

Ekspor Meningkat, Menteri Perdagangan Budi Santoso Soroti Pentingnya Susu dan Ketahanan Gizi Anak Indonesia

Siapa di sini selalu menyiapkan segelas susu untuk keluarga di meja makan saat sarapan? Tindakan ini memang terlihat sederhana ya, Moms, tapi di balik segelas susu ada cerita besar tentang gizi anak, kerja keras peternak lokal, dan bahkan langkah Indonesia menembus pasar dunia.
Hal inilah yang disoroti oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso, saat mengunjungi pabrik pengolahan susu Frisian Flag Indonesia (FFI) di Cikarang baru-baru ini. Dalam kunjungan tersebut, ia meresmikan ekspor produk susu ke Malaysia dan Filipina serta menegaskan bahwa industri pangan, khususnya susu, punya peran penting dalam membangun ketahanan gizi sekaligus memperkuat ekonomi nasional.
“Industri pangan, khususnya susu, memiliki kontribusi penting dalam menjaga kesehatan masyarakat sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Budi.
Ya, untuk Moms ketahui, menurut data Kementerian Perdagangan, ekspor nasional kita pada periode Januari–Juli 2025 tumbuh 8,03% dibandingkan tahun sebelumnya. Menariknya nih, lebih dari 80% ekspor Indonesia berasal dari produk olahan, termasuk produk susu. Artinya, produk-produk yang bernilai tambah tinggi seperti susu, bukan hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tapi juga memperkuat ketahanan pangan dan gizi keluarga Indonesia.
Kunjungan itu juga menandai pelepasan ekspor lebih dari 4.500 kontainer produk susu per tahun, dengan nilai sekitar Rp 2 triliun. Budi menilai, keberhasilan ini menunjukkan bahwa produk bergizi buatan Indonesia mampu bersaing di pasar global tanpa mengabaikan kualitas dan keamanan pangan.

Namun, di balik angka ekspor yang membanggakan itu, Budi Santoso mengingatkan bahwa hal terpenting tetap pada manfaat yang dirasakan masyarakat, terutama anak-anak. Salah satu upaya penting adalah edukasi gizi yang mendorong kebiasaan sarapan sehat.
Hasil studi Southeast Asia Nutrition Survey II (SEANUTS II) menunjukkan bahwa anak-anak yang rutin minum susu saat sarapan memiliki asupan vitamin D 4,4 kali lebih tinggi dan kalsium 2,6 kali lebih banyak dibandingkan yang tidak. Kebiasaan sederhana ini terbukti mendukung pertumbuhan tulang dan daya tahan tubuh, sekaligus membantu mencegah stunting serta anemia.
Selain manfaat gizi, industri susu juga memperkuat ekonomi lokal melalui kemitraan dengan peternak sapi perah. Sejak 2009, program pengembangan peternakan telah melibatkan lebih dari 30.000 peternak lokal, membantu mereka meningkatkan kualitas susu segar dan kesejahteraan keluarga. Dengan begitu, setiap kali Moms menyiapkan susu untuk anak, bisa jadi itu hasil dari kerja keras peternak di berbagai daerah Indonesia.
Tak kalah penting, industri ini juga berkomitmen menjaga lingkungan. Pabrik modern di Cikarang kini memanfaatkan energi terbarukan dari boiler biomassa dan panel surya, serta mengolah ulang air limbah untuk mendukung target nol emisi pada 2050. Langkah ini memastikan bahwa industri pangan bisa tumbuh sejalan dengan upaya menjaga bumi yang akan diwariskan pada generasi mendatang.
“Produk Indonesia harus unggul, aman, dan bernutrisi. Dengan kolaborasi antara industri dan peternak lokal, kita tidak hanya mengekspor produk, tapi juga menumbuhkan nilai tambah bagi masyarakat, khususnya anak-anak Indonesia,” tegas Budi.
Pabrik pengolahan susu di Cikarang seluas 25,4 hektar dan baru diresmikan Juli tahun lalu tersebut menjadi contoh bagaimana inovasi nutrisi, kemitraan peternak lokal, dan keberlanjutan lingkungan dapat berjalan beriringan: mendorong ekonomi nasional sekaligus memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan siap menghadapi masa depan.