Lindungi Lebih dari Satu Juta Anak dengan Imunisasi, Cuci Tangan Pakai Sabun, dan Pemberian Makanan Bergizi
Tak disangka, masih banyak orangtua di Indonesia yang ragu atau tak jadi melakukan imunisasi pada anaknya dengan ragam alasan, seperti takut anak menjadi demam dan rewel pasca imunisasi. Kurangnya pemahaman atau edukasi terkait imunisasi, merupakan salah satu penyebabnya. Data mencatat, di antara tahun 2019 hingga 2021, ada sekitar 1,7 juta anak belum divaksin. Duh!
Tak hanya itu, perilaku mencuci tangan juga belum menjadi kebiasaan. Tak hanya anak-anak, orangtua juga kerap mengabaikan aktivitas ini. Ditambah lagi, masalah stunting pada anak juga masih menjadi permasalahan yang belum terselesaikan. Hampir 28% balita – kurang lebih 8 juta anak – menderita stunting.
Dan perlu Moms tahu, pada tahun 2021, lebih dari seperempat kematian pada anak-anak disebabkan oleh pneumonia dan diare. Sangat disayangkan sebab penyakit-penyakit ini sebenarnya dapat dicegah melalui perilaku hidup bersih dan sehat seperti menjaga kebersihan tangan, imunisasi lengkap yang tepat waktu, dan disertai dengan pola makan yang baik.
Untuk itulah, sejalan dengan agenda pemerintah Indonesia dalam memasyaratkan budaya dan perilaku hidup sehat melalui edukasi kesehatan, program Keluarga SIGAP (Keluarga Siaga Dukung Kesehatan, Siap Hadapi Masa Depan) telah resmi diluncurkan di Indonesia. Program ini hadir untuk menurunkan risiko terjangkitnya anak-anak dari penyakit-penyakit tersebut.
Selain itu, program yang terinspirasi dari keberhasilan program serupa di India ini bertujuan untuk melindungi lebih dari 1 juta anak terpapar risiko penyakit yang sebenarnya dapat dicegah melalui gabungan imunisasi yang rutin, lengkap, dan sesuai jadwal, melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan pemberian makanan bergizi pada anak usia 0-24 bulan.
Program Keluarga SIGAP merupakan hasil kolaborasi berkelanjutan antara GAVI (Global Alliance for Vaccine and Immunization), Unilever Indonesia, dan The Power of Nutrition.
Pengumuman program ini digelar pada Rabu, 28 Maret 2024 di Jakarta dan turut didukung oleh Kementerian Kesehatan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dinas Kesehatan Kab. Bogor, dan Dinas Kesehatan Kab. Banjar.
Mahmud Fauzi, SKM, M.Kes., Ketua Tim Kerja Standar Kecukupan Gizi dan Mutu Pelayanan Gizi KIA, Direktorat Gizi dan KIA, Kementerian Kesehatan, menyambut positif langkah ini. “Salah satu inisiatif dari Kementerian Kesehatan melalui program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) adalah untuk mempromosikan budaya hidup dan praktik hidup sehat, yang kemudian akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, khususnya anak-anak. Selain itu Kemenkes juga terus berupaya meningkatkan gizi masyarakat, terutama pada anak balita agar kedepan menjadi generasi penerus yang lebih berkualitas,” katanya.
“Program ini selaras dengan komitmen kami untuk meningkatkan kesehatan keluarga Indonesia melalui pola hidup bersih dan sehat, salah satunya dengan cuci tangan pakai sabun di momen penting. Saat ini kami sudah berhasil melakukan edukasi cuci tangan pakai sabun hingga lebih dari 100 juta orang di indonesia melalui program-program yang berfokus pada kebersihan tangan,” jelas drg. Ratu Mirah Afifah GCClinDent., MDSc, Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia.
Saat ini program Keluarga SIGAP tengah berada dalam fase percontohan (pilot program) yang akan berjalan hingga bulan Juni 2024 yang dilakukan di 2 kabupaten yakni Banjar (Kalimantan Selatan) dan Bogor (Jawa Barat).
“Kami sangat bahagia bisa terpilih sebagai wilayah pelaksanaan pilot program ini dan berharap bisa mendapatkan hasil yang diharapkan yaitu peningkatan kesadaran dan juga praktik perilaku kesehatan,” ucap drg. Yasna Khairina, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Banjar.
Melalui program ini, kader-kader kesehatan di wilayah Kab. Bogor dan Kab. Banjar dilatih untuk memberikan sosialisasi yang efektif menggunakan berbagai media yang interaktif untuk menarik perhatian masyarakat, khususnya orangtua.
“Untuk dapat menyampaikan pesan secara efektif kepada keluarga, kami sadar bahwa sekadar mendidik secara konvensional saja tidak cukup,” ucap Ardi Prastowo, Team Leader Program Keluarga SIGAP. “Oleh karena itu, kami juga menyediakan materi-materi interaktif yang bisa menarik perhatian dan tentunya mendidik para orangtua secara lebih efektif,” lanjutnya.
Fransisca Lambe, Program Manager Program Keluarga SIGAP, menambahkan bahwa program ini tidak hanya menargetkan orangtua sebagai sasaran yang ingin dididik, tetapi juga menargetkan komunitas di lingkungan tersebut.
Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengubah perilaku masyarakat, khususnya orangtua dengan anak 0-24 tahun untuk mempraktikan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari mereka.