Pasar Properti Jakarta Tumbuh Positif
Pasar properti di Jakarta menunjukkan pertumbuhan yang positif, terutama di sektor perkantoran. Harga sewa kantor kelas atas di pusat bisnis Jakarta terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu, sektor ritel dan perumahan juga mengalami peningkatan permintaan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dan dukungan pemerintah mendorong minat investor di sektor properti.
JLL Indonesia, perusahaan jasa profesional terkemuka dengan spesialisasi manajemen properti dan investasi, pada Selasa, 29 Oktober 2024 di kantornya di Indonesia Stock Exchange Building, Tower II Suite 2201, 22nd Floor Jl. Jend. Sudirman kav 52-53, Jakarta, umumkan temuan-temuan penting dari Jakarta Property Market Review Kuartal 3 2024. Laporan tersebut menyoroti stabilitas di sektor perkantoran dan retail, dengan pertumbuhan yang signifikan pada harga sewa kantor Kelas A di Central Business District (CBD).
Bisnis perkantoran di CBD Jakarta tetap stabil, dengan tingkat hunian sekitar 70%. Yunus Karim, Head of Research di JLL Indonesia, mencatat bahwa hunian di area non-CBD juga menunjukkan stabilitas, yaitu di angka 71%, dimana tingkat serapan terbesar ada di Jakarta Selatan. “Kami melihat adanya daya tarik positif pada ruang perkantoran kelas Premium, yang telah mencatat permintaan yang konsisten sejak awal 2023,” ujar Yunus Karim.
Angela Wibawa, Head of Office Leasing Advisory, menekankan pertumbuhan harga sewa yang signifikan. “Gedung Grade A, khususnya Grade Premium, mengalami kenaikan harga sewa sebesar 0,7%, yang menandai pemulihan penting dalam bisnis penyewaan kantor. Ini merupakan titik balik harga sewa menjadi positif sejak pertengahan tahun 2015,” ucapnya.
Tingkat hunian retail di Jakarta tetap sehat, didorong oleh ekspansi berkelanjutan untuk brand-brand makanan dan minuman serta fashion. "Jaringan restoran internasional secara aktif masuk atau memperluas bisnis mereka di Indonesia, sementara sektor fashion juga menunjukan aktivitas dengan beberapa toko flagship yang dibuka pada kuartal ini," jelas Yunus Karim. Meskipun tidak ada mal baru yang beroperasi pada kuartal ini, beberapa mal dijadwalkan buka pada akhir tahun, sehingga menciptakan momentum tambahan di sektor retail Jakarta.
Aktivitas penjualan kondominium di Jakarta pada triwulan ini sebagian besar berasal dari proyek-proyek yang baru diluncurkan seperti Two Sudirman yang berlokasi di kawasan CBD dan satu menara baru dari LRT City Tebet. Vivin Harsanto, Head of Advisory di JLL Indonesia, mengamati, “Para pembeli lebih tertarik dengan pembangunan yang memiliki akses transportasi yang baik, terutama di wilayah Bodetabek. Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) dari pemerintah semakin mendukung penjualan kondominium yang siap huni, sehingga pembeli dapat memanfaatkan persyaratan pembelian yang menguntungkan.” Ia mencatat bahwa developer memanfaatkan strategi penjualan yang inovatif, seperti menawarkan program pembayaran yang fleksibel dan jaminan sewa, untuk menarik basis pembeli yang lebih berhati-hati.
Sektor pariwisata Indonesia terus pulih, meningkatkan minat investor yang mengantisipasi apresiasi nilai pada properti perhotelan. Julien Naouri, Senior Vice President of Investment Sales & Acquisitions, JLL Hotels and Hospitality Group, Asia Pacific, mencatat, “Dengan momentum peningkatan di sektor pariwisata, minat investor di Indonesia tetap kuat karena mereka memperkirakan nilai properti akan meningkat seiring dengan peningkatan kinerja perdagangan. Optimisme ini ditegaskan oleh potensi pertumbuhan yang menarik di Indonesia.”
Pergudangan modern logistik di Jabodetabek mempertahankan tingkat hunian yang stabil sebesar 90%, didorong oleh permintaan yang kuat dari berbagai industri dengan komposisi penyewa baru menunjukkan diversifikasi, mencakup sektor-sektor seperti industri kendaraan listrik, produk turunan listrik, farmasi, alat kesehatan, ritel, peralatan rumah tangga, furnitur, dan bahan baku di Bekasi, Bogor, Cikarang, dan Karawang.
Farazia Basarah, Country Head dan Head of Logistics & Industrial menjelaskan, “Selain developer lokal, pelaku internasional tengah menjajaki peluang untuk ekspansi melalui kolaborasi strategis maupun ekspansi bisnis dalam bentuk fasilitas Built-to-Suit ataupun gudang penyimpanan berpendingin (cold storage).” Ia menambahkan, “Satu proyek telah mencapai penyelesaian di area Cibitung, dan diperkirakan terdapat sekitar tiga bangunan yang akan rampung hingga akhir tahun 2024, tersebar di lokasi-lokasi seperti Bogor, Jakarta, dan Karawang. Penyedia jasa logistik tetap menjadi penyewa dominan dalam sektor pergudangan modern."
Potensi Ekonomi dan Demografi Indonesia yang Menguntungkan
Perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh antara 4,7% dan 5,5% menjelang akhir tahun, memperkuat daya tariknya sebagai tujuan investasi yang menarik di Asia Tenggara. Farazia Basarah menekankan, “Stabilitas ekonomi Indonesia, ditambah dengan demografi yang muda, menghadirkan peluang yang menjanjikan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. Investor terutama tertarik pada segmen perumahan, industrial dan pusat data Indonesia. Selain itu, Penanaman Modal Asing (PMA) ke Indonesia, yang didominasi oleh sektor manufaktur, melonjak 18.6% dari tahun sebelumnya dan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan sektor logistik dan industri. Indonesia memiliki pasar yang menawarkan peluang pertumbuhan berkelanjutan dan diversifikasi portfolio yang menarik, tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di berbagai kota lainnya di Indonesia.”