Kampanye Senyum Sehat Indonesia Berlanjut! Targetkan Edukasi 2 Juta Anak Sekolah dan Santri Sepanjang 2024

Efa Trapulina - Selasa, 26 Maret 2024
Edukasi dan pemeriksaan kesehatan gigi pada santri putra dan putri pada peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia di Bandung, 20 Maret 2024 (dok. Pepsodent)
Edukasi dan pemeriksaan kesehatan gigi pada santri putra dan putri pada peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia di Bandung, 20 Maret 2024 (dok. Pepsodent)
A A A

Kesadaran masyarakat Indonesia dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut masih sangat rendah, padahal besar pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh secara menyeluruh. Bahkan, banyak masyarakat merasa enggan melakukan perawatan gigi selama bulan Ramadan mengingat sedang menjalankan ibadah puasa. Ada keraguan bahwa puasa bisa batal, padahal hal itu tidak benar.

Guna mengedukasi masyarakat agar tidak lagi ragu ke dokter gigi meski sedang berpuasa, disertai penyediaan akses perawatan gigi dan mulut melalui layanan teledentistry, di Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia  pada tanggal 20 Maret 2024 lalu, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI), dan Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent melanjutkan rangkaian kampanye “Senyum Sehat Indonesia” yang menargetkan untuk memberikan manfaat ke 2 juta anak sekolah dan santri di Indonesia.

Rangkaian acara tersebut digelar di Ballroom Masjid Agung Trans Studio, Bandung, Jawa Barat.

Peringatan World Oral Health Day (WOHD 2024) di Bandung
Peringatan World Oral Health Day (WOHD 2024) di Bandung

“Edukasi berkelanjutan masih menjadi prioritas guna membantu masyarakat memperbaiki perilaku dan kebiasaan merawat kesehatan gigi dan mulut. Secara khusus kami juga memberikan edukasi untuk menjawab kegelisahan masyarakat mengenai perawatan dokter gigi selama berpuasa,” ujar drg. Usman Sumantri, MSc, Ketua Pengurus Besar PDGI.

Ya, menurut Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes., AAK, Ketua ARSGMPI, terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien di sejumlah RSGM FKG Universitas di berbagai kota selama bulan Ramadan. Sebagai contoh di RSGM FKG Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, presentasenya turun sebesar 20%; sedangkan di RSGM FKG Universitas Padjadjaran, Bandung, sebanyak 35%; bahkan di RSGM FKG Universitas Sumatera Utara, Medan, dapat mencapai hingga 50%.

“Padahal, kunjungan ke dokter gigi tetap dapat dilakukan dan justru tidak boleh ditunda bagi yang giginya bermasalah agar kondisinya tidak makin parah. Jika permasalahan gigi bertambah lebih serius, maka akan membutuhkan lebih banyak waktu, tenaga dan biaya untuk mengobatinya,” tegas drg. Julita.

Menjawab kekhawatiran melakukan perawatan gigi saat puasa bisa menyebabkan puasa batal, juga dibantah oleh Ustaz Dr. Zulkarnain Muhammad Ali, SE., MSi., Ph.D.

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan begitu banyak karunia pada manusia. Merupakan tanggung jawab kita untuk merawat pemberian Allah, termasuk gigi kita yang penting untuk selalu dijaga kebersihannya. Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang senantiasa bersiwak setiap berwudhu, meski sedang berpuasa. Selain itu, seorang muslim wajib mengutamakan kemaslahatan dirinya, tidak terkecuali perihal gigi,” ujar Ustaz Dr. Zulkarnain.

Pemeriksaan gigi gratis pada santri
Pemeriksaan gigi gratis pada santri

Lebih lanjut, Da'i Nasional bersertifikasi MUI & Kemenag RI tersebut menganjurkan, “Jangan menjadikan puasa sebagai halangan merawat kesehatan gigi, justru bersemangatlah memastikan gigi dan mulut tetap sehat agar dapat memaksimalkan fokus ketika menjalankan segala amal ibadah Ramadan yang hanya setahun sekali, dan kita pun dapat bersilaturahmi bersama keluarga dan kerabat dengan nyaman.”

Terkait kampanye ‘Senyum Sehat Indonesia’, drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia menuturkan bahwa mereka mengawali kampanye dengan ‘Pelatihan Santri Berseri; Bercahaya, Sehat, dan Percaya Diri’ sejak Januari 2024 di 11 kota di Indonesia.

“Hingga kini, sebanyak 10.000 santri telah menerima manfaat positif dari program tersebut. Kali ini dengan dukungan 65 PDGI cabang, 30 FKG serta RSGM di seluruh Indonesia, di peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2024 kami menargetkan untuk menjangkau lebih dari 50.000 santri di 100 pesantren yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia,” imbuh ia.

Hal ini disambut sangat baik oleh Prof. drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D, Ketua AFDOKGI. Kolaborasi berbagai pihak ini, katanya sangat penting. “Karena kami bersama-sama menyasar komunitas yang membutuhkan edukasi dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, seperti pesantren. Para santri putra/putri hidup secara komunal, sehingga jika gaya hidupnya kurang sehat maka dapat memengaruhi kualitas kesehatan hingga proses belajar mereka.”

Pada kesempatan di Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia yang digelar di Bandung tersebut, dilakukan pula pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut secara langsung kepada 50 santri dan santri putri dari Rumah Tahfidz Qur'an Anak Bandung.

“Kami berharap masyarakat tidak lagi bimbang pergi ke dokter gigi selama Ramadan karena tindakan perawatan yang dilakukan secara berhati-hati dan tidak berlebihan, tidak akan membatalkan puasa,” tutup drg. Usman menutup sesi diskusi.

Nah, Moms, tetap edukasi si kecil untuk membiasakan sikat gigi dua kali sehari, ya, yakni sesudah sarapan dan sebelum tidur. Jangan lupa pula, untuk rutin periksa ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Gerakan Anti Ruam: Cegah Ruam Popok, Dokter Anak Sarankan Lakukan Ini
img
Jangan Sembarangan Pijat, Begini Cara Tepat Atasi Cedera Olahraga dan Gangguan Muskuloskeletal
img
Bersama Melawan Kanker, YKI Bagikan Semangat dan Nutrisi di Hari Anak Nasional 2024
img
Lebih dari Sekadar Pencernaan: Mengapa Kesehatan Usus Penting untuk Masa Depan Anak?