Menjamin Bumi Layak Huni, Menteri Lingkungan Hidup Dorong Selamatkan Alam dan Generasi Mendatang
Sebagai langkah konkret untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi para pemangku kepentingan, WWF-Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup menggelar diskusi multi-pihak yang bertajuk Plastic, Climate, and Biodiversity Forum.
Diskusi ini dilaksanakan pada Selasa (28/10) di Jakarta. Dalam diskusi multipihak ini, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Dr. Hanif Faisol Nurofiq hadir sekaligus memberikan kata sambutan. CEO WWF-Indonesia, Aditya Bayunanda turut mendampingi Menteri Lingkungan Hidup.
Dr. Hanif Faisal Nurofiq, menyampaikan, “Ketiga isu ini tidak bisa dilihat sebagai persoalan yang berdiri sendiri. Krisis polusi plastik, perubahan iklim, dan penurunan keanekaragaman hayati, membentuk satu kesatuan tantangan yang membutuhkan solusi terintegrasi dan kolaborasi."
Dr. Hanif menambahkan, “Sinergi lintas sektor menjadi kunci untuk memastikan Indonesia benar-benar menuju lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan salah satunya melalui penerapan ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah. Kita bergerak bersama untuk memastikan bumi tetap layak huni bagi generasi mendatang.”
Dalam kesempatan sama, Aditya Bayunanda, menyampaikan, "Sebagai lembaga yang berbasis sains, kami telah melakukan serangkaian kajian dampak sampah plastik terhadap keanekaragaman hayati dan krisis iklim. Untuk mengatasinya, kami menjalankan program Plastic Smart Cities. Melalui program ini, kami bertekad untuk mengurangi kebocoran plastik ke alam dengan cara mendukung kerja-kerja pengurangan sampah plastik melalui mitra-mitra kami.”
Triple Planetary Crisis menjadi ancaman nyata. Kampanye No Plastic in Nature, yang disusul dengan implementasi proyek Plastic Smart Cities di Indonesia, mendorong penerapan sirkular ekonomi dalam pengelolaan sampah.
Mengadopsi prinsip ekonomi sirkular menjadi kunci untuk memutus simpul permasalahan secara bersamaan dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan Indonesia.
Ekonomi sirkular mengubah cara kita dalam memroduksi, mengonsumsi, dan mengelola material dengan mengeliminasi polusi sejak desain, mensirkulasi bahan mulai dari daur ulang dan guna ulang; serta meregenerasi sistem alam.
Dengan pendekatan ini sekaligus kita mengurangi emisi gas rumah kaca dari produksi resin, praktik pembuangan tak terkendali, menekan kebocoran polutan, dan memulihkan ekosistem.
Melalui acara berbagi wawasan, menggali inovasi hingga rekomendasi aksi nyata ini, pemerintah dan masyarakat sipil berharap, sinergi para pihak dapat diterjemahkan program-program yang dampaknya dapat dirasakan oleh alam dan generasi mendatang.