Konsisten Edukasi Masyarakat tentang Pentingnya Literasi Keuangan, Gelar Journalist Writing Competition untuk Kelima Kalinya
Sejak tahun 2020, Allianz Indonesia konsisten edukasi dan tingkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya literasi keuangan lewat Journalist Writing Competition.
Himawan Purnama, Country Chief Product Officer Allianz Life Indonesia, mengatakan, kesadaran akan pentingnya asuransi masyarakat Indonesia masih terbilang rendah. "Terlihat pada angka penetrasi asuransi yang masih rendah, yakni sebesar 2,8% (per September 2024) yang mana belum sebanding dengan angka literasi dan inklusi asuransi yang sudah mencapai 76,25% dan 12,21%," terang Himawan.
Nah, salah satu upaya yang juga terus dilakukan untuk mengedukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya literasi keuangan adalah dengan mengadakan Journalist Writing Competition yang telah diselenggarakan sejak tahun 2020. Tahun ini merupakan kelima kalinya digelar kompetisi tersebut.
Tahun ini, Journalist Writing Competition 2024 berhasil mengumpulkan 3.365 artikel pemberitaan seputar asuransi yang diterbitkan sejak bulan Januari hingga November 2024.
Pemenang terbaik dari kategori berita cetak, online, dan foto telah dipilih berdasarkan penilaian dewan juri, yakni Wahyuni Murtiani selaku Head of Corporate Communications Allianz Indonesia, Poltak Hotradero selaku Business Development Advisor di Bursa Efek Indonesia, Titin Rosmasari selaku Pimpinan Redaksi di CNN Indonesia, dan Gunawan Wicaksono selaku Redaktur Foto di Majalah Tempo.
Melalui kompetisi ini, diberikan apresiasi untuk rekan-rekan media yang telah mendukung kegiatan edukasi keuangan dan asuransi, melalui beragam pemberitaan yang telah dipublikasikan selama tahun 2024.
Peran Media Massa untuk Mengedukasi Masyarakat, terutama Anak Muda
Selain menjadi juri, Gunawan Wicaksono, Chief Photo Editor juga hadir sebagai pembicara dan turut memberikan pandangannya mengenai disrupsi digital yang saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi media massa. Kemajuan teknologi menjadikan masyarakat mudah mendapatkan informasi. Namun, tidak ada yang bertugas untuk melakukan filterisasi dan tidak bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya.
“Saat ini, teknologi seperti Artificial Intellegence (AI) memudahkan kehidupan masyarakat. Namun, apabila berbicara dari sisi berita foto, tetap tidak bisa tergantikan oleh AI karena kami akan menyajikan foto yang nyata dan sesuai dengan realitanya sehingga masyarakat mengerti betul apa yang terjadi di lapangan. Hal ini juga menjadi upaya kami untuk mengedukasi bahwa masyarakat perlu mengetahui perbedaan gambar nyata dan buatan AI karena sekarang saja modus kejahatan juga sudah banyak yang menggunakan gambar berbasis AI,” ujarnya.
Menurutnya, di tengah gempuran teknologi, media terus berupaya untuk beradaptasi dan menjadi gatekeeper sehingga masyarakat tidak mudah terkecoh dengan informasi hoax.
Sebagai Pemimpin Redaksi, Titin Rosmasari, juga menambahkan bahwa media arus utama dan jurnalisme harus terus dapat membantu masyarakat dengan menyajikan informasi yang sudah terverifikasi sehingga demokrasi tetap terjaga. Adanya fenomena sosial seperti doom spending dan lipstick effect yang saat ini banyak dibicarakan di media sosial, membuat para pelaku di industri media terus mengedukasi masyarakat, terutama anak muda supaya tidak terjebak dalam perilaku tersebut.
“Masih banyaknya masyarakat yang terjerat pada praktik keuangan yang salah, adalah gambaran dari masih rendahnya pengetahuan finansial yang dimiliki masyarakat. Di sinilah media berperan untuk mengedukasi dengan informasi yang akurat mengenai literasi keuangan, pentingnya proteksi di tengah ketidakpastian ekonomi, dan mengetahui pengelolaan risiko yang baik,” pungkas Titin.