Fondasi Emas untuk Anak Usia Dini: Mengapa Prasekolah dan TK Jadi Investasi Terbaik untuk Anak?
Banyak orang tua mungkin masih menganggap pendidikan formal baru dimulai saat anak masuk SD. Padahal, penelitian membuktikan bahwa usia 0–7 tahun justru adalah masa emas perkembangan otak anak —bahkan 90% otak sudah berkembang di usia 5 tahun! Di fase inilah rasa ingin tahu, percaya diri, kreativitas, hingga kemampuan sosial-emosional terbentuk.
Menyadari pentingnya periode ini, Happy Hope International Preschool dan BATAS Learn&Play hadir sebagai ekosistem pendidikan anak usia dini yang tak hanya menggabungkan standar internasional, tapi juga berbasis nilai keagamaan, dalam hal ini pendekatan Islam.
Menumbuhkan Fitrah Anak Sejak Dini
Issyarah Feah, CEO dan Founder BATAS, menegaskan bahwa setiap anak lahir dengan fitrah bawaan yang Allah titipkan. “Peran kita sebagai orang tua dan pendidik adalah menyiapkan lingkungan yang baik —baik melalui pendidikan formal maupun dorongan keberanian— untuk menanamkan, menemukan, dan menumbuhkan fitrah tersebut,” ujar wanita yang disapa dengan panggilan Syarah ini.
Visi inilah yang kemudian melahirkan Happy Hope pada Desember 2024 dan memulai kelas belajar di Januari 2025, dengan menghadirkan pendidikan formal dan ekstrakurikuler yang menjadi fondasi utama pendidikan anak usia dini mulai dari usia 1-7 tahun. Menggandeng kurikulum IEYC (International Early Years Curriculum) dari Inggris dan pendekatan Faith Based Education, Happy Hope menjadi prasekolah (pre-school) dan Taman Kanak-kanak (Kindergarten) bertaraf internasional yang memakai pendekatan Islam dalam proses belajar dan mengajar.
Dengan kombinasi ini, anak-anak tidak hanya dipersiapkan secara akademis, tapi juga dibekali fondasi iman, akhlak, dan kepercayaan diri.
Main Adalah Belajar
Implementasi kurikulum IEYC, lanjut Syarah, sangat menekankan pada pembelajaran yang berbasis inkuiri, menghubungkan pembelajaran dengan permainan, eksplorasi, pengalaman sehari - hari yang tidak hanya berfokus secara akademik namun secara keseluruhan pada perkembangan pribadi, sosial, emosional, fisik, selain tetap mengutamakan perkembangan literasi dan numerasi dini anak.
Hal senada disampaikan oleh Fadzillah, Principal Happy Hope International Preschool. Kurikulum pembelajaran, katanya, disusun dengan tujuan untuk mendorong kemandirian, keingintahuan anak, kepercayaan diri dalam menyelesaikan tantangan, serta menanamkan kepercayaan diri anak dalam mengambil peran di dalam kesehariannya.
Fadzillah menjelaskan bahwa konsep mereka adalah holistic and play-based learning. “Pendidikan itu bukan mengubah anak, tapi menjaga dan menumbuhkan fitrahnya. Anak-anak seharusnya belajar lewat bermain, menjelajah, dan mengeksplorasi,” jelasnya.
Ia mencontohkan, pada anak usia usia 1–2 tahun, kegiatan fokus pada stimulasi motorik dan interaksi sosial. Pada anak dengan usia yang lebih besar, aktivitas tetap berbasis bermain, tapi mulai diperkaya dengan bahasa, sosial-emosional, dan nilai keimanan. “Dengan cara ini, kurikulum internasional dan nilai Islam tidak bertabrakan, justru saling menguatkan,” tambah Fadzillah.
After School: Belajar yang Kaya Aktivitas
Tak berhenti di kelas formal, anak-anak juga bisa melanjutkan kegiatan di BATAS Learn&Play, aktivitas belajar sepulang sekolah mulai dari umur 3-14 tahun, pada pukul 13.30 - 17.30 dari hari Senin – Sabtu. Ada banyak pilihan kelas, mulai dari Quran Learning Club, Speaking Academy, Mathematics, STEAM, Halal Cooking, Swimming, Kelas Adab, Tahfidz, Taekwondo, dan masih banyak lagi. Peluncuran Learn&Play ini dilakukan BATAS untuk memaksimalkan tumbuh kembang baik dari segi fisik, mental, dan kemampuan literasi dan numerasi golden generation.
Tak hanya itu, rasio guru dan murid pun dijaga kecil, sehingga setiap anak mendapatkan perhatian personal. Untuk kualitas pembelajaran, setiap kelas dibatasi jumlah siswa: misalnya kelas usia 1–2 tahun maksimal 7 anak dengan 2 guru, sedangkan kelas usia 5–7 tahun maksimal 14 anak dengan 2 guru.
Adapun pembagian kelas berdasarkan usia di lembaga pendidikan ini terdiri dari: Seedling Tots (1-2 tahun), Tiny Roots (2-3 tahun), Early Bloomers (3-4 tahun), Early Bloomers (4-5 tahun) dan Junior Learners (5-7 tahun).
Baru enam bulan beroperasi, kedua lembaga pendidikan ini sudah menampung hampir 100 siswa. Bahkan daftar tunggu harus ditutup karena kapasitas penuh. “Ada orang tua yang baru melahirkan ingin langsung mendaftarkan anaknya. Bahkan ada calon orang tua yang masih program hamil tapi sudah reservasi,” cerita Issyarah sambil tersenyum.
“Harapannya, sinergi antara Happy Hope dan BATAS Learn&Play bisa jadi partner bertumbuh bagi orang tua, terutama dalam membangun ketahanan, penalaran, kestabilan emosi, dan keterampilan anak menghadapi tantangan hidup,” ujar Claudia Ladian, Principal BATAS Learn&Play.
Orang Tua Ikut Terlibat
Moms, menariknya, bukan hanya anak yang belajar di sini. Sekolah juga melibatkan orang tua dan support system keluarga. “Pendidikan tidak bisa berdiri sendiri hanya di sekolah. Kami berkolaborasi dengan orang tua melalui parenting program, bahkan melibatkan pengasuh hingga supir keluarga lewat pelatihan khusus. Tujuannya, supaya nilai yang ditanamkan konsisten di semua lingkungan anak,” jelas Issyarah.

Visi besar lembaga pendidikan ini jelas, yakni melahirkan generasi emas Indonesia tahun 2045. Issyarah menambahkan, tantangan masa depan seperti teknologi dan AI harus diantisipasi sejak dini. “Anak-anak perlu dibekali moral dan akhlak yang kuat, supaya tidak kehilangan jati diri di tengah derasnya perubahan zaman,” ungkapnya.
Moms, memilih sekolah untuk si kecil memang bukan hal sepele. Tapi satu hal yang pasti: masa emas anak hanya datang sekali. Apa yang kita berikan di tahun-tahun pertama ini akan jadi fondasi sepanjang hidupnya.
Prasekolah dan TK bukan sekadar tempat anak bernyanyi atau bermain, tapi ruang di mana rasa ingin tahu, kepercayaan diri, akhlak, hingga kemampuan sosialnya diasah. Karena pada akhirnya, bukankah kita semua ingin anak tumbuh bahagia, berakhlak baik, dan siap menghadapi masa depan?