Wujudkan Impian Meski Terhimpit Beban! Simak Tips Mengelola Keuangan untuk “Generasi Sandwich”
Fenomena “generasi sandwich” makin sering terlihat. Diperkenalkan pertama kali oleh Dorothy A. Miller pada1981, istilah ‘generasi sandwich’ merujuk pada generasi orang dewasa yang menanggung hidup 3 generasi, yakni orangtua, diri sendiri maupun anaknya. Peran ganda untuk merawat orangtua dan anak-anak mereka dalam waktu yang bersamaan, membuat kelompok orang ini memikul beban yang berat.
Sayangnya, berdasarkan data yang dipaparkan oleh OneShildt, penyedia layanan perencanaan keuangan, lebih dari 50% kelompok usia produktif di Indonesia per Oktober 2023 termasuk sebagai ‘generasi sandwich’. Apakah Moms dan Dads termasuk salah satunya?
Mereka yang tergabung sebagai ‘generasi sandwich’ kerap menghadapi berbagai tantangan dalam mengelola keuangan, mulai dari alokasi dana darurat, mengatur cash flow, mempersiapkan dana pendidikan anak, memiliki proteksi dan investasi, mewujudkan impian dan aktivitas liburan anak, hingga mempersiapkan dana pensiun.
Fenomena ini membuat Jenius, perbankan digital dari Bank BTPN, berkolaborasi dengan OneShildt mengadakan kelas edukasi finansial di Jakarta, Kamis (7/3/24). Tujuannya untuk berbagi tips cara mengelola keuangan dengan lebih bijak demi merdeka finansial serta mewujudkan impian para generasi sandwich.
Berikut beberapa tips untuk memutus rantai ‘generasi sandwich’, antara lain:
1. Atur pengeluaran secara bijak dan cerdas
Untuk mencapai financial freedom, ‘generasi sandwich’ perlu memisahkan kebutuhan dan keinginan serta mengelola anggaran terkait dengan konsisten. Prioritaskan wishlist atau tujuan sebagai panduan dalam mengarahkan pengeluaran.
2. Menyisihkan dana untuk tabungan
Walau berat, pastikan untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan. Dengan alokasi dana tabungan yang cermat, ‘generasi sandwich’ dapat membangun fondasi keuangan yang kokoh dan memberikan rasa aman, termasuk dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan finansial yang mungkin timbul.
“Agar bisa menyisihkan sebagian dana untuk tabungan, ‘generasi sandwich’ bisa mengaktifkan otomatisasi setoran untuk tabungan setiap bulannya atau menargetkan nominal tabungan,” imbuh Budi Raharjo, Certified Financial Planner, CEO & Founder Head OneShildt .
3. Mengalokasikan dana untuk investasi secara cermat
Mengalokasikan sebagian dana ke dalam instrumen investasi juga penting untuk membuka peluang pertumbuhan keuangan jangka panjang. Langkah ini berpotensi meningkatkan nilai kekayaan menuju pencapaian tujuan finansial yang lebih besar, seperti kepemilikan rumah atau persiapan dana pensiun.
“Penting untuk dicatat bahwa menempatkan seluruh dana pada satu jenis investasi bukanlah pilihan yang disarankan. ‘Generasi sandwich’ disarankan untuk memilih jenis investasi yang sesuai dengan jangka waktu tujuan mereka, apakah itu saham atau reksa dana. Dengan memanfaatkan aplikasi Jenius, ‘generasi sandwich’ dapat dengan mudah membeli produk investasi sesuai kebutuhan,” tambah Febri Rusli, Digital Banking Partnership Head Bank BTPN.
Investasi cerdas tidak hanya mengedepankan pertumbuhan finansial jangka panjang, tetapi juga memberikan akses yang simpel dan efisien untuk melakukan investasi melalui platform digital. Dengan begitu, ‘generasi sandwich’ dapat lebih mudah mengelola wealth mereka dalam satu aplikasi yang sama untuk pengelolaan yang lebih optimal.
4. Membentuk dana darurat untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga
Moms dan Dads, ini sangat penting! Keberadaan dana darurat menjadi krusial karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. “Dana darurat idealnya dirancang untuk mencukupi biaya hidup selama 3-6 bulan tanpa penghasilan,” saran Budi Raharjo.
Untuk memastikan ketersediaan dana darurat, disarankan agar dana tersebut dipisahkan dari kantong keuangan yang digunakan sehari-hari, tapi masih tetap mudah diakses agar bisa dipakai sewaktu-waktu. Dengan begitu, kita dapat membangun perlindungan finansial yang kuat dan siap menghadapi situasi tak terduga yang mungkin timbul.
5. Berutang bijak, cerdas, dan sehat
Jika dikelola dengan bijak, utang dapat menjadi alat untuk membangun aset atau menciptakan penghasilan, kok, Moms. Namun, penting untuk menjaga kendali dengan memastikan cicilan tidak melebihi 35% dari penghasilan untuk memastikan kesehatan keuangan.
Selain itu, ‘generasi sandwich’ juga disarankan untuk disiplin dalam membayar cicilan, serta cerdas dalam memanfaatkan promo dan diskon dari fitur pinjaman atau kartu kredit, tetapi tetap menjaga agar tidak melebihi batas anggaran yang telah ditetapkan.
6. Mengajarkan anak literasi keuangan sejak dini
Terakhir, yang tak kalah penting untuk memutus rantai ‘generasi sandwich’ adalah dengan memberikan pemahaman kepada anak maupun generasi muda mengenai pentingnya literasi keuangan menjadi langkah kunci untuk membentuk kesadaran tentang pengaturan keuangan sejak usia dini. Proses ini tidak hanya membantu mereka membangun kedisiplinan dalam mengelola uang tetapi juga melatih perilaku konsumtif mereka.
“Dengan memberikan dasar literasi keuangan sejak dini, anak-anak dapat mengembangkan pemahaman yang kuat tentang nilai uang, manajemen keuangan, dan pentingnya menabung. Hal ini membekali mereka dengan keterampilan yang esensial untuk menghadapi tantangan keuangan di masa depan, sehingga mereka dapat membuat keputusan finansial yang lebih bijak dan terencana,” tutup Budi.
Demi mewujudkan impian yang belum tercapai, aplikasi perbankan digital dapat menjadi teman bagi ‘generasi sandwich’ dalam mengelola transaksi dan mengalokasikan dana dengan nyaman sesuai kebutuhan mereka yang kompleks. Manfaatkan fitur-fitur inovatif seperti Moneytory untuk mengatur uang masuk dan keluar, atau solusi x-Card, kartu debit fisik dan digital yang bisa digunakan untuk memisahkan saldo untuk berbagai kebutuhan, agar anggaran lebih terperinci.