Belajar Mengaji dengan Teknologi Kecerdasan Buatan

Dwi Retno - Rabu, 06 Maret 2024
Foto: (ki-ka) Prof. Dr. Sutarto Hadi (Co-founder ngaji.ai), Vanya Sunanto (COO Vokal.ai) dan Martijn Enter (Founder Vokal.ai) ditemui saat peluncuran aplikasi ngaji.ai
Foto: (ki-ka) Prof. Dr. Sutarto Hadi (Co-founder ngaji.ai), Vanya Sunanto (COO Vokal.ai) dan Martijn Enter (Founder Vokal.ai) ditemui saat peluncuran aplikasi ngaji.ai
A A A

Inilah salah satu manfaat kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam dunia pendidikan. Teknologi AI yang dikembangkan membuat aplikasi ngajiai mampu mendeteksi akurasi pelafalan bacaan Al-Qur’an melalui teknologi Automatic Speech Recognition (ASR), agar proses belajar mengaji dapat dilakukan secara mandiri.

Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, di mana 91 persen warga muslim memiliki pandangan bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an penting untuk dimiliki. Selama ini, orang tua biasanya memanggil guru untuk belajar mengaji di rumah, atau mendaftarkan anaknya ke TPA/TPQ, dan jarang ada pilihan lain. Selain itu, ada juga keinginan memperdalam kemampuan membaca ayat-ayat suci Al-Quran di diri muslim dewasa, namun ada rasa malu dan enggan untuk belajar lagi dari guru. Menurut Prof. Dr. Sutarto Hadi, Co-founder ngajiai hal inilah yang melatarbelakangi aplikasi ini dihadirkan.

Diharapkan diluncurkan aplikasi berbasis artificial intelligence dan automatic speech recognition, ini dapat memberi feedback untuk membantu pengguna mengetahui apakah pengucapannya sudah benar atau belum. Aplikasi ini juga menjawab tantangan proses belajar mengaji yang lebih fleksibel dan tanpa batas, sehingga siapapun bisa belajar mengaji di manapun, kapanpun dan di usia berapapun, aplikasi ini dapat digunakan oleh anak sejak usia 3 tahun hingga orang dewasa, jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak belajar mengaji.

Menerapkan scoring system, dimana pengguna akan mendapatkan nilai ketika menyelesaikan materi belajar dan mengerjakan latihan. Pengguna juga bisa memantau kemajuan belajarnya yang dibagi menjadi 3 tahapan yaitu pemula, menengah, dan mahir, yang diukur berdasarkan total skor yang dikumpulkan. Terdapat juga papan peringkat sebagai salah satu fitur gamification yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi pengguna untuk belajar terus. Pengguna juga dapat melihat detail pencapaian yang didapat oleh pengguna lain, serta dapat membagikan pencapaian ke media sosial.

Banyak fitur yang dapat dinikmati melalui aplikasi ini salah satunya, pengguna dapat mengetahui jadwal salat berdasarkan lokasi, dengan notifikasi waktu salat dan berbuka, serta mengetahui arah kiblat dengan koordinat yang tepat. Bagi pengguna yang ingin memeriksa kemampuan tadarus, fitur ASR pada menu tadarus bisa mendeteksi kelancaran pengguna mengaji. Fitur exam juga dapat memastikan pengguna sudah menguasai materi dengan tepat atau masih ada area yang bisa diperbaiki. Aplikasi ini juga memiliki fitur rekomendasi ayat setiap hari untuk pendalaman ayat-ayat Al-Quran selama bulan Ramadan.

Menurut Martijn Enter, Founder Vokalai, aplikasi ini telah dikembangkan sejak 2020 menggunakan teknologi yang dikembangkan bersama oleh para expert asal Indonesia dan Belanda di bidang data collection, materi pembelajaran mengaji, IT, dan machine learning.

“Menurut pendapat saya, masa depan AI di dunia pendidikan Indonesia memiliki potensi yang besar sekali untuk kemajuan dan transformasi. AI dapat menyesuaikan pengalaman belajar berdasarkan kebutuhan masing-masing pelajar dan gaya belajar, sehingga bisa menghasilkan pengertian yang lebih dalam dan interaksi lebih baik. Aplikasi ini dapat menyesuaikan level kesulitan dan kecepatan belajar berdasarkan performa pengguna, sehingga memastikan adanya kemajuan pemahaman dan menghindari pengguna hilang motivasi untuk belajar,” imbuh Martijn.

Latest Update
Explore more fun