Pentingnya Kolaborasi dan Pemberdayaan Komunitas untuk Kemandirian Keluarga

Moms pasti setuju, setiap orang tua ingin keluarganya bisa mandiri dan kuat menghadapi berbagai tantangan, baik ekonomi maupun sosial. Sayangnya, masih banyak keluarga yang belum mendapatkan akses informasi, pelatihan, dan sumber daya yang cukup untuk meningkatkan kehidupan mereka. Belum lagi, dukungan dari lembaga pendidikan dan sosial kadang belum sepenuhnya menjawab kebutuhan yang terus berkembang.

Inilah yang menjadi perhatian utama SOS Children’s Villages Indonesia, organisasi nonprofit yang fokus pada anak-anak yang kehilangan pengasuhan orang tua. Lewat berbagai inisiatif, mereka ingin menciptakan lingkungan yang mendukung kemandirian keluarga.

Lewat program pemberdayaan bersama mitra, mereka ingin membuka jalan bagi keluarga di sekitar wilayah dampingan untuk mendapat pelatihan, pendampingan, pengelolaan lingkungan, hingga peluang usaha. Semua ini bertujuan agar keluarga lebih tahan banting menghadapi tantangan dan makin mandiri.

“Kemandirian keluarga tidak bisa dibangun oleh satu pihak saja. Dibutuhkan kolaborasi yang benar-benar terintegrasi dan berbasis kebutuhan nyata,” ujar Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages Indonesia dalam acara workshop “Joint Action for Smart & Empowerment Community” di Vertu Hotel Harmoni, Jakarta (10/11).

Workshop ini bukan sekadar seremonial, Moms, melainkan wadah bagi banyak pihak —mulai dari perusahaan, organisasi sosial, hingga komunitas lokal— untuk saling belajar, berbagi ide dan merancang program bersama demi memperkuat keluarga dan komunitas yang mandiri dan berdaya.

Sejak 2023, strategi Joint Action digagas untuk menyatukan berbagai program pemberdayaan agar tidak berjalan sendiri-sendiri. Dengan kolaborasi, setiap program bisa saling melengkapi dan memberikan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan.

“Melalui Joint Action, setiap mitra bisa berkontribusi secara nyata dan berdampak langsung pada anak, keluarga, dan komunitas,” timpal Gregor.

Sebagai komitmen nyata, Gregor mengungkapkan mereka menjalankan dua program unggulan yakni:

1. Empowering Communities in Bali to Prevent Child Separation through Sustainable Eco-Business. Di Bali, keluarga didorong untuk mengelola greenhouse, peternakan, dan pengelolaan sampah. Selain menekan risiko anak-anak terpisah dari keluarganya, program ini membuka peluang penghasilan baru yang ramah lingkungan.
2. Drops of Hope: Clean Water, Stronger Communities. Di Flores, program ini menghadirkan solusi air bersih melalui penampungan air hujan dan sistem air berkelanjutan. Perempuan dan anak-anak menjadi prioritas utama, karena mereka yang paling terkena dampak dari krisis air bersih.

“Melalui workshop ini, kami berharap tercipta kesepahaman dan komitmen kolektif untuk membawa perubahan yang berkelanjutan bagi keluarga Indonesia,” tutup Gregor.

Yuk Moms, terus dukung kolaborasi dan pemberdayaan agar makin banyak keluarga yang mandiri, tangguh, dan sejahtera!