Jangan Buang Sembarangan! Cara Amankan Resi dan Kemasan Paket Demi Proteksi Data dan Lingkungan
Lonjakan aktivitas belanja online di Indonesia membuat volume pengiriman paket meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Namun, di balik kemudahan transaksi digital dan layanan antar yang semakin cepat, masih banyak masyarakat yang belum menyadari risiko baru yang muncul: kebocoran data pribadi dan meningkatnya limbah kemasan.
“Label pengiriman yang menempel di paket, berisi informasi pribadi seperti nama, nomor telepon, dan alamat lengkap. Jika dibuang tanpa dihapus, data ini berisiko disalahgunakan. Di sisi lain, meningkatnya volume pengiriman, juga berarti meningkatnya limbah kemasan. Karena itu, edukasi kepada konsumen menjadi penting agar keamanan data dan kelestarian lingkungan bisa berjalan seimbang,” ujar Yulina Hastuti, Direktur Utama TIKI.
Beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan oleh masyarakat untuk membangun kebiasaan “smart shipping habit” — kebiasaan cerdas dalam menerima dan mengelola paket:
1. Hapus atau robek bagian resi yang memuat nama, alamat, dan nomor telepon sebelum membuang kemasan.
Resi atau label pengiriman adalah sumber informasi pribadi yang sering kali diabaikan. Dengan menghapus atau merobek bagian ini, konsumen dapat mencegah potensi penyalahgunaan data oleh pihak tidak bertanggung jawab.
2. Gunakan kembali kemasan bekas dan dukung penggunaan kemasan ramah lingkungan.
Banyak kemasan seperti kardus, bubble wrap, atau paper wrap masih bisa digunakan kembali jika kondisinya baik. Pastikan label lama sudah dilepas atau ditutup dengan lakban baru sebelum digunakan.
Kebiasaan “Reuse Before You Throw”, tidak hanya menghemat biaya tetapi juga membantu mengurangi timbunan sampah kemasan.
3. Pisahkan limbah kemasan dan kirim ke tempat daur ulang.
Kardus, plastik, dan pita perekat memiliki cara penanganan yang berbeda agar dapat didaur ulang dengan benar. Kemasan berbahan kertas sebaiknya disimpan dalam kondisi kering, sementara plastik pembungkus dapat dikumpulkan dan dikirim ke bank sampah atau gerai daur ulang di kota masing-masing.
Diharapkan masyarakat semakin sadar bahwa menjaga kerahasiaan data pribadi dan mengelola kemasan secara bertanggung jawab adalah bagian dari perilaku digital yang aman dan berkelanjutan.
“Di era digital, keamanan data dan kepedulian lingkungan bukan lagi isu terpisah. Keduanya harus berjalan beriringan agar aktivitas logistik dan gaya hidup digital masyarakat bisa tumbuh secara berkelanjutan,” tutup Yulina.