Dari Rumah Kecil ke Dunia yang Lebih Besar: Kolaborasi Ini Tanamkan Cinta Membaca pada Anak Lewat Peran Orang Tua

Dalam semangat memperingati Hari Buku Nasional 2025, McDonald’s Indonesia berkolaborasi dengan Rumah Baca Zhaffa menyelenggarakan kegiatan literasi bertema “Buku Pertamaku, Dunia Baruku”, sebuah inisiatif yang tidak hanya membuka akses terhadap buku, tetapi juga mendorong peran aktif orang tua dalam membangun budaya membaca kepada anak sejak dini.

“Kami ingin menjadikan literasi sebagai pengalaman yang menyenangkan dan penuh kedekatan. Sebab, membaca bukan hanya sekadar aktivitas belajar, tetapi cara kita menumbuhkan empati, imajinasi, dan harapan dalam diri anak. Kami percaya, saat orang tua hadir dan membaca bersama anak, itulah titik awal dari perubahan besar,” ungkap Meta Rostiawati, Associate Director of Communications PT Rekso Nasional Food. “Dengan menghadirkan akses literasi yang inklusif, kami berharap dapat mendorong terciptanya ekosistem pembelajaran yang menyenangkan dan berkelanjutan bagi seluruh anak Indonesia, tanpa terkecuali,” lanjutnya.

Rangkaian kegiatan workshop literasi dan membaca nyaring ini diselenggarakan pada tanggal 20 Mei 2025 di Rumah Baca Zhaffa, sebuah ruang belajar komunitas yang didirikan oleh pegiat literasi Yudy Hartanto, berlokasi di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Acara yang melibatkan langsung para orang tua dan anaknya tersebut turut menghadirkan Roosie Setiawan, pendiri komunitas Reading Bugs dan pegiat literasi keluarga di Indonesia.

Rumah Baca Zhaffa sendiri lahir dari kepedulian Yudy terhadap minimnya akses membaca di lingkungannya. Bermula dari sudut kecil di rumahnya, Yudy membangun tempat ini sebagai ruang harapan bagi anak-anak sekitar. Pada tahun 2022, restoran cepat saji ini mendukung pengembangan Rumah Baca Zhaffa dengan merenovasi dan memfasilitasi agar lebih ramah anak dan layak sebagai pusat pembelajaran komunitas.

“Tak semua perubahan besar lahir dari panggung megah. Saya memulai Rumah Baca Zhaffa dari ruang kecil di rumah sendiri, karena saya percaya setiap anak berhak untuk bermimpi. Buku adalah cara kami menghadirkan dunia kepada mereka. Ketika McDonald’s Indonesia hadir mendukung dan memperluas ruang ini, saya tahu bukan sekadar kolaborasi tapi bentuk nyata kepedulian terhadap generasi penerus bangsa,” ujar Yudy Hartanto, pendiri Rumah Baca Zhaffa. Sebagai seorang ayah sekaligus penggiat literasi, Yudy percaya bahwa masa depan dimulai dari pelukan hangat orang tua dan cerita sederhana yang dibagikan bersama.

Semangat inilah yang menjadi dasar kolaborasi restoran cepat saji ini dan Rumah Baca Zhaffa dalam menyelenggarakan program literasi yang tak hanya memberi akses terhadap buku, tetapi juga menghadirkan pengalaman membaca yang bermakna. Lewat pendekatan yang menyentuh ranah emosional anak dan orang tua, inisiatif ini dirancang untuk menanamkan kecintaan terhadap buku sejak dini, dengan cara yang menyenangkan dan penuh kedekatan.

Pada sesi workshop literasi, Roosie membawakan sesi mendongeng dengan metode read aloud (membaca nyaring) yang hangat dan menyenangkan bagi anak-anak, sekaligus memperkenalkan metode tersebut kepada para orang tua sebagai sarana membangun bonding yang kuat dengan anak melalui buku.

“Membaca nyaring bukan sekadar menyelesaikan buku, melainkan menikmati prosesnya. Ini adalah pengalaman indah antara orang tua, anak, dan buku. Saya senang sekali bisa turut ambil bagian dalam kegiatan ini,” ungkap Roosie.

Sebagai bentuk dukungan nyata, McDonald’s Indonesia turut menyerahkan donasi 100 buku cerita bergambar yang disesuaikan dengan usia dan minat anak-anak di Rumah Baca Zhaffa. Buku-buku ini diharapkan dapat menjadi jendela pembuka dunia baru yang penuh warna, nilai, dan imajinasi.

“Kegiatan ini menjadi cerminan komitmen kami untuk terus hadir, tidak hanya sebagai tempat bersantap pilihan keluarga Indonesia, tetapi juga sebagai mitra komunitas dalam menciptakan ruang tumbuh yang lebih baik bagi anak-anak melalui literasi. Kami berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan budaya membaca di rumah, dimulai dari hal sederhana seperti membacakan cerita sebelum tidur. Sebab, buku tak hanya dibaca, tetapi juga diwariskan—satu halaman, satu harapan,” tutup Meta.