ads

Bunga dari Abad Lalu Mekar Kembali di Panggung Masa Kini: Pentas Teater Bunga Penutup Abad di 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer

Novita Sari - Jumat, 15 Agustus 2025
Ki-ka: MC, Reza Rahadian, Chelsea Islan, Happy Salma, Sajani Arifin, dan Andrew Trigg. Foto: Novi
Ki-ka: MC, Reza Rahadian, Chelsea Islan, Happy Salma, Sajani Arifin, dan Andrew Trigg. Foto: Novi
A A A

Setelah tiga kali sukses memukau penonton di tahun 2016, 2017, dan 2018, pentas teater Bunga Penutup Abad kini kembali hadir.

Bukan sekadar pementasan biasa, pementasan yang diproduksi oleh Titimangsa dan didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation ini merupakan sebuah penghormatan untuk memeringati 100 tahun kelahiran Pramoedya Ananta Toer seorang penulis novel terkenal.

Tentu ini momen yang sangat pas untuk kembali merenungkan betapa besarnya kontribusi beliau dalam dunia sastra, sejarah, dan kebudayaan Indonesia.

Pementasan akan digelar pada 29, 30, dan 31 Agustus 2025 di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Tiga hari yang akan dipenuhi dengan emosi, refleksi, dan penghayatan mendalam terhadap kisah-kisah yang tak lekang oleh waktu.

Seperti yang dikatakan oleh Happy Salma, sang produser, saat konferensi pers pada Jumat, 15 Agustus 2025 di The Dharmawangsa Hotel, Brawijaya, Jakarta Selatan.

“Pentas ini lahir kembali dari kerinduan penikmat teater dan penggemar Pramoedya. Nilai-nilai yang ada di dalam karya Pramoedya masih sangat relevan dengan kondisi bangsa kita saat ini. Mengangkatnya kembali ke panggung adalah cara untuk merayakan dan mengingatkan kita semua agar lebih mencintai bangsa sendiri,” ucap Happy.

Kisah yang Menyentuh Hati

Bunga Penutup Abad merupakan adaptasi dari dua buku pertama Tetralogi Buru, yaitu Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa. Ceritanya berfokus pada kehidupan Nyai Ontosoroh dan Minke setelah Annelies dipaksa pergi ke Belanda.

Nyai Ontosoroh yang sangat mengkhawatirkan putrinya, mengutus Panji Darman untuk menemani Annelies. Dari sana, Minke dan Nyai Ontosoroh terus mengikuti perjalanan Annelies melalui surat-surat yang dikirimkan Panji Darman dari berbagai kota tempat kapal Annelies singgah.

Surat-surat itu membuka kembali kenangan indah mereka bertiga. Mulai dari pertemuan pertama Minke dengan Nyai dan Annelies, hingga momen pahit saat Annelies harus pergi karena keputusan pengadilan.

Namun, di penghujung cerita, kabar duka datang: Annelies meninggal dunia di Belanda. Meskipun dilanda kesedihan mendalam, Minke memutuskan untuk melanjutkan hidup dan pergi ke Batavia untuk sekolah dokter. Ia membawa serta sebuah lukisan potret Annelies, karya sahabatnya, Jean Marais. Lukisan itulah yang Minke beri nama "Bunga Penutup Abad".

Sentuhan Baru yang Lebih Segar dan Berbeda

Pementasan tahun ini terasa lebih spesial dan segar, karena ada beberapa penyesuaian yang dilakukan. Wawan Sofwan, sang sutradara dan penulis naskah, kembali meramu ulang ceritanya agar strukturnya lebih kuat. Tujuannya adalah agar kisah ini tetap relevan dan bisa menjadi pemantik bagi generasi muda untuk lebih mengenal karya-karya sastra Indonesia, terutama karya Pramoedya.

Tidak hanya dari segi naskah, tetapi skenografi panggung juga akan berbeda. Panggungnya menggunakan sistem dan teknik baru yang belum pernah diterapkan pada pementasan-pementasan sebelumnya. Ini tentu akan menambah pengalaman yang lebih segar bagi para penonton.

Para pemerannya juga menampilkan wajah baru yang tak kalah memukau. Tokoh Nyai Ontosoroh yang pada 2018 diperankan oleh Marsha Timothy, pada tahun ini akan dihidupkan oleh Happy Salma. Jean Marais, yang sebelumnya dimainkan oleh Lukman Sardi, akan diperankan oleh Andrew Trigg. Sedangkan Sajani Arifin akan menggantikan Sabiya Arifin untuk menghidupkan karakter May Marais.

Sementara itu, Reza Rahadian kembali menjadi Minke dan Chelsea Islan kembali memerankan Annelies.

Pada akhirnya, pementasan ini adalah sebuah ajakan. Ajakan untuk kembali menghargai sastra, meningkatkan minat baca, dan yang terpenting, untuk lebih mencintai dan berempati pada sesama, serta pada bangsa ini. Sebuah pesan yang terasa begitu pas, terutama saat kita merayakan bulan kemerdekaan Republik Indonesia.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Sehatkan Lambung hingga Serap Racun: Warisan Budaya Minum Teh Charcoal dan Perkebunan Berusia 180 Tahun
img
Dari Hobi Jadi Prestasi, Amagra Penyanyi Remaja Berbakat Hadirkan Single Baru
img
Bulan Kopi Internasional: Merayakan dengan Seni Latte dan Dukungan untuk Petani Lokal
img
Cuti Habis dan Tidak Ada Libur Nasional? Jangan Khawatir, Ide Short Escape Ini Bisa Jadi Jawaban Healing Singkat-mu!