Jangan Anggap Enteng Migrain, Ternyata Berpengaruh pula Terhadap Pola Pendidikan Anak

Novita Sari - Jumat, 14 Juni 2024
Webinar “Bulan Kesadaran Migrain dan Nyeri Kepala: Migrain Bukan Nyeri Kepala Biasa” yang diselenggarakan oleh Persatuan Dokter Neurologi Indonesia dan Kemenkes RI yang didukung oleh Pfizer Indonesia pada Kamis, 13 Juni 2024. Foto: Tangkapan Layar
Webinar “Bulan Kesadaran Migrain dan Nyeri Kepala: Migrain Bukan Nyeri Kepala Biasa” yang diselenggarakan oleh Persatuan Dokter Neurologi Indonesia dan Kemenkes RI yang didukung oleh Pfizer Indonesia pada Kamis, 13 Juni 2024. Foto: Tangkapan Layar
A A A

Migrain tak hanya membawa rasa sakit yang luar biasa bagi penderitanya, tetapi juga dapat memberikan dampak signifikan pada pola pendidikan anak. Hal ini terungkap dalam Webinar “Bulan Kesadaran Migrain dan Nyeri Kepala: Migrain Bukan Nyeri Kepala Biasa” yang diselenggarakan oleh Persatuan Dokter Neurologi Indonesia (PERDOSNI) dan Kemenkes RI yang didukung oleh Pfizer Indonesia pada Kamis, 13 Juni 2024.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Restu Susanti, Sp.N(K).M.Biomed, PERDOSNI, mengatakan, migrain banyak menyerang perempuan di usia produktif dan biasanya banyak dialami setelah menikah. “Migrain ini banyak menyerang perempuan usia produktif, dimana tidak saja akan mengganggu pekerjaan, tetapi juga akan berpengaruh terhadap pola pendidikan anak,” ungkap Dr. Restu. “Oleh karena itu, perlu penanganan atau penatalaksanaan migrain yang tepat agar migrain tidak menjadi kronis,” tambah Dr. Restu.

Ya, migrain tidak hanya memengaruhi orang yang mengalaminya, tetapi juga dapat berdampak signifikan pada pola pendidikan anak mereka. Migrain dapat membuat orangtua sulit untuk terlibat dalam pendidikan anak mereka. Hal ini dapat terjadi karena, migrain dapat menyebabkan kelelahan, yang dapat membuat orangtua sulit untuk membantu anak dengan pekerjaan sekolah, menghadiri acara sekolah, atau menjadi sukarelawan di kelas.

Gejala migrain, seperti nyeri, mual, dan sensitivitas terhadap cahaya ataupun suara, dapat membuat orangtua sulit untuk fokus pada apa pun selain rasa sakit mereka. Orangtua dengan migrain lebih berisiko mengalami kecemasan dan depresi, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk mengasuh anak dan terlibat dalam pendidikan anak.

Beberapa Tanda dan Gejala Migrain:

  • Nyeri kepala berat dan berdenyut di satu atau kedua sisi kepala
  • Mual dan muntah
  • Sensitivitas terhadap cahaya dan suara
  • Hidung tersumbat
  • Mata berair
  • Leher kaku
  • Perubahan suasana hati
  • Kelelahan

Beberapa Faktor yang Dapat Memicu Migrain:

  • Genetik
  • Perubahan hormon
  • Stres
  • Kurang tidur
  • Cahaya terang
  • Suara keras
  • Bau-bauan tertentu
  • Makanan dan minuman tertentu
  • Cuaca

Bagaimana Cara Mengobati Migrain?

Pengobatan migrain tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

  • Mengonsumsi obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen
  • Menggunakan kompres dingin atau hangat di kepala
  • Istirahat di ruangan yang gelap dan sunyi
  • Minum air putih yang banyak
  • Menghindari pemicu migrain
  • Mengelola stres
  • Olahraga secara teratur
  • Makan makanan yang sehat
  • Tidur yang cukup

Jika kamu sering mengalami migrain, penting untuk berkonsultasi dengan dokter demi mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Dokter juga dapat membantu kamu untuk mengelola pemicu migrain dan meningkatkan kualitas hidup.

Migrain Bukan Nyeri Kepala Biasa, Kenali Lebih Dalam!

Memeringati Bulan Kesadaran Migrain dan Sakit Kepala yang jatuh pada bulan Juni, PERDOSNI didukung Pfizer Indonesia, mengadakan rangkaian kegiatan sesi edukatif yang berlangsung dari 13 Juni hingga 3 Juli 2024 guna mengingatkan masyarakat untuk mengatasi penyakit migrain secara serius.

Pada seminar daring bertajuk “Migrain Bukan Nyeri Kepala Biasa”, Kamis, 13 Juni 2024, dr. Tiersa Vera Junita M.Epid – Ketua Tim Kerja Gangguan Otak, Direktorat Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI dalam sambutannya, mengatakan, “Kami mendukung penuh upaya PERDOSNI untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penanganan penyakit migrain yang tepat. Melalui acara webinar edukasi ini, kami berharap masyarakat mendapat pemahaman akan pentingnya mengatasi gejala penyakit migrain sedini mungkin dan selalu berkonsultasi dengan dokter, mengingat migrain adalah penyakit yang dapat memengaruhi kualitas hidup, dan dapat berkembang kronis sehingga memengaruhi performa harian seseorang. Secara global, migrain termasuk salah satu masalah kesehatan yang paling banyak dikaitkan dengan disabilitas pada usia produktif. Migrain yang tidak tertangani dengan baik, dapat berkembang menyebabkan masalah kesehatan mental, dan penggunaan obat yang berlebih, yang membuatnya semakin sulit untuk ditangani”.

Lebih lanjut, Ketua PERDOSNI Dr. dr. Dodik Tugasworo P, Sp.N. Subsp.NIOO(K), MH juga menjelaskan, “Melalui sosialisasi migrain pada Bulan Kesadaran Migrain dan Sakit Kepala, kami berharap masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang migrain, berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, serta memberi dukungan dan empati terhadap penderita migrain sebagai bagian dari kepedulian sosial dan komunitas.”

Disamping itu, dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.N. Subsp.NN(K), ahli neurologi PERDOSNI menyebutkan bahwa migrain adalah kelainan neurologis yang tidak hanya menyebabkan sakit kepala, tetapi seringkali juga merupakan kumpulan gejala yang dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari, yang disebabkan oleh perubahan kimiawi tubuh dan otak, dan faktor genetik yang merupakan penyebab separuh dari semua migrain.

dr. Henry mengingatkan, “Jika mempunyai riwayat sakit kepala, atau jika pola sakit kepala berubah atau sakit kepala terasa berbeda, atau sering mengalami tanda dan gejala migrain, catat serangan yang dialami dan cara Anda menanganinya, segera konsultasi dengan dokter, untuk menyingkirkan adanya masalah medis yang lebih serius serta untuk mendapatkan penanganan yang tepat berdasarkan tipe nyeri kepalanya”.

Seorang ‘Pejuang Migrain’, Muhammad Ainul Fahmi dari Surabaya mengatakan bahwa penting untuk memahami migrain. Fahmi menyarankan untuk melakukan beberapa perawatan seperti kompres panas atau dingin untuk mengurangi ketegangan, beristirahat di tempat yang tenang, melakukan pijatan lembut pada kepala yang terasa sakit, menambah konsumsi air minum, tidur yang cukup, menjaga pola makan yang sehat, olahraga aerobik untuk meregangkan otot yang tegang, dan jangan lupa selalu konsultasi dengan dokter.

Senior Manager Global Policy and Public Affairs Pfizer Indonesia, Khoirul Amin turut menyampaikan, “Kami berharap dengan adanya seminar edukatif ini, masyarakat dapat meningkatkan pemahaman dan kepedulian mengenai migrain, tidak hanya bagi penderita migrain, tetapi juga keluarga, sahabat, dan rekan kerja”.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Bersama Lawan Dengue, Investasi untuk Kesehatan Karyawan dan Produktivitas Perusahaan
img
Pentingnya Perawatan Holistik dan Optimal untuk Bayi Prematur
img
Gejala Sering Tertukar dengan Maag, Waspada Kanker Lambung! Begini Panduan Nutrisi Mencegahnya
img
Cacar Air Tengah Mewabah di Sekolah, Lindungi Anak dengan Vaksin Varisela, Segera!