

Telur Gabus, Kue Tradisional Indonesia yang Mendunia

Mungkin masih banyak orang yang tidak tahu apa itu kue telur gabus. Menjamurnya makanan kebaratan dan makanan kekinian, membuat kue telur gabus ini tidak populer, apalagi dikalangan gen-Z dan gen alpha. Ya! Kue telur gabus merupakan kue tradisional asli Indonesia, berbentuk kecil kembung panjang, berwarna kuning keemasan, memiliki tekstur yang halus, tidak pecah serta berasa gurih dan renyah. Karena, bentuknya seperti telur ikan gabus, maka kue ini dinamakan telur gabus.
Berkat tangan dingin Furiyanti, Senior Brand Manager Kata Oma Telur Gabus membuat camilan tradisional ini naik kelas. Tak hanya keluarga di Indonesia saja yang bisa mencicipi renyahnya paganan yang terbuat dari tepung tapioka, telur, dan keju, tapi keluarga di Amerika, Australia, China, dan Filipina juga sudah bisa merasakannya. Bahkan kini, manajemen Kata Oma Telur Gabus tengah berupaya agar produknya bisa terjual ke Korea Selatan, Singapura, Kamboja, dan Vietnam.
Menembusnya telur gabus ini ke pasar global tak semulus jalan tol, Furi mengaku jalannya panjang dan juga berliku. “Bukannya tanpa tantangan, ini sangat panjang, lama, dan berliku. Karena mau deal satu negara saja panjang, lama banget. Yang lain-lain sudah oke, ternyata harganya tidak masuk,” ungkap Furi yang ditemui dalam acara yang bertajuk Ayo UKM, Tunggu Apa Lagi? Sebagai bagian dari kampanye “Tunggu Apa Lagi?” yang bertujuan mengangkat kisah sukses UKM jajanan lokal Indonesia yang telah menembus pasar global. Inisiatif ini mendukung potensi besar UKM untuk naik kelas dan bersaing di kancah internasional.

Perjalanan Telur Gabus Cooocok Menjadi Kata Oma
Menurut Furi, bisnis ini berawal dari ekspresi cinta seorang oma berusia 70 tahun, pada keluarganya, untuk membuat camilan yang sehat. Dari situlah tercipta telur gabus dengan mengandalkan resep turun temurun sejak tahun 1980. Camilan telur gabus ini menggunakan bahan-bahan dasar alami yang terbaik seperti telur yang dipakai telur asli bukan telur bubuk dan proses produksi yang sudah terstandarisasi sehingga terjaga kualitasnya yang konsisten.
“Kata Oma datang dari keprihatinan oma saya dan beliau memiliki standar tinggi dalam membuat camilan seperti enak dengan bahan-bahan alami seperti tidak ada MSG, pengawet dan gluten free. Akhirnya ia meracik sendiri telur gabus tersebut untuk anak dan cucunya,” ujar Furi.
Bertahun-tahun kemudian, telur gabus buatan Oma ini menjadi favorit keluarga, bahkan kerabat dekat dan selalu ada disetiap acara. Atas banyaknya permintaan, ditahun 2016 akhirnya dilakukan sistem PO untuk memesan telur gabus buatan Oma dan dipasarkan dengan nama Telur Gabus Cooocok.
"Sejak 2016 itu semakin meluas, banyak yang mencoba telur gabus buatan oma. Saya bawa ke rekan kerja dan komunitas. Lalu pada suka, akhirnya kami buka PO. Bisnis ini juga memiliki misi yaitu membuat orang yang memakannya teringat dengan keluarga. Kalau dicobain kayak ingat rumah, kayak buatan nenek, buatan eyang. Nah itu yang ingin kami bawa, supaya semua orang kembali lagi ke rumah ke keluarga mereka merasa dikasih dan dicintai,” kata Furi.
Pada 2018 Furiyanti mengganti merek produk telur gabus dari Cooocok menjadi Kata Oma. Kemasan yang sebelumnya berupa tabung mika pun disulap menjadi plastik yang lebih aman untuk dijual. Di tahun berikutnya, usaha mikro, kecil, dan menengah ini menjual telur gabus produksinya kepada reseller. “Kami baru mulai di kuartal IV memasuki jalur pasar modern, supermarket. Di sini saya baru mengenal Unifam, dan produk sudah mulai distribusikan oleh Unifam ke supermarket yang ada di Indonesia,” tutur Furi.
Inovasinya tak berhenti sampai di situ, dengan mengembangkan varian rasa otentik Indonesia antara gula aren, balado, serta telur asin Brebes pada 2020. Pada tahun yang sama, jelas Furiyanti, pihaknya merambah dunia penjulan di e-commerce. Kerja kerasnya tersebut membuahkan hasil, dengan berhasil meraih penghargaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). “2020 kami menang salah satu penghargaan best UMKM award dari Brillianpreneur. Tak sampai disitu saja, tantangan kami selanjutnya adalah merambah pasar internasional,” ucap Furi.
Furi mengimbau kepada teman-teman UMKM lain untuk mencontek cara manajemen Kata Oma dalam menjalankan usahanya. Misalnya dengan menentukan branding yang jelas, memiliki keunikan tersendiri. Tak ketinggalan, kualitas yang dijaga untuk bisa menembus pasar ekspor. “Kami sangat menantikan berbagai cerita inspiratif tentang kesuksesan UKM Indonesia. Kami adalah bukti nyata bahwa dengan inovasi dan kualitas yang terjaga, produk lokal bisa bersaing di pasar global. Kami berharap dapat menginspirasi lebih banyak teman-teman UKM untuk terus berinovasi dan berani memperluas jangkauan pasar mereka,” tutupnya.