Tahun 2023 Penyakit Kritis Meningkat dan Bervariasi, Yuk Hindari dan Siapkan Proteksi di Tahun Ini!
Tahukah Moms dan Dads, angka kejadian penyakit kritis di Indonesia semakin meningkat. Menurut data WHO, 10 (sepuluh) penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia ditempati oleh deretan penyakit kritis.
Stroke, jantung, diabetes, tuberculosis (TBC), sirosis hati, paru-paru kronis, diare, hipertensi, infeksi saluran pernapasan, dan neonatal, termasuk di dalam daftar tersebut.
Bahkan menurut data terbaru yang dikeluarkan oleh BPJS tahun ini, 8 (delapan) penyakit yang paling menghabiskan biaya hingga puluhan triliun juga mencakup penyakit kritis yang sama yakni jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, hemofilia, thalassemia, leukemia, dan sirosis hati.
Ironisnya, penyakit baru muncul tiap tahun dan berpotensi jadi penyakit kritis. Secara global, Badan Kesehatan Dunia/ World Health Organization (WHO) mengkategorikan permasalahan kesehatan mencapai 68.000 jenis. Sebanyak 6.172 jenis merupakan penyakit langka.
Pemicu Penyakit Kritis
Gaya hidup yang tidak sehat dapat berkontribusi terhadap berkembangnya penyakit kritis tertentu, selain faktor genetik. Misalnya lewat kesibukan sehari-hari yang membuat pikiran stres, kurang tidur, tidak memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi, hingga terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji.
Mitosnya, makin tua usia kita, makin rentan kita terserang penyakit kritis. Memang ketahanan dan metabolisme berubah seiring dengan bertambahnya usia, tapi hal ini tergantung juga dari bagaimana masing-masing individu menjaga kesehatan dan gaya hidupnya.
Nyatanya, beberapa waktu lalu kita dikejutkan dengan remaja yang baru berusia belasan tahun mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah setiap hari. Hal ini seakan menepis mitos usia tersebut.
Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan bahwa penyakit kritis yang termasuk dalam kategori penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi tantangan di Indonesia yang angkanya terus meningkat sejak tahun 2010.
Pola asuh, pola gerak dan pola makan seperti tinggi kalori, rendah serat, tinggi garam, tinggi gula dan tinggi lemak yang diikuti gaya hidup sedentary, memilih makanan junk food/siap saji, ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik, stres dan kurangnya istirahat menjadi penyebab seseorang bisa terjangkit penyakit ini.
Di tengah tantangan penyakit kritis yang dihadapi, dunia juga seakan masih terus dikejutkan dengan beberapa penyakit baru yang muncul dan menarik perhatian banyak orang. Penyakit ini disebut emerging infectious disease (EIDs) yang menjadi kekhawatiran dalam kesehatan masyarakat serta berpotensi menyebabkan kematian pada manusia dalam jumlah besar.
Meningkat di Tahun 2023
Berdasarkan tren klaim Generali Indonesia, klaim penyakit kritis di tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 32.35% dari sisi jumlah kasus, dan sebesar 34.16% dari sisi nominal klaim. Perusahaan penyedia asuransi tersebut mencatat, beberapa jenis penyakit kritis dengan kasus terbanyak adalah kanker payudara, gagal ginjal kronis, sumbatan pembuluh darah jantung dan serangan jantung, serta stroke.
Ya, penyakit kritis membutuhkan perawatan intensif dan jangka panjang serta biaya yang tidak sedikit. Studi biaya kanker di wilayah ASEAN mengungkapkan bahwa terdapat insiden keuangan bagi pasien kanker setelah 12 bulan dimana pengeluaran perawatan kesehatan sudah melebihi 30% dari pendapatan rumah tangga.
Untuk itu, asuransi terhadap penyakit kritis merupakan faktor penting yang harus diperhatikan.
Siapkan Proteksi
Bijaklah menyiapkan proteksi mengingat sewaktu-waktu bisa saja seseorang terdiagnosis penyakit kritis. Pastikan kita bisa melakukan klaim saat penyakit kritis menyerang.
Selalu diskusikan dengan pihak penyedia asuransi pilihan yang tepat dan sesuai kebutuhan. Misalnya apakah proteksi berdasarkan daftar jenis penyakit kritis yang ada saat ini, atau proteksi penyakit kritis yang lebih fokus kepada intinya, misalnya proteksi terhadap sistem organ, sehingga dapat memberikan perlindungan yang lebih luas atas semua risiko penyakit kritis dari organ tubuh kita, tanpa mengacu pada daftar penyakit tertentu.
Tentunya, semakin luas dan lengkap proteksi penyakit kritis, akan semakin memberikan ketenangan, sehingga saat harus menghadapi penyakit tersebut bisa fokus pada penyembuhan, tanpa perlu khawatir terkait biaya.