Tak Hanya Sekadar Berkompetisi, Lomba Memasak pada Anak Buktikan Memasak Bisa Jadi Media Edukasi Gizi Sejak Dini
Belajar memasak adalah keterampilan hidup penting yang harus diupayakan setiap orang di setiap tahap kehidupan mereka. Melibatkan anak-anak di dapur adalah cara yang bagus bagi orang tua untuk memulai pembelajaran kepada anak-anak sejak usia dini.
Memasak bersama anak-anak memberikan kesempatan untuk mengajari mereka tentang makanan dan juga nutrisi. Adapun manfaat memasak untuk anak antara lain melatih kemandirian dan keterampilan hidup, membantu perkembangan motorik halus dan koordinasi tangan-mata, menstimulasi panca indra, serta menjadi media belajar matematika dan sains secara alami. Selain itu, aktivitas ini dapat mempererat hubungan keluarga dan membangun rasa percaya diri anak.
Tidak ada alasan bagi orang tua untuk mendorong dan memberi kesempatan kepada si kecil untuk belajar memasak atau bahkan mengikutkan si kecil dalam kompetisi memasak.
Di tengah tren at-home cooking yang terus berkembang, di mana 64 persen konsumen Indonesia kini lebih memilih aktivitas di rumah, San Remo menggelar Grand Final Weyoco Junior Chef Indonesia Season 5. Kompetisi memasak yang diikuti oleh anak usia 10 – 15 tahun ini hadir sebagai platform edukasi kuliner yang mengenalkan pentingnya memilih bahan berkualitas untuk mendukung gizi seimbang anak sejak dini.
Acara ini tidak hanya mengasah kemampuan memasak pada anak, tetapi juga menghadirkan rangkaian program edukatif termasuk talkshow "Pentingnya Gizi Anak & Pasta sebagai Makanan Seimbang", cooking demonstration, serta berbagai aktivitas keluarga yang dirancang untuk memperkuat bonding orang tua dan anak melalui kegiatan memasak.
Para finalis berkompetisi membuat kreasi pasta yang dinilai langsung oleh empat juri profesional yaitu Chef Vindex Tengker, Bukhori (MasterChef Indonesia Season 5), Cynthia, dan Machel (MasterChef Indonesia Season 9). Kriteria penilaian tidak hanya mencakup aspek teknis seperti kreativitas, rasa, dan presentasi, tetapi juga kemampuan storytelling, di mana peserta menjelaskan filosofi dan pemahaman nutrisi di balik hidangan yang mereka buat.
“Antusiasme anak-anak ini mengingatkan kita bahwa dapur bisa menjadi ruang kelas paling menyenangkan. Ketika mereka belajar memilih bahan berkualitas dan memahami nilai gizi dari setiap bahan yang digunakan, mereka sedang membangun fondasi pola makan sehat yang akan terbawa hingga dewasa. Kompetisi ini membuktikan bahwa memasak bisa menjadi media pembelajaran yang bermakna sekaligus menyenangkan,” ujar Bruno Scheidt, Export Manager San Remo.
Setelah penilaian ketat dari para juri, gelar Junior Chef Champion 2025 berhasil diraih oleh Kayna Renee Lynn dari Bogor, Ariele Ridinda Kirei dari Depok dan Talenia dari Kebayoran. Lebih dari sekadar trofi, pengalaman ini memberikan bekal keterampilan hidup dan pemahaman gizi yang akan bermanfaat bagi perjalanan mereka di masa depan. “Acara ini membuktikan bahwa dengan bimbingan yang tepat dan akses ke bahan berkualitas, anak-anak Indonesia mampu menciptakan karya kuliner yang luar biasa,” tutup Bruno.