ads

Ancaman Stroke di Usia Muda? Ternyata Biangnya Trombosit Berlebihan

Novita Sari - Selasa, 14 Oktober 2025
Ketika trombosit terlalu banyak, ancaman diam-diam dalam darah kita. Foto: Ist
Ketika trombosit terlalu banyak, ancaman diam-diam dalam darah kita. Foto: Ist
A A A

Trombosit, atau keping darah, mungkin terdengar sepele karena ukurannya yang kecil dan bentuknya yang tak berinti. Namun, dalam webinar awam bertajuk “Apa itu Trombosit? Bagaimana jika jumlahnya Berlebihan?” yang diselenggarakan oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI) didukung oleh Combiphar, masyarakat diajak untuk memahami bahwa trombosit bisa menjadi penentu antara pemulihan dan risiko serius seperti stroke, serangan jantung, bahkan keguguran.

Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia mengatakan, “Kami di Yayasan Kanker Indonesia sangat senang dapat menyelenggarakan webinar ini sebagai bagian dari kegiatan promotif kami dalam edukasi kanker. Trombosit sering kali dianggap remeh, padahal jumlahnya yang berlebihan bisa menjadi indikator awal dari kondisi serius, termasuk kanker darah. Masyarakat perlu memahami bahwa edukasi dini bukan hanya mencegah, tapi juga memberi harapan untuk deteksi dan penanganan yang lebih baik.”

Lily J. Soenaryo, VP Pharma Combiphar menyampaikan, “Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada kesehatan masyarakat, kami mendukung penuh upaya edukasi seperti webinar ini. Kami percaya bahwa pemahaman awam yang baik tentang trombosit dapat membantu masyarakat mengambil keputusan kesehatan yang lebih bijak dan mencegah komplikasi serius sejak dini.”

Dalam penjelasannya, Prof. Aru,  pakar hematologi-onkologi mengutarakan, “Trombosit berfungsi menghentikan perdarahan. Tapi jumlahnya harus pas. Terlalu sedikit bisa berujung pada perdarahan, terlalu banyak bisa menyebabkan sumbatan pembuluh darah.”  

Ki-ka: Prof. Aru Wisaksono Sudoyo dan Lily J. Soenaryo, VP Pharma Combiphar. Foto: Ist
Ki-ka: Prof. Aru Wisaksono Sudoyo dan Lily J. Soenaryo, VP Pharma Combiphar. Foto: Ist

Trombosit adalah bagian dari darah yang membantu proses pembekuan. Saat tubuh terluka, trombosit akan berkumpul di area luka dan membentuk sumbatan agar perdarahan berhenti. Namun, jumlah trombosit yang terlalu rendah bisa menjadi tanda penyakit serius seperti demam berdarah (DBD), ITP (autoimun), efek kemoterapi, anemia aplastik, keracunan obat, infeksi berat, bahkan kanker.

Yang tak kalah penting, Prof. Aru menekankan bahwa jumlah trombosit yang berlebihan juga berbahaya. Jika kadar trombosit melebihi 450.000 per mL darah, seseorang berisiko mengalami gangguan aliran darah, terutama di arteri. Kondisi ini disebut trombositemia, dan bisa dipicu oleh infeksi, anemia defisiensi besi, penyakit radang, kanker, atau bahkan mutasi genetik seperti JAK2, CALR, dan MPL.

“Trombosit berlebih bisa hadir tanpa gejala. Tapi bisa juga menimbulkan sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri di tangan atau kaki, bahkan pembesaran limpa,” ujar Prof. Aru.

Data menunjukkan bahwa 38–57 orang per 100.000 populasi bisa mengalami kelebihan trombosit. Menariknya, meski secara global wanita lebih rentan, di Indonesia justru pria lebih banyak mengalami kondisi ini.

Mengendalikan Trombosit: Jangan Tunggu Gejala

Prof. Aru menjelaskan bahwa pengendalian trombosit berlebih dapat dilakukan dengan obat-obatan seperti Hidroksiurea (HU) dan Anagrelide (ANA). HU bekerja dengan menghambat pembentukan sel darah secara umum, sehingga bisa menimbulkan efek samping berupa anemia dan leukopenia. Sementara ANA lebih spesifik menghambat pembentukan trombosit saja.

“Kelebihan trombosit wajib dikendalikan. Jika tidak, risiko stroke, serangan jantung, dan keguguran bisa meningkat tajam,” tegas Prof. Aru.

“Kami ingin masyarakat tahu bahwa trombosit bukan sekadar angka di hasil lab. Ia bisa menjadi sinyal penting dari tubuh, dan harus dipahami sejak dini,” tutup Prof. Aru.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Pertama di Indonesia, Bedah Robotik Minim Sayatan Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
img
Ancaman Stroke di Usia Muda? Ternyata Biangnya Trombosit Berlebihan
img
Tingkatkan Deteksi Dini Kesehatan Mata Anak dengan Digital Screening
img
44% Anak Usia Sekolah Memiliki Masalah Penglihatan, Indonesia Berkomitmen Tingkatkan Layanan Kesehatan Mata Terjangkau dan Merata