ads

Health Belief Model Harus Jadi Pijakan Kebijakan Kesehatan

Dwi Retno - Jumat, 30 Mei 2025
Promosi kesehatan Indonesia wajib terapkan Health Belief Model (Foto : Ist)
Promosi kesehatan Indonesia wajib terapkan Health Belief Model (Foto : Ist)
A A A

Di tengah gencarnya upaya program kesehatan dari pemerintah seperti program Cek Kesehatan Gratis, Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), screening PTM (penyakit tidak menular), program makanan bergizi gratis untuk anak sekolah, serta pencegahan stunting, ditemukan satu akar masalah utama: keyakinan masyarakat terhadap kesehatan itu sendiri.

Peneliti Kedokteran Komunitas, Dr. Ray Wagiu Basrowi menunjukkan bahwa sejumlah penelitian perilaku kesehatan merekomendasikan penerapan intervensi pada pemaknaan kesehatan atau Health Belief Model dapat membantu efektivitas program kesehatan. Hasil sejumlah penelitian ini dituangkan dalam buku terbaru berjudul Sehat Setengah Hati - Interpretasi Paradoks Health Belief Model, karya Ray Wagiu Basrowi.

Penulis buku, Ray Wagiu Basrowi, menyampaikan, “Sebesar apa pun investasi negara dalam bidang kesehatan akan sia-sia bila masyarakat tidak merasa rentan, tidak yakin terhadap manfaatnya, atau terus merasa ‘masih muda, masih sehat, belum perlu periksa.’ Inilah mengapa Health Belief Model perlu diintegrasikan ke dalam setiap strategi komunikasi dan implementasi program kesehatan.”

Menurut Ray, Health Belief Model (HBM)—yang telah digunakan secara global sejak 1950-an menekankan enam dimensi psikologis: perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, cues to action, dan self-efficacy. Buku ini menguraikan bagaimana faktor-faktor tersebut gagal dijawab dalam berbagai program preventif, mulai dari vaksinasi, pemeriksaan gula darah, hingga gaya hidup sehat.

HBM yang disampaikan lewat buku ini relevan dengan Program Kesehatan Saat Ini. Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis dan Deteksi Dini PTM akan lebih efektif namun sayangnya banyak masyarakat merasa “belum perlu” karena tidak merasakan gejala.

Ditemui di tempat yang sama, Nila F Moeloek, Menteri Kesehatan RI 2014-2019 yang menjadi narasumber pada peluncuran buku ini menjelaskan bahwa konsep HBM yang dituangkan dalam buku ini sangat penting untuk disimak pengambil kebijakan. “Karena ini adalah intervensi strategis yang dapat meningkatkan efektivitas program kesehatan nasional yang telah terbukti ilmiah,” ujar Nila Moeloek.

Sementara figur publik dan pemengaruh kesehatan, Rory Asyari menegaskan konsep HBM sangat penting agar para influencer dan praktisi kesehatan seperti dirinya juga terbantu dalam mengedukasi masyarakat. Menurut Rory, “pesan kesehatan yang memasukkan konsep ini dapat memastikan edukasi tepat sasaran dan sesuai konteks”.

Melalui buku ini, Ray yang merupakan Pendiri Health Collaborative Center (HCC) ini mengajak Kementerian Kesehatan dan semua pemangku kepentingan untuk mengintegrasikan pendekatan Health Belief Model dalam desain, pelatihan kader, dan strategi komunikasi perubahan perilaku. Ray juga menambahkn perlu membuat indikator “kepercayaan dan makna sehat” sebagai bagian dari evaluasi program nasional.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
HTTS 2025: YKI & POI Bersatu Padu Perangi Asap Rokok Demi Masa Depan Sehat
img
Air Saja Tidak Cukup! Antiseptik dengan Povidone-Iodine Jadi Solusi Tepat Kebersihan dan Kenyamanan Daerah Kewanitaan
img
Health Belief Model Harus Jadi Pijakan Kebijakan Kesehatan
img
Manfaat Minuman Probiotik bagi Kesehatan Usus, Kini Ada Rasa Mangga, Lho!