ads

Penuhi Kebutuhan Pangan Bergizi, Ubah Pekarangan Sekolah jadi Kebun Pangan

Novita Sari - Rabu, 03 Desember 2025
Dukungan selama tujuh tahun terakhir, telah memberi dampak nyata bagi anak-anak dan masyarakat, dimulai dari fasilitas pendidikan. Foto: Ist
Dukungan selama tujuh tahun terakhir, telah memberi dampak nyata bagi anak-anak dan masyarakat, dimulai dari fasilitas pendidikan. Foto: Ist
A A A

Pemenuhan kebutuhan pangan bergizi di Kabupaten Nabire terus didorong melalui optimalisasi potensi hasil bumi lokal.

Wilayah yang membentang dari pegunungan hingga pesisir ini mayoritas masyarakatnya menggantungkan hidup pada pertanian, kehutanan, dan perikanan, menjadikan kemandirian pangan fondasi strategis bagi kesejahteraan masyarakat.

Meski begitu, pola konsumsi di Nabire yang kurang bervariasi, menurunkan Pola Pangan Harapan dari 82,1 persen pada 2023 menjadi 78,0 persen pada 2024, sementara Angka Kecukupan Energi hanya mencapai 1.853 kilokalori per kapita per hari, di bawah standar nasional 2.100 kilokalori. 

Kondisi itu mendorong berbagai inisiatif lokal untuk meningkatkan produksi pangan dan gizi anak-anak secara berkelanjutan.

Desa Muko di Tanah Merah, Distrik Yaro, menjadi contoh nyata perubahan ini. Lahan di sekitar pekarangan SDN Muko yang dulunya kosong, kini disulap menjadi kebun produktif dengan barisan sayur mayur dan kandang ternak, memanfaatkan sumber daya alam lokal. 

Program ini berjalan berkat kolaborasi masyarakat setempat dan Bosch Indonesia melalui program pertanian berkelanjutan, yang menyediakan lahan, bibit unggul, hewan ternak, serta pendampingan intensif selama satu tahun.

Kepala SDN Muko, Agustina Taihuttu, mengingat dengan baik, dukungan selama tujuh tahun terakhir ini yang memberi dampak nyata bagi anak-anak dan masyarakat, dimulai dari fasilitas pendidikan. 

“Awalnya, saya menampung anak-anak korban konflik di Intan Jaya serta mereka yang rumahnya sangat jauh, karena yakin setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Kini, setelah ada asrama dan fasilitas belajar yang memadai, lebih dari 220 siswa dari sekitar enam suku berbeda dapat menempuh pendidikan di sekolah ini,” jelasnya.

Lahan di sekitar pekarangan SDN Muko disulap menjadi kebun produktif. Foto: Ist
Lahan di sekitar pekarangan SDN Muko disulap menjadi kebun produktif. Foto: Ist

Kebun di SDN Muko bukan hanya menghasilkan pangan, tetapi juga sarana pembelajaran kemandirian. 

Anak-anak belajar menanam, merawat ternak, dan memahami ketahanan pangan, sambil menanamkan nilai kerja keras, tanggung jawab, dan semangat gotong royong. 

Hasil panen digunakan untuk gizi harian siswa, mendukung operasional asrama, dan melibatkan warga dalam pengelolaan serta distribusi, sehingga anak-anak belajar menjadi agen perubahan bagi ekonomi dan kesejahteraan desa.

Program ini memadukan praktik pertanian tradisional Papua dengan teknik modern, dari bibit unggul hingga irigasi sederhana, sehingga metode yang diajarkan relevan secara lokal sekaligus produktif. 

Bupati Nabire, Mesak Magai, pun menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat untuk memperkuat ketahanan pangan lokal. 

“Pendidikan karakter kepada siswa-siswi melalui kemandirian dalam memanfaatkan potensi sekitar, menjadi kunci pemberdayaan ekonomi masyarakat. Jika kita tekun mengolah kebun dan tanah, hasilnya akan menjamin keluarga hidup sehat dan sejahtera,” ungkap Magai.

Selama tujuh tahun terakhir, disalurkan sekitar €85.000 (Rp1,4 miliar) untuk berbagai inisiatif di Nabire, termasuk pembangunan asrama layak huni di SDN Muko. Tahun ini bertambah, yaitu dukungan melalui donasi Rp144 juta untuk program pertanian berkelanjutan, menandai investasi tahunan terbesar perusahaan di Papua sekaligus memperluas inisiatif percontohan yang mendorong transformasi masyarakat secara menyeluruh.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, Dina Pidjer, berharap kegiatan pemberdayaan pertanian dan peternakan di sekolah dapat menanamkan nilai kemandirian, tanggung jawab, serta kerja sama kepada peserta didik sejak dini.

“Melalui kegiatan seperti ini, anak-anak belajar menanam nilai-nilai kebaikan yang akan mereka tuai dalam bentuk senyum dan kebahagiaan di masa depan,” pungkasnya.

Dengan integrasi pendidikan, pemenuhan gizi, dan pemberdayaan ekonomi berbasis pertanian serta peternakan, Desa Muko menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi perusahaan, pemerintah, dan masyarakat menghadirkan solusi berkelanjutan. 

Kemandirian pangan dan gizi yang lebih baik, sekaligus memperkuat basis ekonomi lokal, memastikan anak-anak tumbuh sehat, berpendidikan, dan siap menghadapi masa depan mandiri.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Penuhi Kebutuhan Pangan Bergizi, Ubah Pekarangan Sekolah jadi Kebun Pangan
img
Liburan Akhir Tahun Nggak Boring! Nonton Teater Musikal Internasional dan Petting Zoo di Puncak Bogor
img
Panduan Memilih Sekolah untuk Masa Depan Anak yang Gemilang
img
Melalui Inovasi Popok Bekas Pakai ‘Disulap’ Menjadi Bahan Bakar