

70% Masyarakat Tidak Punya Tabungan, Tips Jitu Mengelola Keuangan

Krisis keuangan tengah mengancam masyarakat Indonesia. Data terbaru menunjukkan penurunan drastis saldo tabungan dan meningkatnya jumlah masyarakat yang hidup pas-pasan. Bahkan berdasarkan data, sebanyak 70% masyarakat saat ini tidak punya tabungan!
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tantangan domestik, bagaimana kita bisa tetap menjaga stabilitas keuangan? UOB, sebagai salah satu institusi keuangan terkemuka, hadir dengan solusi komprehensif untuk membantu masyarakat menghadapi tantangan ini.
Dalam kesempatan Media Gathering “Strategi Finansial di Tengah Tantangan Ekonomi” Jumat, 24 Januari 2025 di Jakarta, Vera Margaret, Head of Deposit and Wealth Mangement UOB Indonesia mengatakan, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat adanya penurunan signifikan rerata saldo tabungan masyarakat dari yang sempat mencapai Rp3 juta pada 2019, kini merosot menjadi Rp1,8 juta per April 2024. “Artinya, aset tabungan masyarakat turun 40% dalam 5 tahun terakhir,” kata Vera.
Sejalan dengan data tersebut, survei Globalstats pada Desember 2024 terhadap 1.000 responden yang tersebar di seluruh Indonesia menemukan, sebanyak 70% masyarakat tidak memiliki tabungan, sementara hanya 30,1% yang mampu menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung.
Survei ini juga mengidentifikasi dua faktor utama yang menghambat kebiasaan menabung yaitu 35% karena pola pengeluaran impulsif, 28% terkendala pendapatan kecil, sementara 7% menyebutkan alasan lainnya. Kondisi tersebut mencerminkan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan keuangan yang sehat.
“Dalam hal ini, kami sebagai institusi keuangan berperan penting dalam membantu meningkatkan tingkat literasi serta inklusi keuangan masyarakat. Dengan harapan masyarakat bisa lebih paham cara mengatur pengeluaran, mengelola tabungan, dan mempertimbangkan investasi, sehingga dapat menciptakan fondasi keuangan yang baik meskipun dihadapkan pada tren gaya hidup yang konsumtif,” terang Vera.
Vera berbagi tips mengelola keuangan seperti mencatat pengeluaran selama satu atau dua bulan, untuk mengetahui spending habits. “Adapun alokasi keuangan yang ideal per bulan, 5-10% untuk keinginan (WANTS) berupa hiburan, olahraga dan pembelian gadget terbaru, sementara untuk porsi tabungan (SAVINGS) sebesar 10-20% berupa dana darurat, investasi, dan asuransi, sedangkan kebutuhan (NEEDS) memiliki porsi terbesar yaitu 70-85% pendapatan berupa biaya tempat tinggal, makanan, pembayaran hutang atau cicilan minimal, dan lainnya,” pungkasnya.