Empat Perempuan Peneliti Ini Raih Penghargaan FWIS 2024, Ubah Tantangan Jadi Solusi Inovatif
Moms, siapa bilang dunia sains hanya untuk pria? Di Indonesia, empat perempuan luar biasa ini membuktikan sebaliknya dengan membawa kontribusi besar melalui riset mereka yang berdampak pada ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan ketangguhan bencana.
Keempat perempuan peneliti ini baru saja meraih penghargaan L’Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2024 berkat penelitian mereka yang mendukung agenda pembangunan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Masing-masing dari mereka berhasil meraih pendanaan riset senilai Rp100 juta dari L’Oréal-UNESCO, yang akan mereka gunakan untuk mewujudkan solusi inovatif terkait masalah besar yang dihadapi Indonesia.
Siapa Saja Mereka?
Keempat finalis FWIS 2024 tersebut adalah:
1. Della Rahmawati, Ph.D. – Ketahanan Pangan untuk Cegah Stunting
Della, yang merupakan dosen di Universitas Swiss German, meneliti cara untuk mengatasi masalah gizi pada ibu hamil dan anak-anak, khususnya untuk mengurangi stunting. Melalui inovasi taburan nori berbasis kelakai dan tempe non-kedelai yang kaya akan zat besi, Della berharap dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. “Melalui riset ini, saya ingin menciptakan solusi yang dapat memberikan dampak langsung terhadap kualitas hidup masyarakat,” ungkap Della.
2. Rachma Wikandari, Ph.D. – Sumber Protein Nabati dari Jamur Benang
Rachma, dosen Universitas Gadjah Mada, mengembangkan sumber protein nabati dari jamur benang (Rhizopus oligosporus). Penelitiannya bertujuan untuk menciptakan sumber makanan yang lebih terjangkau dan bergizi, sekaligus membantu mengurangi stunting. “Limbah tempe yang selama ini dibuang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk jamur benang ini, menciptakan solusi yang berkelanjutan dan menguntungkan,” ujar Rachma.
3. Prasanti Widyasih Sarli, Ph.D. – Kecerdasan Buatan untuk Bangunan Tahan Gempa
Prasanti yang merupakan dosen Institut Teknologi Bandung menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis kerentanan bangunan terhadap gempa. Melalui riset ini, ia berharap dapat membantu pemerintah merancang bangunan yang lebih tahan bencana. “Dengan teknologi AI, kita bisa memprediksi lebih tepat bangunan mana yang rentan terhadap gempa, sehingga dapat mengurangi risiko korban jiwa,” jelas Prasanti.
4. Deliana Dahnum, Ph.D. – Bio-Jet Fuel untuk Energi Berkelanjutan
Deliana, peneliti ahli madya dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, meneliti bio-jet fuel berbahan kelapa yang menggunakan katalis metal-organic frameworks (MOFs) untuk mengurangi emisi karbon. Riset ini mendukung pengembangan bahan bakar ramah lingkungan yang bisa memperkuat konektivitas ekonomi di Indonesia. “Inovasi ini memanfaatkan sumber daya lokal untuk menciptakan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan,” ujar Deliana.
Menciptakan Dampak Nyata
Keempat perempuan peneliti ini tidak hanya memberikan solusi ilmiah, tetapi juga kontribusi besar bagi pembangunan Indonesia. Seperti yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, program ini menunjukkan bahwa karya-karya para perempuan peneliti ini tidak hanya memperlihatkan kemajuan ilmu pengetahuan, tetapi juga berperan penting dalam menjawab tantangan bangsa dan berkontribusi terhadap agenda pembangunan nasional.”
Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, H.E Fabien Penone, juga menekankan pentingnya kesetaraan gender dalam dunia sains. “Kesetaraan antara perempuan dan laki-laki adalah hak asasi yang fundamental, dan hal ini juga sangat penting dalam mewujudkan keadilan sosial,” katanya.
Mendukung Perempuan dalam Dunia Sains
Sebagai komunitas perempuan peneliti terbesar di dunia, L’Oréal-UNESCO For Women in Science telah mendukung lebih dari 75 perempuan peneliti di Indonesia selama lebih dari 21 tahun. Program ini tidak hanya memberikan pendanaan riset, tetapi juga menciptakan jaringan global yang menghubungkan para peneliti perempuan dari berbagai belahan dunia.
Fereshteh Rafieian, Science Programme Specialist at UNESCO Indonesia, menjelaskan bahwa program ini menyediakan pelatihan dan platform untuk mengembangkan keterampilan pribadi dan profesional bagi perempuan ilmuwan, seperti pelatihan media dan kepemimpinan. “Pelatihan-pelatihan ini memperkuat ilmuwan perempuan dan meningkatkan visibilitas pencapaian mereka di panggung global,” ujar Fereshteh.
Presiden Direktur L'Oréal Indonesia, Junaid Murtaza, menyatakan bahwa mereka percaya bahwa dunia membutuhkan sains, dan sains membutuhkan perempuan. “Program ini merupakan wujud nyata dari misi kami untuk menciptakan kecantikan yang menggerakkan dunia, dengan cara mendukung riset dan inovasi yang inklusif dan berkelanjutan. Kami ingin menunjukkan bagaimana peran perempuan peneliti Indonesia tidak hanya berkontribusi pada ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi pilar penting dalam menghadirkan solusi nyata untuk Indonesia,” pungkas Junaid.
Dengan program ini, For Women in Science tidak hanya mengakui prestasi perempuan dalam sains, tetapi juga mendorong generasi muda perempuan untuk mengikuti jejak para peneliti, menciptakan solusi inovatif yang dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat.