Bersama Lawan Dengue, Investasi untuk Kesehatan Karyawan dan Produktivitas Perusahaan

Dwi Retno - Jumat, 22 November 2024
Kolaborasi KADIN, PT Bio Farma, dan PT Takeda Innovative Medicines, didukung oleh Kemenkes RI, Kemnaker RI, serta PERDOKI, meluncurkan gerakan Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue (Foto : Ist)
Kolaborasi KADIN, PT Bio Farma, dan PT Takeda Innovative Medicines, didukung oleh Kemenkes RI, Kemnaker RI, serta PERDOKI, meluncurkan gerakan Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue (Foto : Ist)
A A A

Dengue masih menjadi ancaman kesehatan serius secara global. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperkirakan sekitar 70 persen populasi dunia berisiko terjangkit dengue. Penyakit endemik ini tidak hanya berdampak pada kesehatan individu tetapi juga produktivitas nasional dan ekonomi. Di Indonesia, dengue menyerang berbagai lapisan masyarakat, khususnya kelompok usia produktif, sehingga menciptakan beban signifikan bagi sektor kesehatan dan tenaga kerja. Menanggapi ancaman ini, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), PT Bio Farma, dan PT Takeda Innovative Medicines, didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), serta Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI), meluncurkan gerakan “Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue”. Gerakan ini dirancang untuk memfasilitasi kolaborasi antara sektor publik dan swasta guna melindungi karyawan dan keluarga mereka dari risiko dengue. Dengan mengedepankan pencegahan yang komprehensif, termasuk 3M Plus dan vaksinasi, SIAP Lawan Dengue bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

dr. Ina Agustina Isturini, MKM, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, menyatakan, "Kegiatan kita kali ini terkait peluncuran SIAP Lawan Dengue sangat menarik dan kontekstual  dengan situasi dengue yang menjadi masalah kesehatan dan beban penyakit cukup tinggi di Indonesia. Pada tahun 2024, jumlah kumulatif kasus dengue di Indonesia sampai dengan minggu ke-45 adalah 217.019 kasus. Incidence Rate (IR)  sekitar 77,55/100.000 penduduk, dan terdapat 1.255 kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,58 persen. Kasus dengue terlaporkan dari 482 Kab/Kota di 36 provinsi. Sedangkan kematian akibat dengue terjadi di 259 Kab/Kota di 32 Provinsi. Beberapa tantangan yang kita hadapi dalam penanggulangan dengue, antara lain: masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai tanda dan gejala dini dengue sehingga sering kali menyebabkan keterlambatan penanganan pasien ke pelayanan masyarakat. Belum membudayanya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus, serta kegiatan lain untuk mencegah penularan dengue di masyarakat. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa PSN 3M Plus merupakan tanggung jawab tenaga kesehatan saja”.

dr. Ina menambahkan bahwa pemerintah telah melakukan beberapa inovasi untuk mengurangi dengue menuju ‘nol kematian akibat dengue pada tahun 2030’, “Beberapa di antaranya adalah Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan serentak meluangkan waktu 10 menit pada pukul 10.00 selama minimal 10 minggu setiap hari Minggu untuk melaksanakan 3M Plus, dan kegiatan lain untuk mencegah penularan infeksi dengue. Yang kedua, saat ini terdapat 2 vaksin dengue yang telah mendapat izin edar dari Badan POM RI, yang sementara ini dapat digunakan menjadi vaksinasi dengan skema pilihan atau berbayar, bekerja sama dengan pihak organisasi profesi di Indonesia. Saat ini sedang dilakukan kajian dan rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) untuk dapat digunakan pada program pengendalian dengue secara luas berskala nasional. Yang terakhir, pemafaatan inovasi vektor berupa teknologi nyamuk Aides aegypti ber-Wolbachia yang dalam penelitian di Yogyakarta dan di negara-negara lain seperti Brasil, Australia, Vietnam, dan lain-lain, sudah terbukti efektif untuk pencegahan dengue. Saat ini sedang dilakukan pilot implementasi Wolbachia di lima kota, sebelum diperluas dalam skala nasional, yaitu di Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Tangerang, Kota Bontang, dan Kota Kupang. Kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat dan menginisiasi kerjasama secara terpadu seluruh pemangku kebijakan, para akademisi, organisasi profesi, mitra pembangunan dan masyarakat, untuk bekerjasama menanggulangi dengue di Indonesia,” tutup dr. Ina.

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kepemimpinan Indonesia dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD. “Indonesia telah menjadi role model bagi negara endemis lainnya dalam memerangi dengue, dan kami sangat menghargai upaya serta kepemimpinan Indonesia dalam mencapai kemajuan ini. Sebagai perusahaan yang berdedikasi pada pencegahan dengue, kami berkomitmen mendukung inisiatif-inisiatif kesehatan masyarakat di Indonesia, baik melalui pencegahan inovatif kami, maupun kolaborasi lintas sektor yang berkelanjutan. Komitmen tersebut kami tunjukkan melalui kemitraan publik-swasta yang erat, termasuk keterlibatan Takeda sebagai salah satu pendiri Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue, serta partisipasi dalam kampanye masyarakat seperti Ayo3MplusVaksinDBD. Kami percaya bahwa sinergi antara pemerintah, sektor medis, akademisi, masyarakat, dan sektor swasta adalah kunci untuk menghadapi ancaman dengue secara efektif. Dengan adanya gerakan SIAP Lawan Dengue, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran dan langkah pencegahan dengue di lingkungan kerja, sehingga karyawan terlindungi dari risiko penyakit ini dan dapat berkontribusi dengan lebih produktif serta sehat bagi perusahaan dan masyarakat.”

Mendukung pernyataan dari Andreas, dr. Michael Rampangilei, Wakil Ketua KADIN Bidang Kesehatan Komite Penyakit Menular, menyatakan, “Kesehatan karyawan adalah salah satu aset utama bagi perusahaan, dan kesejahteraan mereka adalah hak yang harus dipenuhi. Pencegahan penyakit seperti dengue tidak hanya menjaga kesejahteraan individu, tetapi juga mendukung lingkungan kerja yang produktif dan efisien. Untuk itu, KADIN berkomitmen untuk memastikan bahwa pencegahan penyakit seperti dengue menjadi prioritas di tempat kerja. Melalui gerakan SIAP Lawan Dengue, kami bersama-sama dengan pemerintah, Takeda, dan mitra lainnya mendorong perusahaan untuk menerapkan langkah pencegahan dengue yang menyeluruh. Karena ketika karyawan merasa aman dan terlindungi dari risiko penyakit, mereka dapat berkontribusi secara optimal. Langkah ini tidak hanya mendukung kesehatan para pekerja, tetapi juga menciptakan tempat kerja yang lebih sehat, dan memungkinkan seluruh perusahaan di Indonesia untuk terus tumbuh dan berkontribusi bagi perekonomian nasional.”

Sementara itu, Dr. dr. Astrid B. Sulistomo, MPH, SpOK, Subsp.BioKo(K), Ketua Umum PERDOKI, menggarisbawahi semua orang berisiko terjangkit virus dengue, terlepas dari usia, gaya hidup, dan di mana seseorang tinggal. “Dengue ini bukan hanya penyakit yang mengancam nyawa, tetapi juga menimbulkan beban yang cukup besar, baik bagi pasien dan keluarganya, perusahaan, maupun negara. Kasus dengue banyak terjadi pada kelompok usia produktif, antara 15 hingga 44 tahun—mayoritas kelompok yang tidak hanya tengah aktif bekerja tetapi juga menjadi pilar bagi keluarga dan komunitas mereka. Bagi mereka yang terinfeksi, dengue sering kali membawa beban fisik dan emosional, berdampak pada kualitas hidup pasien dan keluarga yang mendampingi. Apalagi, seseorang dapat terjangkit dengue lebih dari satu kali. Jadi kalau ada yang bilang, sudah pernah terkena dengue dan menjadi kebal, tidak bisa terkena lagi, itu tidak benar. Virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe, dapat menjangkit seseorang lebih dari satu kali, dan biasanya infeksi berikutnya berisiko lebih parah.”

SIAP (Sinergi Aksi Perusahaan) Lawan Dengue adalah gerakan kolaboratif yang didedikasikan untuk melindungi para pekerja Indonesia dari ancaman dengue, menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif. Dengan menggabungkan kekuatan perusahaan, pemerintah, dan komunitas medis, gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan pencegahan komprehensif seperti vaksinasi di tempat kerja. Gerakan ini mengajak perusahaan untuk bersama-sama memerangi dengue di Indonesia, mencegah penyebaran virusnya, serta memastikan produktivitas –baik bagi individu maupun perusahaan— tetap terjaga. Gerakan ini juga mengajak perusahaan untuk menjadikan kesehatan karyawan sebagai prioritas, dan bersama menciptakan masa depan yang lebih kuat dan sehat bagi seluruh pekerja dan keluarga di Indonesia.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Bersama Lawan Dengue, Investasi untuk Kesehatan Karyawan dan Produktivitas Perusahaan
img
Pentingnya Perawatan Holistik dan Optimal untuk Bayi Prematur
img
Gejala Sering Tertukar dengan Maag, Waspada Kanker Lambung! Begini Panduan Nutrisi Mencegahnya
img
Cacar Air Tengah Mewabah di Sekolah, Lindungi Anak dengan Vaksin Varisela, Segera!