Punya Hewan Peliharaan? Yuk, Ketahui Tentang Rabies
Kamu pernah mendengar penyakit Rabies? Rabies adalah infeksi virus yang menyerang otak dan sistem saraf manusia. Cara penularannya melalui air liur, gigitan atau cakaran serta jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi Rabies.
Hewan yang memiliki risiko tinggi menularkan Rabies adalah hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin Rabies.
Hewan utama penyebab penyebaran Rabies adalah anjing, kelelawar, kucing, dan kera. Di Indonesia, Rabies dikenal dengan “penyakit anjing gila”.
Gejala Mirip Flu
Orang yang tertular virus Rabies akan mengalami gejala mirip flu seperti; demam, kesemutan atau rasa terbakar di area gigitan, sakit atau nyeri kepala, mual dan muntah, merasa gelisah, bingung atau terancam tanpa ada penyebab, hiperaktif, halusinasi, insomnia atau gangguan tidur, kesulitan menelan ketika makan atau minum serta produksi air liur berlebih.
Dimulai dengan gejala awal mirip flu lalu berkembang menjadi gangguan neurologis (sistem saraf) parah. Meski berakibat fatal, namun ada peluang sembuh asal segera diobati setelah terpapar virus Rabies.
Jika Tergigit
Jika kamu digigit hewan penular Rabies, segera cuci luka gigitan dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit lalu beri antiseptic. Langsung bawa ke rumah sakit untuk kembali dilakukan pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) serta Serum Anti Rabies (SAR).
Untuk mencegah terinfeksi virus Rabies, lakukan hal-hal berikut:
1. Lakukan vaksinasi Rabies pada hewan peliharaan.
2. Dapatkan vaksin Rabies untuk diri sendiri.
3. Jaga kontak dengan hewan yang berpotensi memiliki virus Rabies.
4. Jaga hewan peliharaan agar tidak berinteraksi dengan hewan liar atau asing.
5. Lapor pada petugas kesehatan jika ada seseorang atau hewan yang memiliki gejala Rabies.
6. Cegah hewan-hewan lain yang berpotensi menyebarkan Rabies, masuk ke dalam rumah.