Bukan Hanya Pertunjukan, Festival Teater Indonesia Jadi Ruang Belajar, Kolaborasi, dan Regenerasi
Tak hanya jadi ajang pertunjukan, Festival Teater Indonesia (FTI) pun jadi ruang belajar, kolaborasi, dan regenerasi.
Menghadirkan 20 pertunjukan teater terpilih dari berbagai kelompok dan seniman di empat kota besar: Medan, Palu, Mataram, dan Jakarta, digelar perdana pada 1-16 Desember 2025.
Hasil kolaborasi antara Yayasan Titimangsa dan Perkumpulan Nasional Teater Indonesia (Penastri) yang didukung oleh Kementerian Kebudayaan RI, acara ini bukan sekadar pementasan, tetapi dirancang sebagai titik temu nasional bagi ekosistem teater Indonesia.
Seluruh 20 penampil yang terpilih dari proses kurasi ketat akan mementaskan adaptasi dari karya-karya sastra Indonesia, sejalan dengan agenda Kementerian Kebudayaan untuk penguatan ekosistem sastra dan Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya.
Selain pementasan utama yang berlangsung di Auditorium RRI Medan (1-3 Des), Gedung Kesenian Palu (6-8 Des), Taman Budaya NTB Mataram (10-12 Des), dan Graha Bhakti Budaya TIM Jakarta (14-16 Des), pengunjung juga dapat mengikuti berbagai program sayap seperti bincang karya, lokakarya, diskusi, dan pameran arsip.
Seluruh rangkaian acara dirancang untuk memperkuat tali persaudaraan antar-komunitas teater lintas wilayah, mendorong regenerasi, dan mendokumentasikan jejak sejarah teater lokal.
"Panggung teater menyatukan perbedaan latar belakang, dan kegiatan ini diharapkan menjadi ruang untuk saling beradaptasi," ungkap Happy Salma, Penggagas FTI dalam konferensi pers di gedung Kemendikdasmen, Sudirman, Jakarta pada Rabu, 26 November 2025.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Kemendikdasmen RI, Ahmad Mahendra mengemukakan, sejak awal ini dirancang selaras dengan agenda besar Kementerian Kebudayaan, terutama penguatan ekosistem sastra dan Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya.
“Pertama, selaras dengan program-program penguatan ekosistem sastra, menjadi ruang penting untuk mendorong alih wahana karya sastra Indonesia ke panggung teater. Praktik silang-media seperti ini terbukti efektif menghidupkan ekosistem sastra. Kedua, juga sejalan dengan tujuan MTN Seni Budaya, yaitu membuka ruang bagi lahirnya talenta-talenta baru untuk berkiprah di panggung nasional dan internasional. Memperkuat jalur perkembangan karier mereka di bidang sastra dan seni pertunjukan,” kata Ahmad Mahendra.
Adapun tiket seluruh pertunjukan dapat dipesan secara gratis melalui laman resmi Titimangsa.