Babak Baru dalam Pendidikan Indonesia, Sekolah Ini Resmi Bertransformasi!
Moms dan Dads, ada kabar gembira dari dunia pendidikan Indonesia. HighScope Indonesia Institute kini resmi bertransformasi menjadi Redea Institute. Ini bukan sekadar perubahan nama, tapi sebuah langkah strategis yang menawarkan kesempatan pendidikan yang lebih luas dan inovatif bagi anak-anak kita.
Antarina S. F. Amir, Pendiri dan Presiden Direktur Redea Institute, menjelaskan bahwa perubahan tersebut lebih dari sekadar re-branding. Bertujuan untuk menggabungkan nilai-nilai lokal dengan kesempatan global, perubahan ini adalah langkah strategis untuk memperluas akses dan peluang bagi siswa di Indonesia.
“Kami telah berkembang melampaui apa yang pernah didukung oleh HighScope Indonesia Institute, dan Redea Institute hadir untuk memberikan manfaat lebih bagi siswa, keluarga, dan seluruh pemangku kepentingan,” ujar Antarina dalam konferensi pers yang berlangsung di Jakarta, Rabu (2/10/24).
Ini adalah komitmen mereka untuk terus berinovasi dan mendukung pendidikan berkualitas yang telah dibangun insitusi pendidikan ini sejak lebih dari dua dekade lalu.
Kemitraan Global
Sebagai bagian dari transformasi ini, Redea Institute menjalin kemitraan dengan dua lembaga pendidikan internasional terkemuka: Center For Excellence (CFE) at New Tech High School (NTHS) di Napa-California, yang merupakan program dari Friends of New Tech (FONT), dan PEN (Practice Enterprise Network) Worldwide.
Kerjasama ini akan memungkinkan siswa untuk terhubung dengan jaringan global yang lebih luas serta mengakses metode pembelajaran berbasis proyek dan pengalaman kewirausahaan yang relevan dengan dunia kerja.
Aaron Eisberg, Direktur Center for Excellence di New Tech High School (NTHS), Napa, California, mengatakan, “Peluncuran ini telah membuka jalan bagi kemitraan baru antara New Tech High School dan pendidikan di Indonesia. Kami sangat bersemangat untuk berkolaborasi dengan Redea dalam membangun generasi pemimpin masa depan yang siap menghadapi tantangan global dengan keterampilan abad ke-21.”
Fokus pada Kebutuhan Lokal
Kemitraan ini memberikan pengalaman pendidikan yang terhubung secara global, tetapi tetap memperhatikan kebutuhan lokal. Ini penting, mengingat anak-anak kita memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan kondisi di sekitar mereka.
Dubes Dian Triansyah Djani, diplomat RI yg pernah bertugas di New York dan Jenewa, Switzerland , juga menyatakan kebanggaannya terhadap Redea Institute. Menurutnya, institusi ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu menghadirkan pendidikan berkualitas global yang dapat menjadi model bagi negara lain.
Pengembangan yang Komprehensif
Tidak hanya menawarkan program untuk anak-anak usia dini hingga SMA, Redea Institute juga mengembangkan inisiatif penelitian, publikasi ilmiah, dan pelatihan bagi para pendidik. Ini adalah langkah penting untuk membangun ekosistem pendidikan yang kuat dan berkelanjutan di Indonesia.
Choky Sitohang, presenter ternama sekaligus orangtua siswa, menambahkan, “Saya percaya pada kepemimpinan Ibu Antarina karena beliau selalu mengutamakan kepentingan terbaik bagi anak-anak kami. Peluncuran ini adalah langkah besar yang semakin memperkuat komitmennya dalam memberikan pendidikan berkualitas tinggi.”
Choky menceritakan perjalanan putri sulungnya, Abigail yang kini berusia 13 tahun dan duduk di kelas 8. “Abbey pada awal masuk sekolah di HighScope sangat susah adaptasi. Dia sangat observatif dan butuh waktu untuk bergaul,” ungkap Choki. Memang bukan perjalanan singkat, namun berkat lingkungan sekolah yang mendukung, Abbey akhirnya menemukan teman-teman yang mengajarinya arti persahabatan.
Ini jadi reminder untuk kita semua, betapa pentingnya memiliki guru dan teman yang menyenangkan di dalam proses belajar anak.
Satu hal yang Choky tekankan adalah pendidikan haruslah menyenangkan. Menurutnya, jika guru tidak bisa menyampaikan pelajaran dengan cara yang menarik, maka anak-anak akan kesulitan menyerap informasi. “Anak-anak butuh pengalaman positif di sekolah, bukan hanya teori,” jelasnya.
Sebagai orangtua di era kekinian, Choky mengaku hal itu bukanlah tugas mudah, namun sangat menyenangkan. “Pentingnya lingkungan pendidikan yang mendukung, kemampuan guru dalam mengajar, dan kebebasan anak untuk bertanya adalah kunci dalam membentuk generasi yang cerdas dan mandiri,” katanya.
Ayah dari 3 orang anak tersebut pun sangat menyambut baik inisiatif peluncuran nama baru sekolah yang memiliki lebih dari 4.000 siswa dari prasekolah hingga SMA, serta lebih dari 1.000 alumni yang telah berkontribusi di berbagai bidang.
“Kami siap membawa pendidikan Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” tutup Ibu Antarina.
Jadi, Moms dan Dads, mari kita dukung langkah transformasi ini agar anak-anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan dunia yang terus berkembang!