Penting! Begini Tips Hindari Nyeri Dada Berulang pada Pemasangan Ring Menurut Dokter Spesialis Jantung
Tahukah Moms dan Dads, hingga kini, penyakit jantung iskemik atau disebut juga penyakit jantung koroner adalah penyebab kematian tertinggi di dunia (data WHO). Menurut data Kemenkes RI, penyakit ini adalah penyebab kematian nomor dua di Indonesia setelah stroke.
Untuk diketahui, sebagian besar penderita awalnya tidak bergejala. Tak heran jika penyakit jantung koroner kerap disebut sebagai “silent killer”, dimana pada awalnya tidak menunjukkan gejala bermakna, namun ternyata bisa mengancam nyawa secara tiba-tiba dan berujung pada kematian.
Hal ini perlu kita waspadai, Moms dan Dads. Sebab, sekarang ini usia muda bukan jaminan bebas serangan jantung. Selebriti di Indonesia seperti almarhum Ashraf Sinclair maupun penyanyi Mike Mohede, menjadi beberapa contohnya. Ini membuktikan bahwa serangan jantung pun bisa menyerang seseorang yang berusia 30 - 40 tahun, bahkan di bawahnya.
Penumpukan Plak
Penyebab utama dari penyakit jantung koroner adalah adanya penumpukan plak/kolesterol di pembuluh darah koroner yang mensuplai darah untuk jantung. Bila plak ini mengalami komplikasi, misalnya terjadi robekan, hal ini dapat menyebab oklusi atau sumbatan total secara mendadak yang berakibat serangan jantung.
Menjaga pola hidup sehat dan obat-obatan sangat penting dilakukan apabila seseorang sudah terdiagnosis penyakit jantung koroner. Pada beberapa kondisi tertentu, perlu dilakukan prosedur intervensi, yaitu dengan membuka/melebarkan arteri koroner yang tersumbat dengan mengembangkan ring/stent di tempat sumbatan, sehingga pembuluh darah jantung terbuka lagi. Prosedur ini bila dilakukan sesuai indikasi dapat membawa manfaat yang signifikan bagi pasien.
Namun, timbul pertanyaan apakah penyumbatan masih berpotensi muncul saat setelah pemasangan ring hingga mengalami rasa nyeri?
Masalah Pasca Pemasangan Ring
Menurut dr. Adrianus Kosasih, Sp.JP(K), Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah sekaligus Konsultan Intervensi di Heartology Hospital, ada beberapa masalah pasca pemasangan ring jantung yang dapat muncul, seperti penggumpalan darah dalam stent (jangka pendek) hingga muncul plak dalam stent yang menyebabkan penyempitan.
“Keadaan tersebut dapat saja terjadi. Selain karena kondisi pembuluh darah yang sudah kurang baik atau faktor risiko yang tidak terkontrol, sumbatan ulang pada ring jantung dapat disebabkan karena prosedur pemasangan ring yang kurang tepat, misalnya karena ring dikembangkan kurang optimal,” jelas dr. Adrianus dalam sesi diskusi media di Heartology Cardiovascular Hospital yang terletak di Jln. Birah III No. 4 Kebayoran Baru, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Akibat otot kurang oksigen, seringkali beberapa gejala berulang yang terjadi adalah rasa nyeri dengan tipe yang sama, seperti dada terasa ditindih, panas, hingga sesak. Rasa sakit yang dirasakan tersebut juga bisa berlangsung kurang lebih 10 menit. Bahkan yang lebih parah lagi, karena saraf jantung berkaitan juga dengan beberapa saraf lain, nyeri alih seringkali dapat terjadi seperti bahu, punggung, rahang, hingga tangan.
Lebih Akurat dengan IVUS
Nyatanya, risiko sumbatan ulang setelah pemasangan ring dapat dicegah dan diminimalisir.
Dengan kemajuan teknologi di bidang kardiovaskular, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Heartology menerapkan prosedur intervensi dengan bantuan alat IVUS (Intravascular Ultrasound).
“Alat ini menerapkan prinsip ultrasonografi untuk melihat kondisi di dalam pembuluh darah secara lebih akurat. Alat IVUS menjadi “guiding” dokter spesialis jantung dan pembuluh saat melakukan intervensi. IVUS dapat memberikan gambaran detail pembuluh darah koroner mulai dari ukuran pembuluh darah, besar dan jenis sumbatan, hingga kondisi ring yang terpasang apakah sudah terpasang optimal atau belum,” imbuh dr. Adrianus.
Dengan bantuan alat ini, diharapkan tindakan pemasangan ring menjadi lebih akurat dan menghindari terjadinya komplikasi.
“Kemajuan teknologi memungkinkan para dokter untuk melakukan tindakan lebih akurat demi mencapai hasil yang lebih baik hingga menghindari berbagai komplikasi dan mengurangi angka kematian. Penggunaan IVUS dalam prosedur pemasangan ring sendiri terbukti secara klinis memberikan hasil yang optimal dan mencegah komplikasi baik jangka pendek maupun jangka panjang,” pungkas dr. Adrianus.
Guna menghindari sakit berulang pasca pasang ring jantung, dr. Adrianus turut memberi beberapa tips, antara lain menjaga gaya hidup sehat dan mengurangi faktor pencetus seperti kurangi gula dan hindari merokok agar plak dalam aliran darah tidak bertambah. Para penderita penyakit jantung juga penting mengonsumsi obat pencair darah agar penyumbatan mampu diatasi secara lancar.