

Ekonomi Indonesia 2025: Membaca Arah di Tengah Ketidakpastian

Salah satu perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia, AXA Mandiri menggelar acara "Buka Puasa Bersama dan Media Briefing - Economic Outlook 2025" pada Jumat, 7 Maret 2025 di Kuningan City, Jakarta Selatan.
Acara ini membahas tantangan dan peluang ekonomi di tahun 2025, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko finansial akibat kondisi ekonomi domestik dan global.
Mereka memahami bahwa setiap individu memiliki harapan dan impian yang ingin diraih. Namun, berbagai tantangan, termasuk ketidakpastian kondisi keuangan akibat faktor ekonomi nasional dan global, sering kali menghambat pencapaian tersebut.
Oleh karena itu, melalui Economic Outlook 2025, mereka ingin memberikan wawasan yang mendalam kepada masyarakat.
Diharapkan, masyarakat juga dapat lebih siap dalam menghadapi risiko finansial dan merencanakan masa depan mereka.
"Kami sangat konsen dengan edukasi literasi keuangan kepada masyarakat. Acara ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi di bulan Ramadhan. Kami akan terus berupaya meningkatkan kepercayaan nasabah," kata Handojo G. Kusuma, Presiden Direktur AXA Mandiri dalam sambutannya.
Hadir pula Dian Ayu Yustina, Economist Bank Mandiri yang mempresentasikan "Indonesia Economic Outlook 2025: Menavigasi Ketidakpastian yang Familiar".
Dian menyoroti sejumlah tantangan dan peluang yang akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, ekonomi global menunjukkan perlambatan di negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Cina.
"Konflik geopolitik, seperti perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas, serta ketidakpastian kebijakan ekonomi, turut menambah kompleksitas situasi global. Namun, di tengah tantangan ini, terdapat potensi realokasi investasi dari Cina dan peningkatan arus perdagangan ke pasar AS," jelas Dian.
Di dalam negeri, Indonesia menghadapi dinamika tersendiri. Tahun 2025 akan menjadi tahun "super election," yang dapat memengaruhi sentimen pasar. Selain itu, fluktuasi harga komoditas, tren konsumsi yang beragam, dan realisasi belanja pemerintah yang lebih cepat, juga akan menjadi faktor penentu.
Strategi dan Prospek Pertumbuhan
Dalam kesempatan ini, Bank Mandiri merekomendasikan strategi untuk menangkap potensi realokasi investasi dari Cina dan meningkatkan arus perdagangan ke AS. Identifikasi sektor-sektor yang diuntungkan dari kebijakan pemerintah baru dan tren permintaan global juga menjadi kunci. Manajemen risiko dan uji stres perlu dilakukan untuk menghadapi volatilitas pasar dan arus modal keluar.
Meskipun ada tantangan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil di angka 5,0%. Konsumsi domestik dan investasi diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan. Sektor-sektor seperti jasa lainnya, jasa bisnis, transportasi & pergudangan, serta informasi & komunikasi menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
Kebijakan Moneter dan Pasar Keuangan
Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan melakukan pemangkasan suku bunga secara moderat sekitar 50 bps. Volatilitas pasar dan arus modal keluar non-residen tetap menjadi perhatian. Regulasi Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang lebih ketat, juga akan berperan dalam menjaga stabilitas pasar keuangan.
Fokus pada Sektor Strategis
Pemerintah memiliki enam program untuk mendorong pertumbuhan di sektor-sektor strategis. Defisit fiskal diharapkan tetap terjaga dengan baik, didukung oleh prospek pendapatan yang optimis. Peningkatan tarif PPN atas barang mewah juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara.
Kesimpulannya, outlook ekonomi Indonesia tahun 2025 diwarnai oleh ketidakpastian global dan domestik. Namun, dengan strategi yang tepat dan fokus pada sektor-sektor strategis, Indonesia memiliki potensi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.