

Konsumsi Susu Anak Indonesia Masih Rendah, Apa yang Bisa Kita Lakukan Bersama?

Moms, siapa di rumah yang setiap hari masih rutin memberi anak minum susu? Kalau jawabannya "kadang-kadang", ternyata Moms nggak sendiri. Fakta mengejutkan nih, konsumsi susu di Indonesia termasuk yang paling rendah di Asia Tenggara, lho!
Kabar ini dibahas dalam acara peringatan Hari Susu Sedunia (World Milk Day) 2025 yang diadakan oleh Frisian Flag Indonesia (FFI) di Kampus IPB Dramaga, Bogor, beberapa waktu lalu. Acara ini menghadirkan para ahli dari pemerintah, kampus, hingga pelaku industri susu, yang semuanya sepakat bahwa minum susu seharusnya jadi kebiasaan harian anak-anak Indonesia, bukan pilihan tapi kebutuhan!
Baca Juga: Rayakan Hari Susu Sedunia, Saatnya Anak Muda Bangun Masa Depan Industri Susu Segar Indonesia!
Bagaimana tidak, susu punya segudang manfaat untuk anak, bukan hanya baik untuk pertumbuhan tulang, melainkan juga mendukung kesehatan fungsi otak, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Angka Konsumsi Susu Indonesia, Kalah Jauh dari Negara Tetangga
Menurut Widiastuti, S.E., M.Si., Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia, rata-rata orang Indonesia hanya minum sekitar 16,3 liter susu per tahun. Bandingkan dengan Malaysia (50 liter), Thailand (33 liter), bahkan Filipina pun sudah di angka 22 liter. Jauh banget, ya Moms? Padahal, dibandingkan negara-negara tetangga tersebut, Indonesia punya jumlah penduduk yang besar sekitar 279 juta jiwa, namun konsumsi susu per kapitanya termasuk terendah di Asia Tenggara. Duh!

Salah satu penyebab rendahnya konsumsi susu, diungkapkan Widiastuti, adalah akses susu yang belum merata, ditambah kebiasaan makan masyarakat Indonesia yang masih dominan karbohidrat.
Hal ini dibenarkan oleh Prof. Epi Taufik S.Pt., MVPH., M. Si, Guru Besar Bidang Ilmu dan Teknologi Susu, IPB. Beliau menjelaskan bahwa anak-anak Indonesia masih sering sarapan atau jajan dengan menu seperti nasi, gorengan, atau mie instan. “Padahal, susu bisa jadi “penyeimbang” penting karena kaya akan protein, kalsium, dan vitamin. Susu juga bantu anak tumbuh optimal, nggak hanya tinggi, tapi juga kuat, sehat, dan lebih fokus belajar,” pungkasnya.
Program Makan Bergizi Gratis
Kabar baiknya, pemerintah sekarang punya program baru yang sangat mendukung yakni Makanan Bergizi Gratis (MBG). Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen PKH Kementerian Pertanian, Dr. Drh. Nuryani Zainuddin, M. Si., mengatakan, “Sudah ada peningkatan konsumsi susu, terutama didukung oleh program makanan bergizi gratis (MBG). Di dapur-dapur MBG yang dekat dengan sentra produksi sapi perah, susu menjadi salah satu menu harian anak-anak. Setiap dapur MBG bisa menyajikan hingga 400 liter susu per hari. Program ini sudah menjangkau lebih dari 1 juta anak, dan ditargetkan meningkat hingga 5.000 dapur aktif di seluruh Indonesia,” katanya.

Dr. Drh. Nuryani Zainuddin, M. Si melanjutkan, “Tujuannya adalah agar anak-anak terbiasa minum susu setiap hari, terutama setelah makan siang. Meskipun demikian, evaluasi konsumsi dilakukan secara berkala untuk memastikan efektivitas program,” katanya.
Tentunya jika program berhasil, akan mendongkrak angka konsumsi susu anak Indonesia. Prof. Epi menambahkan, “Sebagai perbandingan, di Thailand anak-anak sekolah diwajibkan minum susu setiap hari sejak 1992. Dan sekarang, 40% susu nasional mereka diserap oleh program sekolah, lho. Bayangkan dampaknya!” katanya.
Bagaimana dengan Produksi Susu di Indonesia?
Sayangnya, Moms, tantangan tidak hanya soal kebiasaan minum, tapi juga soal ketersediaan. Menurut Nuryani, populasi sapi perah di Indonesia sempat turun drastis akibat wabah PMK (penyakit mulut dan kuku). “Saat ini, pemerintah sedang mendorong program inseminasi buatan dan impor sapi untuk mengejar target 1 juta sapi perah di tahun 2029. Tapi distribusinya belum merata. Sekitar 98% sapi perah masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sehingga daerah-daerah lain masih sulit mendapatkan susu segar dengan harga terjangkau,” katanya.
Baca Juga: Krisis Regenerasi Peternak Sapi Perah Lokal, Ini Langkah Nyata untuk Mengatasinya!
Untuk itu, pemerintah sekarang sedang mendorong peternakan sapi agar berkembang juga di luar Jawa seperti di Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Peran Swasta Juga Penting
Dari sisi industri, perusahaan seperti Frisian Flag Indonesia juga sudah bertahun-tahun aktif mengedukasii lewat program “Gerakan Nusantara” yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran gizi masyarakat, terutama anak-anak sekolah.

Namun menurut Andrew F. Saputro, Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, edukasi saja tidak cukup. “Kalau tidak didukung pemerintah dan masyarakat, konsumsi susu bisa stagnan. Karena itu, sinergi antara swasta dan pemerintah sangat diperlukan agar program seperti MBG dapat menjangkau lebih banyak anak dan membentuk kebiasaan konsumsi susu yang berkelanjutan. Harapannya, program MBG bisa menjangkau hingga 20 juta anak dan menjadikan minum susu sebagai kebiasaan sehari-hari,” tutupnya.
Mulai Kebiasaan Baik dari Rumah
Banyak hal memang perlu diperbaiki dari sisi industri dan kebijakan. Tapi perubahan besar bisa dimulai dari rumah, Moms. Mulailah biasakan anak minum susu setiap hari. Pilih susu yang sesuai kebutuhan anak, dan libatkan mereka agar ikut senang minum susu.
Jadi yuk, Moms, mulai dari hal kecil. Sediakan segelas susu untuk si kecil, pagi hari sebelum ia berangkat sekolah untuk meningkatkan energi dan konsentrasi, serta segelas susu lagi pada sore atau malam hari sebelum tidur, agar tubuh optimal menyerap nutrisi saat beristirahat. Dan, lihat dampak besarnya dalam jangka panjang. Karena kebiasaan sehat, selalu dimulai dari rumah!