Peran Navigasi Pasien Kanker; Menghilangkan Hambatan untuk Mendapatkan Perawatan Kanker Tepat Waktu

Dwi Retno - Kamis, 02 Mei 2024
21 NAPAK telah menyelesaikan studi mereka dan siap untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat untuk hasil kanker yang lebih baik (Foto : Ist)
21 NAPAK telah menyelesaikan studi mereka dan siap untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat untuk hasil kanker yang lebih baik (Foto : Ist)
A A A

Seluk-beluk perawatan kanker dan hambatan dalam mengaksesnya sering ditemui sepanjang perjalanan pasien kanker. Di sinilah peran Navigasi Pasien Kanker (NAPAK) untuk mengarahkan jalannya pengobatan pasien ke depan. Konsep navigasi pasien diperkenalkan oleh Dr. Harold Freeman (1990) di Harlem, AS dan dirancang untuk menghilangkan hambatan untuk mendapatkan skrining, diagnosis, pengobatan dan perawatan paliatif yang tepat waktu. Navigasi pasien didefinisikan sebagai bantuan individual yang ditawarkan kepada pasien, keluarga, dan perawat untuk membantu mengatasi hambatan sistem layanan kesehatan dan memfasilitasi akses tepat waktu terhadap layanan kesehatan dan psikososial berkualitas mulai dari pra-diagnosis hingga semua fase kanker.

Melihat pentingnya peran ini dan bahwa peran ini belum hadir di Indonesia, Roche bersama Rumah Sakit Kanker Dharmais dan Tata Memorial Centre menjalin kemitraan pada tahun 2021 untuk memperkenalkan program pelatihan NAPAK komprehensif pertama di Indonesia. Hingga pada tahun ini, kita telah melihat pencapaian yang luar biasa yaitu selesainya pelatihan dari dua puluh satu orang navigasi pasien kanker.

TMC adalah institusi pertama di dunia yang menawarkan KEVAT - Program Diploma pascasarjana lanjutan selama satu tahun di bidang navigasi onkologi. Di India, peran NAPAK telah terintegrasi dalam sistem layanan rumah sakit mereka. Model pendidikan kolaboratif ini memungkinkan mereka belajar melalui model pembelajaran hybrid yang menggabungkan tutorial daring, pelatihan praktik, dilanjutkan dengan pelatihan praktik di rumah sakit peserta di bawah pengawasan ahli.

Selama masa pendidikan, para NAPAK melewati fase magang dan berinteraksi dan membantu pasien secara langsung - mulai dari pendaftaran, konsultasi, diagnosis, perencanaan, dan mendampingi saat pasien memulai pengobatan. Lebih dari 13.000 kebutuhan pasien ditangani melalui berbagai bagian dari perawatan seperti, manajemen klinis, kebutuhan administrasi, keuangan, dukungan psikososial, rujukan, rehabilitasi dan aksesibilitas sumber daya. “Kami mengidentifikasi masalah terbesar yang dihadapi pasien kanker di negara berkembang adalah akses terhadap pengobatan berbasis bukti dan kepatuhan terhadap protokol pengobatan. Melihat kondisi ini, kurikulum komprehensif dikembangkan untuk menutup

kesenjangan yang dialami oleh pasien. 'KEVAT' yang kemudian diciptakan merupakan program paling berhasil dalam memperbaiki kondisi layanan kanker di India. Kami berbagi pengalaman kami dengan Indonesia dan memperluas cakupan dengan adanya CPN - Indonesia di bawah payung Departemen Energi Atom, inisiatif kolaborasi internasional Pemerintah India - Vishwam Cancer Care Connect (VCCC), berupaya menuju pengendalian kanker secara global dengan bekerja sama dengan negara lain, terutama negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMICs) yang bergulat dengan permasalahan infrastruktur dan sumber daya untuk mengurangi kesenjangan dalam layanan kesehatan”, ujar Dr. Rajendra Badwe, Professor Emeritus & Eks-Direktur Tata Memorial Centre, India.

Untuk mempertajam kemampuan dan pengetahuan, para navigasi pasien kanker ini juga terlibat dalam proyek terkait penyakit dengan prevalensi tinggi, yaitu: kanker nasofaring, kanker paru, kanker payudara, dan kanker ginekologi. Proyek berlangsung di beberapa rumah sakit rujukan kanker di Indonesia.

“Kami sangat bangga menjadi bagian dalam mengembangkan implementasi NAPAK di Indonesia melalui penambahan kompetensi ke dalam kurikulum program magister keperawatan FK-KMK UGM, dan ini merupakan yang pertama kali di Indonesia. Program ini akan kami mulai tahun ajaran 2024,” ujar Ahmad Hamim Sadewa, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan FK-KMK UGM.

Pada kesempatan yang sama, RS Sardjito juga mengumumkan kesiapannya untuk memberikan kesempatan pelatihan langsung bagi calon perawat onkologi, sehingga semakin memperkuat kapasitas bangsa dalam memberikan perawatan khusus kepada pasien kanker. “Kami bangga dapat menjadi rumah sakit pertama yang menyediakan pelatihan. Kami percaya bahwa hal ini akan mendukung kami memberikan layanan yang lebih baik kepada pasien dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya rumah sakit dalam jangka panjang. Pada akhirnya, kami percaya bahwa kita hanya bisa melangkah jauh saat kita bersatu dan berjalan bersama,” tutup Nusati Ikawahju, Direktur Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Penelitian RS Sardjito.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Tak Perlu Rogoh Kocek Dalam-dalam untuk Berikan si Kecil Nutrisi Maksimal
img
Pencernaan Sehat, Tumbuh Kembang Anak Optimal
img
Pertama di Indonesia, RS Mata Ini Berikan Tindakan Operasi Kelopak Mata Gratis!
img
Jangkau Lebih Banyak Masyarakat, Brand Sikat Gigi Ini Gelar Rangkaian Kampanye Aksi Awal Kekuatan Beribu Kebaikan