

Mutu Obat, SDM Unggul, dan Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci Peningkatan Industri Farmasi Dalam Negeri

Produksi obat dalam negeri telah menjadi prioritas utama pemerintah seperti yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin pada awal tahun ini. Untuk mewujudkannya, kualitas obat yang beredar harus dijaga secara ketat melalui keterlibatan praktisi farmasi yang kompeten serta pemanfaatan alat uji yang andal dan sesuai standar.
Kolaborasi lintas sektor antara akademisi, industri, dan pemerintah juga mendorong percepatan pertumbuhan industri kesehatan nasional yang berkelanjutan dan kompetitif di tingkat global. Prof. Dr. apt. rer. nat. Mochammad Yuwono, MS., Dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga mengungkapkan, “Di dalam bidang farmasi terdapat tiga pilar utama yaitu kualitas (quality), keamanan (safety), dan efektivitas (efficacy). Ketiga pilar sangat berkaitan terhadap kesehatan konsumen dan keamanan obat. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan kolaborasi dari seluruh pihak untuk mendorong inovasi dan peningkatan mutu obat dalam negeri.”
Untuk mendorong kemajuan serta inovasi dalam industri farmasi nasional, sebagai pihak swasta PT Merck Chemical and Life Sciences (MCLS) mengambil peran aktif melalui program Young Scientist Roadshow 2025. Program ini merupakan bagian dari rangkaian acara “Science Tour: Spark Curiosity, Inspire Your Future” dan merupakan kelanjutan dari “Merck Young Scientist Award” yang telah diselenggarakan sejak tahun 2018.
Serangkaian kegiatan dirancang sebagai wadah inspirasi mahasiswa dan peneliti muda untuk memperluas pengetahuan dalam bidang sains dan inovasi khususnya di bidang farmasi sehingga dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitas.
“Selain berfokus pada produksi alat teknologi yang mutakhir, MCLS juga menyadari pentingnya meningkatkan kualitas SDM di bidang farmasi. Sejak 2018, kami bekerja sama dengan berbagai universitas di Indonesia untuk memberikan program Young Scientist sehingga bisa meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa sampai dengan tahapan produksi. Inisiatif tersebut berangkat dari kesadaran kami bahwa industri farmasi Indonesia akan bergantung pada generasi muda yang kompeten dan siap menghadapi tantangan global,” jelas Diasti Lastarini, Head of Science and Lab Solutions PT Merck Chemicals and Life Sciences.
Prof. Dr. apt. rer. nat. Mochammad Yuwono, MS. menambahkan bahwa saat ini, tantangan dalam pengawasan mutu obat dikarenakan masih tingginya ketergantungan industri terhadap bahan baku impor. Menurutnya, peningkatan kolaborasi antara akademisi, stakeholder, dan pemerintah menjadi fondasi penting untuk membangun ekosistem riset yang kokoh dan berkelanjutan. Pada dasarnya pertumbuhan industri kesehatan bergantung pada mutu obat yang menunjukkan sejauh mana suatu produk obat memenuhi standar yang ditetapkan.
Selanjutnya, mutu obat dijaga melalui uji laboratorium yang membutuhkan SDM dan alat yang berkualitas. Melalui program Young Scientist Roadshow 2025, MCLS membangun jembatan antara dunia akademik dan industri agar bisa level-up hingga pada tahapan produksi.