Pasar Properti Jakarta di Tahun 2024 Tunjukkan Ketahanan dan Pertumbuhan di Berbagai Sektor
“Secara umum di tahun 2024, rata-rata tingkat hunian untuk perkantoran di kawasan CBD masih terpantau stabil di angka 70%, namun tercatat bahwa tingkat hunian gedung Grade Premium mengalami peningkatan akibat tren flight-to-quality atau perpindahan menuju gedung yang lebih baru atau dengan kualitas yang lebih baik. Penyerapan ruang perkantoran Grade A di CBD secara tahunan terpantau meningkat sekitar 17% dibandingkan tahun lalu. Sementara di daerah non-CBD, rata-rata tingkat hunian juga masih stabil di angka 71% di akhir tahun 2024,” ungkap Yunus Karim, Head of Research JLL Indonesia saat sesi konferensi pers pada Rabu, 05 Februari 2025 di IDX Building, Tower 2, Lantai 22 Jl. Jend Sudirman, Jakarta.
Ditambahkan Yunus, terdapat satu pusat perbelanjaan baru yang diluncurkan di penghujung tahun 2024, yaitu Mal Puri Indah 2 yang merupakan perluasan dari Mal Puri Indah. Komposisi penyewa yang sesuai dengan target pasar dan penerapan konsep yang tepat menjadi perhatian bagi pemilik pusat perbelanjaan untuk mempertahankan dan meningkatkan jumlah pengunjung.
Saat ini telah terlihat beberapa pusat perbelanjaan, khususnya segmen menengah ke atas, yang melakukan pergantian konsep dan juga penyewa untuk mengikuti perkembangan tren. Penyewa yang terlihat aktif dalam satu tahun terakhir berasal dari sektor variety stores dan luxury beauty.
Aktivitas pasar kondominium Jakarta pada 2024 mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun 2023. Penurunan penjualan kondominium pada tahun ini terutama disebabkan oleh sebagian besar pembeli yang masih melakukan wait-and-see selama tahun pemilu.
Triwulan keempat ini tidak melihat adanya peluncuran kondominium baru, dengan seluruh tahun hanya mencatat dua proyek baru yaitu Two Sudirman yang berlokasi di kawasan CBD dan satu menara baru dari LRT City Tebet. Terdapat juga dua proyek yang telah selesai dibangun yaitu BRANZ Mega Kuningan dan The Newton 2 yang berlokasi di daerah Kuningan.
Angela Wibawa – Head of Office Leasing Advisory, menyebut, permintaan terhadap ruang perkantoran terpantau meningkat di tahun 2024, terutama untuk ruang yang berkualitas lebih tinggi dan berada di kawasan CBD. “Kami juga mengamati bahwa tren yang terjadi menunjukkan beberapa perusahaan lebih mencari ruang perkantoran yang siap digunakan dengan harga yang tetap terjangkau. Berdasarkan transaksi pasar yang kami lakukan sepanjang tahun 2024, ruang di bawah seribu meter persegi amat mendominasi, dengan porsi sekitar 85%. Secara umum, harga sewa untuk gedung Grade A (termasuk Premium) di kawasan CBD mengalami kenaikan sebesar 1% pada triwulan keempat, melanjutkan tren positif dari triwulan sebelumnya, meskipun tetap mengalami tekanan sepanjang tahun 2024 sebesar-1,1%,” urai Angela.
Sektor yang terpantau cukup aktif di 2024 adalah teknologi, sumber daya alam, dan manufaktur. Selain itu, mereka mengamati bahwa masih ada perusahaan yang menerapkan strategi penghematan biaya, sementara beberapa perusahaan sudah mulai kembali menerapkan kebijakan 100% kembali ke kantor sehingga ada peningkatan permintaan untuk ruang perkantoran.
“Pasar perumahan tapak di Jabodetabek semester II-2024 terpantau tetap stabil dan sehat. Faktor utama yang memengaruhi kondisi ini adalah perpanjangan insentif pembebasan pajak 100% hingga Desember 2024, yang semula dijadwalkan berakhir pada Juni 2024. Peluncuran unit meningkat 18% lebih banyak dibandingkan dengan semester I-2024 dan didominasi oleh produk dengan harga di bawah dua miliar rupiah,” kata Vivin Harsanto, Head of Advisory.
Tren keberlanjutan semakin menguat di sektor ini, ditandai dengan meningkatnya peluncuran produk baru bersertifikasi hijau pada skala proyek yang beragam. Pengembangan kota baru oleh pengembang terkemuka tetap terlihat, terutama di wilayah Tangerang. Faktor-faktor yang tetap menjadi daya tarik utama bagi calon pembeli meliputi harga yang terjangkau, lokasi strategis, kemudahan akses ke jalan tol dan transportasi umum, reputasi pengembang, serta program pembayaran yang menarik dan kerja sama antara pengembang dengan institusi perbankan, kelengkapan fasilitas kawasan seperti pendidikan, kesehatan, dan komersial serta teknologi smart home.
Sementara itu, Julien Naouri - Senior Vice President, Investment Sales, Hotels & Hospitality Group, JLL Asia Pacific mengatakan, “Industri pariwisata di Jakarta dan Bali menutup tahun 2024 dengan catatan yang positif. Kinerja yang kuat ini dapat menjadi tolok ukur untuk tahun 2025, menegaskan daya tarik yang berkelanjutan dari Bali dan resonansinya yang terus berlanjut dengan wisatawan global, serta Jakarta yang menjadi tujuan penting untuk perjalanan bisnis di subkawasan Asia Tenggara.”
“Sektor pergudangan modern menunjukkan kinerja sehat pada triwulan keempat 2024, dengan tingkat hunian mencapai 87%. Pasokan baru sekitar 125 ribu meter persegi telah ditambahkan melalui penyelesaian lima fasilitas di Bogor, Jakarta, dan Karawang. Kami mengamati peningkatan kehadiran perusahaan Tiongkok, menunjukkan minat positif pada pergudangan, pabrik sewa, dan lahan industri. Meskipun tarif sewa umumnya stabil akibat persaingan yang meningkat, beberapa proyek dengan spesifikasi di atas standar dan berlokasi strategis, mengalami pertumbuhan sewa yang terkendali. Permintaan terhadap gudang modern tetap kuat, terutama di area Timur Jakarta seperti Bekasi, Cikarang, dan Karawang. Komposisi penyewa semakin beragam, dengan manufaktur terkait kendaraan listrik diproyeksikan masih akan aktif di tahun 2025. Penerapan konsep hijau atau berkelanjutan terus meningkat, merambah berbagai sector industri properti. Tren ini menjadi pendorong nilai dan daya saing di sektor komersial, perumahan, dan industri. Kami melihat antusiasme yang meningkat, baik dari penyewa maupun pengembang, dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam proyek-proyek mereka. Dari perspektif investasi, Indonesia mempertahankan posisinya sebagai destinasi yang menarik di Asia Tenggara. Para investor, baik domestik maupun internasional, terus aktif mencari peluang, khususnya di sektor hotel, residensial, industri, pusat data, fasilitas kesehatan, dan properti pendidikan. Ke depan, kami memproyeksikan perkembangan positif sektor properti akan terus didukung oleh beberapa faktor kunci, termasuk penguatan sektor manufaktur, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan peningkatan investasi asing, tercermin dari kenaikan sebesar 19% dibandingkan tahun 2023,” pungkas Farazia Basarah, Country Head and Head of Logistics & Industrial.