Waspadai Penularan dan Risiko Penyakit HFMD Berat, Lindungi Anak dengan Vaksin EV71

Efa Trapulina - Kamis, 07 November 2024
Kalbe menggelar Media & Community Gathering “Stop the Spread: Lindungi Buah Hati dari EV71, Penyebab Hand, Foot, and Mouth Disease” di Jakarta, 6 November 2024 (Foto: Efa)
Kalbe menggelar Media & Community Gathering “Stop the Spread: Lindungi Buah Hati dari EV71, Penyebab Hand, Foot, and Mouth Disease” di Jakarta, 6 November 2024 (Foto: Efa)
A A A

Moms, pasti sudah tidak asing lagi dengan HFMD (Hand, Foot, and Mouth Disease). Penyakit yang sering kita anggap sepele ini bisa membawa dampak serius bila tidak ditangani dengan tepat. HFMD dikenal sebagai penyakit yang sering menyerang anak-anak di bawah usia 10 tahun - terutama balita - dengan gejala khas seperti ruam di tangan, kaki, dan mulut. Namun, tahukah Moms bahwa HFMD ini juga bisa disebabkan oleh virus yang sangat berbahaya, yaitu Enterovirus 71 (EV71)? Virus ini bukan hanya menimbulkan ruam biasa, tapi juga dapat berisiko menimbulkan komplikasi serius, bahkan mengancam jiwa.

Berdasarkan data yang dihimpun, lonjakan kasus HFMD di Indonesia cukup signifikan. Pada awal 2024, tercatat lebih dari 6.500 kasus di seluruh provinsi. Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) menunjukkan ada 27.417 kasus suspek HFMD di tahun yang sama.

“Data tersebut menunjukkan peningkatan yang besar dibandingkan dengan tahun 2023 yang tercatat sebanyak 11.651 kasus, dan 8.125 kasus pada tahun 2022. Sebagian besar kasus terjadi di daerah dengan mobilitas tinggi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Jakarta, Kalimantan, dan Bali,” jelas dr. Nani Rizkiyati, M. Kes, Ketua Tim Kerja ISPA Kementerian Kesehatan pada acara Media & Community Gathering “Stop the Spread: Lindungi Buah Hati dari EV71, Penyebab Hand, Foot, and Mouth Disease” di Jakarta, Rabu (6/11/24).

Enterovirus 71, Salah Satu Penyebab Tersering

HFMD atau penyakit tangan, kaki dan mulut sering disalah pahami sebagai Flu Singapura, namun sebenarnya nama “Flu Singapura” tidak ada kaitannya dengan penyakit ini, lho.

Diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak, dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A, virus ini pertama kali ditemukan di New Zealand pada tahun 1952, namun baru mengalami kejadian luar biasa HFMD di beberapa negara Asia Pasifik, termasuk Malaysia, Taiwan, dan Tiongkok pada tahun 1990-an.  Dan puncaknya terjadi pada tahun 2008 di Singapura yang mencapai 30 ribu kasus.

Penyakit tangan, kaki, dan mulut
Ilustrasi penyakit tangan, kaki, dan mulut (dok. Freepik)

“Pada waktu itu, banyak anak-anak di Singapura yang mengalami gejala seperti ruam di tangan, kaki, dan di sekitar mulut, juga mengalami sariawan. Karena jumlah kasus yang banyak, penyakit ini pun sempat menjadi wabah di Singapura dan dikenal luas sebagai Flu Singapura, padahal nggak ada kaitannya sama sekali dengan flu ataupun Singapur. Oleh karena itu, kita perlu membiasakan diri untuk menyebutnya dengan nama yang benar, yaitu HFMD, yang merupakan singkatan dari “Hand, Foot, and Mouth Disease” (penyakit tangan, kaki, dan mulut),” terang dr. Kanya panjang lebar.

dr. Kanya menerangkan, penyakit HFMD ini disebabkan oleh beberapa jenis virus, “Yang paling sering menjadi penyebab adalah Enterovirus 71 (EV71) dan Coxsackievirus. Virus-virus ini menular dengan sangat cepat, terutama melalui droplet atau percikan air liur dari batuk, bersin, kontak tidak langsung dari menyentuh barang yang terkontaminasi, bisa juga dari makanan atau foodborne, atau kontak langsung dengan penderita HFMD,” katanya.

Batita, Insiden Tertinggi 

Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap HFMD. "Usia yang paling sering terkena HFMD ialah anak-anak di bawah usia 10 tahun, dan insiden tertinggi terjadi pada anak di bawah usia 3 tahun. Orang dewasa bisa terkena HFMD, namun kasus ini jarang terjadi dibandingkan pada anak-anak," imbuh dr. Kanya. Pada orang dewasa, meskipun gejalanya tampak lebih ringan, rasanya tetap menyakitkan. "Jadi, sebenarnya, semua usia bisa terinfeksi HFMD,” tegas dr. Kanya.

(ki-ka)
(ki-ka) dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A, dr. Nani Rizkiyati, M. Kes dan Nucha Bachri

Moms, penting untuk mengenali gejala awal HFMD agar bisa segera memberikan penanganan yang tepat. dr. Kanya memaparkan beberapa tanda yang patut diwaspadai antara lain:

  • Demam Tinggi: Anak yang terkena HFMD sering kali mengalami demam dengan suhu lebih dari 39°C yang bisa bertahan hingga tiga hari.
  • Sariawan di Mulut: Gejala awal lainnya adalah munculnya sariawan atau bintik-bintik merah di rongga mulut yang bisa sangat nyeri. Ini dapat menyebabkan si kecil merasa kesulitan saat makan atau minum. “Sariawannya ini bukan kayak sariawan biasa yang 1atau 2, tapi bisa di langit-langit mulut bahkan di tenggorokan,” ujar dr. Kanya.
  • Ruam di Tangan dan Kaki: Ruam merah yang muncul di telapak tangan, telapak kaki, dan kadang-kadang di bokong atau area lain juga merupakan tanda khas HFMD.
  • Kesulitan Menelan: Karena sariawan yang sangat sakit, anak mungkin akan menolak makan atau minum, yang dapat berisiko menyebabkan anak lemas dan dehidrasi.

Jika gejala-gejala tersebut berkembang atau memburuk, bisa saja anak mengalami komplikasi serius karena sulit atau nyeri saat menelan (faringitis) yang bisa mengakibatkan dehidrasi sedang hingga berat, meningitis (radang selaput otak) aseptik atau ensefalitis yang dapat membahayakan jiwa. 

Di Tiongkok misalnya, antara tahun 2008 hingga 2015, sebanyak 3.322 anak meninggal dunia akibat HFMD. Pada tahun 2023, Vietnam melaporkan 23 kematian pada anak-anak akibat virus EV71.

Tentunya, kita tak mau hal itu sampai terjadi. Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika anak menunjukkan gejala-gejala tersebut agar bisa diberikan penanganan yang tepat. 

Pengobatan HFMD biasanya bersifat simtomatik, yaitu meredakan gejala. Di antaranya, obat penurun panas untuk menurunkan demam dan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) yang dapat membantu meredakan nyeri serta peradangan. Jangan lupa, pastikan anak minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi. Selain itu, karena anak sulit makan akibat kondisi mulut yang sakit, maka berikan makanan yang lunak dan tidak pedas, untuk menghindari iritasi pada mulut.

Potensi Penyebaran

Anak-anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun, memang lebih mudah terpapar virus karena sering berinteraksi dengan teman-teman mereka. “Anak-anak yang berusia di bawah 3 tahun adalah yang paling sering terinfeksi, karena mereka lebih sering bermain dan berinteraksi di lingkungan yang penuh dengan potensi penularan virus. Penularan virus ini bisa sangat cepat, terutama di lingkungan seperti sekolah atau tempat bermain,” kata dr. Kanya. Ini juga yang menyebabkan penularan virus EV71 sangat cepat terjadi di antara anak-anak batita.

Masa inkubasi HFMD biasanya sekitar 3 hingga 6 hari, gejala awal bisa muncul pada periode waktu tersebut. Jika ditangani dengan tepat dengan pengobatan suportif, proses penyembuhan umumnya berlangsung selama 7-10 hari. Namun, ketika anak sudah terlihat pulih secara fisik, virus EV71 yang menyebabkan HFMD masih dapat tinggal di dalam tubuhnya selama berminggu-minggu setelah gejala menghilang dan tetap bisa menularkan. Ini pula yang memicu penyebaran HFMD di kalangan anak-anak meningkat, apalagi jika anak yang baru sembuh dari HFMD kembali aktif dan berinteraksi dengan teman-temannya di daycare atau sekolah.

Kenapa Harus Vaksin?

Untuk mencegah HFMD dan komplikasi yang lebih berat terutama pada anak-anak, pencegahan adalah yang paling baik! Pencegahan ini bisa dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan dengan sabun antiseptik terutama sebelum menyiapkan makanan, setelah mengganti popok, dan setelah menggunakan toilet. Perlu juga membersihkan permukaan, barang, dan mainan dengan sabun dan air, kemudian melakukan disinfeksi. “Untuk barang-barang yang sulit dibersihkan atau resisten terhadap alkohol, dapat menggunakan klorheksidin atau 0,5% hipoklorit,” saran dr. Kanya.  

Tak kalah penting, adalah pencegahan melalui vaksinasi. PT Kalbe Farma Tbk melalui anak usahanya, PT Kalventis Sinergi Farma, baru saja meluncurkan vaksin EV71 sebagai solusi untuk mencegah penyebaran HFMD di Indonesia.

Kalbe Kalventis Vaksin HFMD EV71
Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Mulia Lie (no.4 dari kiri) 

“Kami berkomitmen menyehatkan bangsa dengan menyediakan vaksin yang sesuai dengan kebutuhan dan beban penyakit menular di Indonesia. Kami sangat memperhatikan lonjakan kasus HFMD di awal 2024 yang menyerang banyak anak-anak. Melalui Kalventis, kami mendukung pemerintah untuk menanggulangi penyebaran HFMD dengan edukasi kesehatan dan penyediaan vaksin HFMD EV71,” terang Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Mulia Lie.

Vaksin EV71 memiliki profil keamanan baik dan sudah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan bisa diberikan pada anak-anak usia 6 bulan hingga 3 tahun. Proteksi dapat bertahan hingga umur 5 tahun setelah vaksinasi. “Dengan pemberian vaksin HFMD EV71, dapat mengurangi kemungkinan infeksi berulang yang bisa lebih berat karena jenis virus lain,” ujar dr. Kanya.

Mulia Lie menyebutkan harga vaksin HFMD EV71 seharga 1 jutaan Rupiah, tergantung dari kebijakan masing-masing rumah sakit. Vaksin diberikan sebanyak 2x dosis penyuntikan dengan jarak 1 bulan antar dosis.

Kalbe melalui Kalventis juga giat melakukan sejumlah upaya untuk pencegahan, salah satunya mengadakan edukasi mengenai bahaya EV71 yang dapat menyebabkan HFMD melalui kanal Instagram. “Harapannya, semakin banyak orang yang mengetahui, akan semakin banyak juga anak-anak yang bisa terhindar dari penyakit menular ini,” tutup Mulia Lie.

Dengan vaksinasi dan kebiasaan hidup sehat, Moms bisa membantu melindungi si kecil agar tetap sehat dan bebas dari penyakit menular ini. Jadi, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat agar anak-anak Moms terlindung dari risiko HFMD dengan vaksin EV71.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Nutrisi Optimal: Solusi Efektif untuk Imunitas, Alergi, dan Pertumbuhan Anak
img
Formula Modern dari Kearifan Tradisional untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh di Musim Hujan
img
Seru Banget! Lari-lari sambil Jaga Kesehatan Paru-paru, Ini Tipsnya
img
Peringati Bulan Peduli Kanker Paru, Perlunya Edukasi Faktor Risiko, Tanda, dan Gejala