ads

Keputusan Berani Luna Maya, Menginspirasi Banyak Wanita untuk Pembekuan Sel Telur, Begini Caranya

Novita Sari - Minggu, 22 Juni 2025
dr. Febriyan Nicolas Kengsiswoyo, SpOG, MKes., Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi – Eka Hospital PIK. Foto: Novi
dr. Febriyan Nicolas Kengsiswoyo, SpOG, MKes., Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi – Eka Hospital PIK. Foto: Novi
A A A

Luna Maya, nama yang tak asing lagi di industri hiburan Tanah Air, selalu menjadi sorotan, tak hanya karena kariernya yang gemilang, tetapi juga pilihan pribadinya. Salah satu keputusan besar yang ia bagikan secara publik dan cukup menginspirasi banyak wanita adalah langkahnya untuk menjalani pembekuan sel telur atau egg freezing.

Luna Maya secara terbuka pernah menyatakan keputusannya ini, menyadari bahwa seiring bertambahnya usia, kesuburan wanita cenderung menurun.

"Mungkin yang dirasakan oleh Luna Maya, dia tahu dia cari informasi, 'Oh, ini kayaknya gue sudah nikahnya bakal lama nih, jadi gue sudah harus freezing egg'," ujar dr. Febriyan Nicolas Kengsiswoyo, SpOG, MKes, seorang Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi dari Eka Hospital PIK, mengomentari keputusan yang diambil Luna.

Keputusan Luna ini menjadi relevan mengingat data medis menunjukkan bahwa kemampuan seorang wanita untuk hamil (fekunditas) menurun drastis setelah usia 35 tahun. Pada usia tersebut, fekunditas bisa tinggal sekitar 30%, dan terus menurun menjadi 5% di usia 40 tahun, bahkan hanya 3% pada usia 43 tahun. Ini menjelaskan mengapa Luna, yang kini berada di usia matang, memilih langkah proaktif ini.

Mengapa Pembekuan Sel Telur Penting bagi Luna dan Wanita Lainnya?

Pembekuan sel telur adalah prosedur medis di mana sel telur diambil dari ovarium, dibekukan cepat dengan teknik vitrifikasi, lalu disimpan dalam nitrogen cair bersuhu -196°C. Sel telur ini nantinya bisa dicairkan, dibuahi, dan ditanamkan kembali ke rahim melalui program bayi tabung (IVF) saat wanita tersebut siap untuk hamil.

"Freezing egg yang terbaik sebenarnya di bawah usia 35 tahun, dan kualitas sel telur terbaik itu di bawah usia 30 tahun," tambah dokter yang akrab disapa Nico. Ini menunjukkan bahwa keputusan Luna yang mengambil langkah ini di usia yang relatif matang adalah pilihan strategis untuk menjaga kualitas sel telurnya di masa depan.

Bagi figur publik seperti Luna Maya, yang memiliki jadwal padat dan mungkin belum memiliki rencana pernikahan dalam waktu dekat kala itu, pembekuan sel telur menjadi solusi ideal untuk menjaga peluang memiliki keturunan biologis tanpa tekanan waktu. Ini adalah bentuk preservasi kesuburan yang memungkinkan wanita untuk memprioritaskan karier, pendidikan, atau menunggu kesiapan personal tanpa mengorbankan impian memiliki anak.

Manfaat dan Pertimbangan

Keputusan Luna Maya ini menyoroti beberapa manfaat krusial dari pembekuan sel telur:

  • Menjaga Kualitas Sel Telur: Sel telur yang dibekukan di usia muda memiliki kualitas yang lebih baik, sehingga meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan di masa depan, meskipun baru digunakan bertahun-tahun kemudian.
  • Fleksibilitas Perencanaan Hidup: Memberikan kebebasan bagi wanita untuk menentukan waktu yang tepat untuk hamil, sesuai dengan kesiapan mental, finansial, dan situasi pasangan.
  • Perlindungan dari Penurunan Kesuburan: Memberi jaminan bagi wanita yang berisiko mengalami penurunan kesuburan dini, baik karena faktor usia, kondisi medis tertentu seperti endometriosis, maupun terapi medis agresif (misalnya kemoterapi).

Tentu saja, ada beberapa pertimbangan yang perlu dipahami. Tingkat kelangsungan hidup sel telur setelah pembekuan dan pencairan tidak 100%, sekitar 60-70%. Selain itu, biaya prosedur ini mencakup stimulasi hormon, pengambilan, hingga penyimpanan bulanan. Namun, dibandingkan dengan biaya program IVF di usia yang lebih tua dan tingkat keberhasilan yang menurun, pembekuan sel telur dapat menjadi investasi yang bijak.

Langkah berani Luna Maya dalam berbagi pengalaman pembekuan sel telurnya telah membuka mata banyak wanita di Indonesia tentang pentingnya edukasi dan perencanaan kesuburan. Ini bukan lagi tabu, melainkan sebuah pilihan cerdas yang didukung teknologi medis modern untuk memastikan impian memiliki keluarga dapat terwujud di waktu yang tepat.

Ya, pembekuan sel telur (oocyte cryopreservation) menjadi jembatan bagi wanita yang ingin menunda kehamilan tanpa harus kehilangan kesempatan untuk menjadi seorang ibu di masa depan.

Apa Itu Oocyte Cryopreservation?

Oocyte cryopreservation adalah prosedur medis yang dilakukan dengan mengambil sel telur dari ovarium, kemudian membekukannya secara cepat menggunakan teknik vitrifikasi. Sel telur ini selanjutnya disimpan dalam nitrogen cair pada suhu ekstrem -196°C. Nantinya, ketika seorang wanita siap untuk hamil, sel telur tersebut akan dicairkan, dibuahi dengan sperma (umumnya menggunakan Intracytoplasmic Sperm Injection/ICSI), dan embrio yang terbentuk akan ditanamkan ke dalam rahim melalui program bayi tabung (IVF).

Siapa yang Sangat Membutuhkan Pembekuan Sel Telur?

Prosedur ini sangat direkomendasikan bagi beberapa kelompok wanita:

  • Wanita Usia Subur (Idealnya di Bawah 35 Tahun): Ini adalah kelompok terbesar yang ingin menunda kehamilan karena berbagai alasan, seperti fokus pada karier, pendidikan, atau belum menemukan pasangan yang tepat. dr. Nico menegaskan, "Dengan membekukan sel telur saat masih sehat dan muda, kita memberi diri kita sendiri kesempatan terbaik untuk hamil di masa depan."
  • Pasien dengan Kondisi Medis Tertentu: Wanita yang menderita kondisi seperti endometriosis (terutama derajat lanjut), insufisiensi ovarium prematur, atau penyakit autoimun berisiko mengalami penurunan cadangan atau kualitas sel telur lebih cepat.
  • Pasien Onkologi: Wanita yang akan menjalani kemoterapi, radioterapi, atau operasi panggul yang berisiko merusak ovarium disarankan untuk membekukan sel telur terlebih dahulu sebagai bentuk preservasi kesuburan sebelum terapi yang agresif dimulai.

Bagaimana Proses Pembekuan Sel Telur Dilakukan?

Prosedur ini melibatkan beberapa tahapan medis yang aman dan terukur:

  • Stimulasi Ovarium: Pasien akan diberikan suntikan hormon untuk merangsang ovarium agar menghasilkan banyak sel telur matang dalam satu siklus. Ini dilakukan pada hari kedua atau ketiga siklus menstruasi.
  • Pengambilan Sel Telur (Oocyte Retrieval): Setelah sel telur matang, prosedur minor dilakukan untuk mengambil sel telur. Proses ini dipandu dengan USG transvaginal dan menggunakan anestesi ringan. Penting dicatat, prosedur ini memerlukan wanita yang sudah aktif secara seksual karena akses pengambilan dari bawah.
  • Pembekuan (Vitrifikasi): Sel telur dibekukan secara instan. Teknik vitrifikasi sangat penting untuk menjaga integritas sel dan mencegah pembentukan kristal es yang dapat merusak struktur sel.
  • Penyimpanan: Sel telur yang sudah dibekukan disimpan dalam tangki nitrogen cair. Dalam kondisi ideal, sel telur dapat bertahan bertahun-tahun tanpa penurunan kualitas yang signifikan.
  • Penggunaan di Masa Depan: Ketika pasien siap untuk hamil, sel telur akan dicairkan, dibuahi dengan sperma (umumnya melalui ICSI), dan embrio yang terbentuk akan ditanamkan ke dalam rahim melalui prosedur bayi tabung (IVF).

Efektivitas & Pertimbangan Klinis Penting

  • Usia Adalah Kunci: "Semakin muda usia saat sel telur dibekukan, semakin tinggi tingkat keberhasilan kehamilan di kemudian hari," kata dr. Nico. Kualitas dan kuantitas sel telur menurun drastis setelah usia 35 tahun, apalagi di atas 40 tahun. Pada usia 30-an awal, satu kali pengambilan sel telur bisa menghasilkan hingga 30 sel telur, sementara di atas 35 tahun, mendapatkan 10 sel telur saja sudah tergolong bagus.
  • Bukan Jaminan 100%: Pembekuan sel telur memang memberikan peluang signifikan untuk kehamilan di masa depan, tetapi tidak menjamin keberhasilan 100%. Tingkat keberhasilan IVF secara global berkisar antara 30-50%.
  • Tingkat Kelangsungan Hidup Sel Telur: Sel telur lebih sensitif dibandingkan sperma. Tingkat kelangsungan hidup sel telur (survival rate) setelah pembekuan dan pencairan adalah sekitar 60-70%. Artinya, tidak semua sel telur yang dibekukan akan bertahan hidup saat dicairkan. Oleh karena itu, jumlah sel telur yang dibekukan sebaiknya cukup banyak untuk meningkatkan peluang.
  • Efek Samping Minimal: Efek samping yang mungkin terjadi umumnya minimal, seperti kembung, nyeri ringan setelah prosedur pengambilan, atau perubahan mood selama stimulasi hormon.
  • Pertimbangan Biaya: Biaya prosedur ini mencakup beberapa tahapan: stimulasi hormon, pengambilan sel telur, biaya pembekuan dan penyimpanan bulanan (per straw/tabung penyimpanan), serta program bayi tabung (IVF) saat sel telur digunakan di masa depan. Semakin banyak sel telur yang dibekukan, semakin banyak straw yang digunakan, dan semakin tinggi biaya penyimpanannya.

Pentingnya Konsultasi Sebelum Pembekuan

Tidak semua orang cocok untuk menjalani prosedur pembekuan sel telur tanpa evaluasi menyeluruh. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter spesialis fertilitas atau dokter Obgyn subspesialis fertilitas sangat disarankan sebelum memulai program. Dokter akan melakukan pemeriksaan seperti tes AMH (Anti-Müllerian Hormone) dan USG transvaginal untuk menilai cadangan ovarium dan kesiapan tubuh Anda. Evaluasi ini juga penting untuk menentukan dosis hormon yang tepat dan mengidentifikasi potensi masalah medis lain yang perlu ditangani sebelum prosedur.

Pembekuan sel telur adalah investasi masa depan yang dapat memberikan ketenangan pikiran dan memperpanjang jendela kesempatan bagi banyak wanita untuk mewujudkan impian memiliki keluarga.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Keputusan Berani Luna Maya, Menginspirasi Banyak Wanita untuk Pembekuan Sel Telur, Begini Caranya
img
Dari Limbah Jadi Sarana Belajar: Perjalanan UPTD SDN Papela Menuju Juara Healthiest School 2025
img
Aplikasi Anti-Bullying Bejakeun Bawa SMPN 43 Bandung Juara Healthiest Schools 2025
img
Ide Liburan Anak di Mal: Ada Playground, Karakter Favorit, hingga Lomba Seru!