Jangan Biarkan PR Menjadi Beban bagi Anak

Efa Trapulina - Senin, 22 Januari 2024
Orangtua bisa mengajak anak menyusun jadwal kegiatan rutin di rumah, termasuk kegiatan bermain dan mengerjakan PR (Foto: Ist)
Orangtua bisa mengajak anak menyusun jadwal kegiatan rutin di rumah, termasuk kegiatan bermain dan mengerjakan PR (Foto: Ist)
A A A

Sejak dulu, PR atau Pekerjaan Rumah merupakan santapan sehari-hari yang tak pernah ‘lupa’ diberikan guru. Pemberian PR salah satunya berfungsi untuk membiasakan anak berdisiplin terhadap tugas-tugas dan kewajibannya sebagai pelajar. Selain itu, untuk melihat sejauh mana anak telah memahami materi-materi pelajaran yang diberikan guru.

Namun, tak jarang PR juga menjadi momok mengerikan bagi anak ketika ia menerima tugas rumah yang sangat banyak. Ya, sering terjadi, dalam sehari, anak mengerjakan lebih dari 2 PR. Jika terjadi seperti ini, apa yang sebaiknya dilakukan orangtua agar anak tidak terbebani dengan pekerjaan rumahnya?

Jadwal Bermain – Belajar dan Berikan Reward

Jika mengerjakan PR sudah menjadi rutinitas harian anak, adakalanya mereka menjadi bosan, malas, dan jenuh. Jika si kecil menunjukkan perilaku tersebut, Moms bisa bertanya apa yang membuat anak merasa enggan mengerjakan PR.

Selidiki apakah karena tuntutan materi pelajarannya, kesulitan yang mungkin dihadapi, pengaruh guru pelajaran tersebut di sekolah, atau sebab lain seperti kebiasaan melakukan aktivitas di rumah yang tidak terencana, kebiasaan bermain yang dihentikan sehingga anak merasa ‘dirugikan’ dan sebagainya.

Dengan mengetahui penyebabnya, maka orangtua perlu mengambil sikap yang bijaksana. Misalnya memberikan penjelasan positif mengenai tanggungjawab dan manfaat mengerjakan PR sesuai tahapan perkembangan anak. Atau mengajak anak menyusun jadwal kegiatan rutin di rumah, termasuk kegiatan bermain dan mengerjakan PR. Misalnya jam 6–7 malam, anak belajar atau membuat PR.

Pemberian reward untuk anak, dapat diterapkan pula untuk memacu motivasi anak. Contohnya, anak boleh bermain jika PR-nya sudah selesai dikerjakan.

Dampingi Bukan ‘Menunggui’

Bila anak menemui kesulitan, maka Moms atau Dads sebagai orangtua yang menjadi tempatnya bertanya. Menemani atau mendampingi si kecil tidak berarti orangtua langsung memberi tahu jawaban yang benar tanpa meminta anak mencoba terlebih dahulu.  Jika orangtua yang mengerjakan PR, justru membuat anak semakin terperosok dalam ketergantungan.

Untuk itu, orangtua perlu meluangkan waktu lebih banyak untuk anak, jangan hanya menginginkan hasil yang instant karena anak-anak perlu waktu dan proses untuk menjadi lebih tahu dan pandai.

Pendampingan orangtua ketika anak mengerjakan PR bukan ditampilkan sebagai tindakan ‘menunggui’ anak. Jika ditunggui, anak akan merasa tidak nyaman, atau merasa tidak dipercaya bahwa dia bisa mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri dengan baik.

Untuk anak usia SD terutama di kelas kecil, memang orangtua perlu mendampingi anak belajar termasuk dalam mengerjakan PR. Namun, seiring berjalannya waktu, orangtua sebaiknya secara perlahan melepaskan diri dan membiarkan anak untuk mengerjakan PR-nya sendiri.

Koordinasi Antara Orangtua - Guru

PR memang memberikan manfaat untuk anak-anak. Namun, yang perlu menjadi perhatian adalah beban PR yang harus dikerjakan anak setiap harinya. Jika dalam sehari, sedikitnya anak harus menyelesaikan 3 PR misalnya, tentu akan menjadi beban bagi anak dan lebih parah lagi bisa membuat anak stres.

Oleh karena itu, tak ada salahnya orangtua menyampaikan keberatan kepada pihak sekolah bila PR yang diberikan sudah melampaui batas kemampuan anak. Di sinilah pentingnya kerjasama antara orangtua murid dan guru.

Selama ini, orangtua biasanya harus menandatangani PR yang sudah dikerjakan anak sebagai bukti pengawasan. Tentu saja orangtua bukan sekadar menandatangani saja tanpa memeriksa hasil pekerjaan anaknya. Sebab, tanda tangan hanyalah  sebagai suatu justifikasi, yang terpenting ialah orangtua memantau proses kerja anak dalam menyelesaikan PR atau tugas mereka.

Selain itu, selalu perhatikan kesehatan mental anak. Cara sederhananya adalah Moms dan Dads dapat memberikan pujian lisan setelah memeriksa dan menandatangani PR anak. Dengan begitu, anak merasa bangga bisa menyelesaikan PR nya dan semakin termotivasi, bukan menjadikan PR sebagai suatu beban.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Kolaborasi Internasional Perbaikan Infrastruktur dan Sanitasi untuk Keluarga Berpenghasilan Rendah di Rajeg, Tangerang
img
Edukasi Ribuan Ibu dan Anak, Gerakan Anti Ruam Kolaborasi Bersama Puskesmas di Indonesia
img
Luncurkan Kampanye ‘Bikin Seru Indonesia’ Destinasi Hiburan Keluarga Ini Beri Kejutan Spesial di Hari Pelanggan Nasional
img
Solusi Praktis Penuhi Asupan Omega 3 & 6 dalam Menu Makanan Anak-anak