

Kurangi Screen Time, Yuk Moms Ajak Anak Perbanyak Main di Luar Ruangan

Orang tua masa kini menghadapi tantangan ganda: ingin membatasi screen time pada anak, tapi pilihan ruang bermain aman di sekitar rumah nyaris tak tersedia. Faktanya, 9 dari 10 kota di Indonesia dikategorikan tidak ramah anak karena minimnya taman dan ruang bermain terbuka, sementara 70 persen fasilitas yang ada sudah tidak layak pakai.
Padahal mengajak anak bermain di luar ruangan memberikan segudang manfaat. Mulai dari peningkatan kesehatan fisik seperti tulang yang kuat dan risiko mata minus yang lebih rendah, hingga perkembangan kognitif dan sosial seperti kreativitas, pemecahan masalah, dan kemampuan bersosialisasi. Paparan sinar matahari penting untuk produksi vitamin D dan membantu meningkatkan suasana hati, sementara aktivitas fisik di luar ruangan membangun ketahanan dan kebugaran.
Tak hanya itu saja, mengajak anak bermain di luar ruangan juga berpengaruh terhadap mental dan emosional anak. Diantaranya dapat meningkatkan suasana hati. Aktivitas di luar ruangan dapat membantu meredakan emosi negatif dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan. Juga dapat mengurangi stres dan kecemasan pada anak. Paparan alam dan aktivitas fisik dapat berkontribusi pada kesejahteraan mental anak. Dan, juga dapat meningkatkan kepercayaan diri anak. Mengambil risiko dalam permainan yang lebih menantang membantu anak membangun ketahanan dan kepercayaan diri mereka.
Melihat kondisi ruang bermain anak yang minim dan nyaris tak layak pakai, mengetuk hati Bianca Belnadia, Faldo Arsanda, dan Gary Nelson, mereka adalah tiga founder muda Loluna Baby Skincare, berinisiasi untuk merenovasi taman bermain gratis di TK Islam Al Abror, Ciracas, Jakarta Timur. Sekolah ini telah berdiri hampir 45 tahun, namun fasilitas bermainnya tak pernah sekalipun diperbarui. Setelah direnovasi taman bermain di sekolah tersebut berubah menjadi ruang aman, edukatif, dan inklusif—bukan hanya untuk para siswa, tapi juga bagi lebih dari 100 keluarga di sekitarnya.
Bagi orang tua, mengajak anak bermain di luar rumah adalah cara efektif mengurangi screen time sekaligus mendukung tumbuh kembangnya. Tapi bagaimana kalau fasilitasnya tidak ada atau tidak layak? “Sebagai orang tua dan Ibu dari 2 anak balita, saya tahu pentingnya anak bermain di luar rumah untuk optimalkan tumbuh kembang anak. Namun sayangnya 9 dari 10 kota di Indonesia dikategorikan tidak ramah anak karena minimnya ruang bermain terbuka. Dari minim ruang main yang ada sekarang, sekitar 70 persen sudah tidak layak pakai. Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, kita masih tertinggal. Bermain adalah #HakSemuaAnak, bukan kemewahan,” tegas Bianca.
Untuk memastikan manfaat ini berkelanjutan, Loluna menggandeng Benihbaik, platform filantropi yang digagas oleh Andy F. Noya. “Kami memilih sekolah yang dekat dengan pemukiman warga dan terbuka dari pagi hingga sore. Sekolah ini tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga pusat kegiatan masyarakat, termasuk pembelajaran Alquran, dan dimanfaatkan pula oleh warga non-siswa untuk bermain. Dengan dukungan pihak sekolah untuk perawatan fasilitas, kami berharap taman ini tetap layak dan aman digunakan selama bertahun-tahun,” jelas Anggit Hernowo, Co-Founder & COO.
Dukungan juga datang dari Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan, yang memiliki perhatian pada pendidikan anak usia dini. “Anak-anak adalah warga kota yang berhak berjalan, bermain, dan belajar di lingkungan yang aman, edukatif, dan inklusif. Melalui kolaborasi lintas pihak, kita menghadirkan taman bermain yang memberi kesempatan sama bagi semua anak. Ini langkah kecil yang berarti untuk mengurangi kesenjangan sosial,” ujarnya.
Inisiatif ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4 (Quality Education) dan nomor 10 (Reduced Inequalities), yang menekankan peningkatan kualitas pendidikan sekaligus mengurangi kesenjangan sosial.