Alergi Susu Sapi pada Anak: Kenali Gejalanya, Tangani Cepat dan Tepat!

Novita Sari - Rabu, 26 Juni 2024
Webinar Bicara Gizi World Allergy Week 2024: Tangani Alergi Susu Sapi (ASS) pada Anak dengan Cepat dan Tepat sebelum Terlambat, Selasa, 25 Juni 2024. Foto: Tangkapan Layar
Webinar Bicara Gizi World Allergy Week 2024: Tangani Alergi Susu Sapi (ASS) pada Anak dengan Cepat dan Tepat sebelum Terlambat, Selasa, 25 Juni 2024. Foto: Tangkapan Layar
A A A

Si Kecil alergi susu api (ASS), Moms? Waspadai gejalanya dan segera konsultasi ke dokter, ya.

Alergi susu sapi (ASS) merupakan salah satu alergi makanan yang paling umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Alergi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh anak bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi.

ASS adalah alergi makanan yang paling umum pada awal masa kanak-kanak, dengan insidensi 2-3% pada tahun pertama kehidupan. 

Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa prevalensi ASS pada anak Indonesia sekitar 2-7,5%, dengan protein susu sapi menjadi alergen kedua yang paling umum setelah telur. Oleh sebab itu, penanganan cepat dan tepat sangat penting dilakukan untuk mencegah terjadinya dampak jangka panjang ASS dan memastikan pertumbuhan serta perkembangan anak tidak terganggu. 

Dampak ASS dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan dapat memengaruhi berbagai sistem dalam tubuh. Dalam jangka pendek, ASS dapat menyebabkan ketidaknyamanan, serta kesulitan makan dan tidur. Dampak jangka panjangnya dapat mencakup berat badan yang tidak optimal, malnutrisi, dan keterlambatan pertumbuhan. Selain itu, sifat alergi yang persisten dapat meningkatkan risiko perkembangan kondisi atopik lain, seperti asma atau eksim, di kemudian hari.

Gejala ASS pada anak dapat bervariasi, namun beberapa yang paling umum meliputi:

  • Ruam pada kulit, gatal-gatal, bahkan eksim
  • Diare, muntah, atau sakit perut
  • Kembung atau gas
  • Hidung tersumbat atau pilek
  • Mata berair
  • Batuk atau sesak napas (dalam kasus yang parah)

“Gejala ASS pada anak dapat berbeda, tapi beberapa yang paling umum meliputi ruam pada kulit, gatal-gatal, bahkan diare. Selain itu, ASS juga dapat menyebabkan masalah pernapasan yang serius, seperti anafilaksis. Umumnya, anak yang mengalami alergi susu sapi dapat mengatasi alergi (mengalami remisi) seiring bertambahnya usia, biasanya antara usia tiga hingga lima tahun. Namun, ada sebagian kecil anak yang mungkin tetap memiliki alergi hingga dewasa. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah dampak buruk yang lebih serius dan memastikan anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal,” papar Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, SpA(K) selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi dalam sesi webinar Bicara Gizi World Allergy Week 2024: Tangani Alergi Susu Sapi (ASS) pada Anak dengan Cepat dan Tepat sebelum Terlambat, Selasa, 25 Juni 2024.

Prof. Budi Setiabudiawan, Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi. Foto: Tangkapan Layar
Prof. Budi Setiabudiawan, Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi. Foto: Tangkapan Layar

Prof. Budi juga menekankan pentingnya mengenali gejala-gejala tersebut sejak dini dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. “Tata laksana dan langkah penting lain yang harus dilakukan oleh orangtua adalah menghilangkan susu sapi dari diet anak, mencari sumber nutrisi alternatif yang memiliki kandungan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta kandungan gizi mikro seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan dalam fase pertumbuhan anak. Langkah selanjutnya termasuk membaca label makanan dengan cermat, dan memantau pertumbuhan anak secara rutin. Strategi penanganan ini harus dilakukan dengan cepat dan tepat untuk mengurangi dampak negatif ASS, sehingga anak-anak dengan ASS dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bekembang secara optimal,” tambah Prof. Budi. 

Beberapa sumber nutrisi alternatif untuk anak dengan ASS yaitu: ASI, susu formula khusus bebas protein susu sapi, sediaan nabati seperti susu kedelai, almond, atau oat, makanan padat kaya protein seperti daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan.

Selain itu, penting juga untuk selalu membaca label makanan dengan cermat untuk memastikan tidak mengandung susu sapi atau produk olahannya. Jangan lupa juga selalu membawa obat alergi (jika diresepkan dokter) dan memberitahu pengasuh, guru, serta keluarga lain tentang alergi susu sapi anak. 

Awasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin, ya, Moms. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, anak dengan ASS pun dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Di acara webinar kolaborasi Nutricia dengan PrimaKu ini juga ditekankan mengenai dampak jangka pendek dan jangka panjang ASS terhadap perkembangan anak, serta pentingnya penanganan yang cepat dan tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Arif Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia. Foto: Tangkapan Layar
Arif Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia. Foto: Tangkapan Layar

“Sebagai perusahaan yang berfokus pada nutrisi di Indonesia, kami menyadari bahwa ASS menjadi alergen makanan kedua dan paling umum yang dialami oleh anak Indonesia, sehingga penanganannya harus dilakukan secepat dan setepat mungkin untuk menghindari dampak yang terjadi di kemudian hari. Sesuai komitmen kami yang hadir untuk membawa kesehatan kepada masyarakat, program Bicara Gizi ini secara konsisten kami lakukan untuk memberikan edukasi kepada para orangtua mengenai pentingnya nutrisi dan pola asuh untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak Indonesia,” ujar Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin

Mom influencer dan Ibu dengan anak alergi susu sapi, Bunga Lenanta berbagi pengalamannya saat menghadapi dan mengatasi anak dengan alergi susu sapi.

“Sebagai seorang ibu dengan anak yang memiliki ASS, tentunya saya ingin anak saya tumbuh dan berkembang dengan optimal sesuai usianya. Ketika muncul gejala-gejala alergi, saya segera berkonsultasi dengan dokter anak. Setelah menjalani beberapa tes, dokter memastikan bahwa anak saya memang alergi susu sapi. Sejak saat itu, kami rutin berkonsultasi dengan dokter, melakukan manajemen diet harian yang tepat, dan memastikan anak saya mendapatkan nutrisi yang cukup dan diperlukan untuk tumbuh kembangnya,” papar Bunga.

Lebih lanjut, Bunga juga mengajak para orangtua untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan, dan tidak mendiagnosa sendiri alergi pada anak.

“Alergi makanan adalah masalah serius yang memerlukan perhatian khusus dari profesional. Dengan mengikuti saran dari dokter dan melakukan penanganan yang tepat dan cepat, kami berhasil mengelola alerginya dengan baik. Kini, anak saya dapat tumbuh dengan sehat dan menjalani kehidupan yang lebih aktif tanpa terganggu oleh gejala-gejala alergi,” kata Bunga.

Ingatlah, alergi susu sapi bukan hal yang perlu ditakuti. Dengan pengetahuan dan penanganan yang tepat, anak dengan ASS dapat menjalani hidup yang sehat dan bahagia.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
BKGN 2024: Teknologi AI Denta-Scan Lengkapi Konsultasi Gigi Online “Tanya Dokter Gigi”
img
Faktanya; BPA di Air Galon Tidak Terbukti Menyebabkan Gangguan Kesehatan!
img
Lebih dari Sekadar Protein, Tips Gaya Hidup Sehat ala Atlet
img
Waspada Darurat Kasus Monkeypox di Indonesia: Simak Tips Pencegahan dan Lakukan Perlindungan!