terhadap masyarakat,” ujar Khrisma Fitriasari, Head of Corporate Communication & Government Affairs Mondelez Indonesia dalam acara konferensi pers Sinergi Lingkungan untuk Edukasi #BijakPlastikSejakDini di Hotel Artotel, Jakarta, Rabu (26/6/24).
Dan tahun ini, ujar Khrisma, mereka melebarkan sayap untuk menekankan pentingnya sinergi lingkungan mulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat untuk bersama-sama mengedukasi generasi muda. “Edukasi bijak plastik sejak dini ini perlu disampaikan sejak anak-anak. Apalagi data mengatakan bahwa masih sekitar 72% masyarakat Indonesia belum mengelola sampah plastiknya. Harapannya dengan program ini kami turut berkontribusi memberikan edukasi terhadap anak-anak sejak dini terkait pengelolaan sampah plastik sehingga mereka sudah mulai menyadari untuk mengurangi pemakaian plastik, memilah sampah, mendaur ulang dan menggunakan kembali plastiknya,” seru Khrisma.
Tasya Kamila selaku public figure dan seorang ibu menekankan persoalan sampah ini tak bisa dipandang sepele. “Pengelolaan sampah harus benar-benar dimulai dari diri sendiri dan rumah sendiri. Tiap orang kan menghasilkan sampah, kita punya tanggung jawab untuk mengelola sampah-sampah kita. Kalau sampah gak dipilah, gak diolah, terus sampah plastik tercampur dengan sampah-sampah lain sehingga akan makin sulit diolah, maka ujung-ujungnya akan mengakibatkan masalah lain. Jadi gak cuma dibiasakan pada orang dewasa aja, tapi juga pada anak-anak sejak dini,” seru Tasya.
Buku Edukasi Bijak Plastik Sejak Dini
Nah, untuk mempermudah edukasi pada anak-anak dan sebagai wujud dukungan terhadap Gerakan Sekolah Sehat, Khrisma menyebutkan bahwa mereka juga meluncurkan materi edukasi buku saku dan video animasi pengantar, yang dalam pembuatannya didukung oleh tim dari Indonesia Environmental Scientists Association (IESA).
Buku ini menekankan pentingnya peran masing-masing pihak (keluarga, sekolah, masyarakat) dan mendorong partisipasi mereka dalam menumbuhkan kesadaran #BijakPlastikSejakDini. “Untuk memudahkan pemahaman anak, materi dikemas dalam bentuk tantangan 30 hari menjadi #BijakPlastikSejakDini. Buku saku dan video pengantar ini terbagi menjadi dua kelompok usia, yakni untuk kelas 1-3 dan 4-6 dan dilengkapi dengan kolom monitoring yang melibatkan partisipasi guru, orangtua, maupun masyarakat sekitar untuk turut memantau perkembangan anak,” jelas Dr. Lina Trimugi Astuti, Sekretaris Jenderal IESA.
Hadirnya buku #BijakPlastikSejakDini ini, dirasa Tasya Kamila sangat membantu para orangtua. “Ini tentu bisa memudahkan orangtua dan juga masyarakat dalam mendorong tumbuhnya karakter bijak plastik sejak dini. Masing-masing elemen masyarakat bisa memberikan kontribusi yang berbeda, mulai dari penerapan kebiasaan di rumah, pengembangan keterampilan di sekolah, hingga interaksi dengan lingkungan sekitar,” katanya.
Khrisma mengatakan, inisiatif #BijakPlastikSejakDini yang telah berlangsung selama 4 tahun telah melibatkan partisipasi dari 1.500 peserta didik, guru dan orangtua murid sehingga terkumpul lebih dari 3 ton sampah plastik yang kemudian didaur ulang menjadi furniture penunjang kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah binaan Mondelez Indonesia.
“Sebagai kelanjutan dari rangkaian inisiatif #BijakPlastikSejakDini dimulai dengan workshop pengelolaan sampah plastik yang dihadiri lebih dari 500 peserta, mulai dari guru dan perwakilan sekolah (SD), perwakilan orangtua, mahasiswa, serta komunitas peduli lingkungan. Selain itu kami juga menyelenggarakan kompetisi digital yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu inovasi daur ulang sampah plastik dan inovasi ide pengelolaan sampah plastik,” tambahnya.
“Di tahun 2023, kami telah berhasil mengurangi 110 ton penggunaan plastik, baik melalui inovasi untuk mengurangi berat maupun dimensi kemasan, serta pengumpulan sampah plastik kemasan makanan ringan melalui kerjasama dengan Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO),” tutup Parveen Dalal, President Director Mondelez Indonesia.
Yuk, Moms, dukung edukasi bijak plastik sejak dini dengan memberikan contoh nyata kepada anak-anak. Mulailah mengelola sampah plastik dari diri dan rumah sendiri!