World Anemia Awareness Day; Anemia Hambat Tumbuh Kembang Hingga Menurunnya Kecerdasan Anak
Tanggal 13 Februari diperingati sebagai World Anemia Awareness Day. Diperingati setiap tahunnya, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya tindakan pencegahan anemia dan kekurangan zat besi.
Di Indonesia, peringatan World Anemia Awareness Day bisa menjadi momentum untuk bersama-sama memberikan perhatian serius terhadap permasalahan anemia, khususnya anemia pada anak, karena dapat mengancam masa depan mereka sebagai generasi penerus bangsa dan bisa menghambat terwujudnya Generasi Emas Indonesia 2045.
Anemia merupakan masalah kesehatan serius yang dihadapi masyarakat dunia, terutama pada anak-anak. Indonesia masih menduduki posisi ke-4 sebagai negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara. Setidaknya, 1 dari 3 anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia mengalami anemia.
Salah satu faktor penyebab masih tingginya kasus anemia di Indonesia disebabkan karena seringkali anemia terjadi tanpa gejala dan orangtua kurang memahami pentingnya pencegahan anemia sejak dini, sehingga orangtua terkadang menghiraukan risiko atau dampak negatif jika si Kecil menderita anemia.
Sebuah survei terbaru menujukkan bahwa 50% Bunda tidak menyadari bahwa anemia yang disebabkan defisiensi Zat Besi pada anak dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan otak, dan 33% Bunda tidak mengerti makanan apa saja yang kaya Zat Besi. Padahal, pada masa 5 tahun pertama kehidupannya, anak perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan nutrisi penting seperti Zat Besi untuk mendukung tubuh kembang optimal, baik dari segi fisik maupun kecerdasan kognitif atau otaknya.
Melihat kondisi tersebut, peran edukasi sebagai upaya pencegahan sangat penting untuk dilakukan. dr. Ulul Albab, Sp.OG., Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengatakan, “Perkembangan otak anak sangat tergantung pada asupan nutrisi yang dikonsumsi. Salah satu nutrisi penting yang harus terpenuhi pada masa 5 tahun pertama kehidupan anak untuk mendukung mengoptimalkan perkembangan otaknya adalah Zat Besi. Sebab, jika anak kekurangan asupan harian Zat Besi, maka bisa menyebabkan anemia defisiensi besi yang dapat menimbulkan dampak negatif permanen, terutama pada perkembangan kognitif atau otak anak.”
Untuk pencegahan anemia defisiensi besi pada anak di bawah lima tahun, dapat dilakukan dengan memberikan asupan gizi seimbang yang banyak bersumber dari protein hewani yang kaya Zat Besi. Selain itu, untuk memaksimalkan penyerapan Zat Besi dalam tubuh hingga 2 kali lipat, juga dibutuhkan kombinasi antara Zat Besi dan Vitamin C.
“Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk memberikan sumber nutrisi yang difortifikasi, seperti susu pertumbuhan yang tinggi Zat Besi dan dikombinasikan dengan Vitamin C. Sebab, susu pertumbuhan diketahui sebagai minuman protein hewani yang padat gizi dan diperlukan terutama di masa tumbuh kembang. Sehingga, susu pertumbuhan yang terfortifikasi tinggi Zat Besi yang dikombinasikan dengan Vitamin C juga dapat bermanfaat untuk pencegahan anemia,” tambah dr. Ulul Albab, Sp.OG.
Melihat masih pentingnya untuk terus meningkatkan edukasi yang berkelanjutan kepada masyarakat tentang pencegahan dan penanganan anemia yang tepat pada anak, Sarihusada sejak 70 tahun lalu hadir di Indonesia terus menjalankan berbagai inisiatif edukasi.
“Kami memiliki komitmen untuk mendorong penurunan prevalensi anemia pada anak di bawah 5 tahun di Indonesia, dan mendorong percepatan terwujudnya Generasi Emas Indonesia 2045. Salah satu inisiatif yang dijalankan pada tahun 2024 ini yang juga diluncurkan dalam rangka peringatan World Anemia Awareness Day adalah dengan menghadirkan platform digital “Pusat Pencegahan Anemia Pada Anak” yang dapat diakses para Bunda melalui website. Selain agar mempermudah akses dan memperluas jangkauan edukasi, platform kanal digital dipilih karena kami melihat penetrasi penggunaan internet di Indonesia semakin pesat dari tahun ke tahun. Sebuah survei juga menunjukkan bahwa konten mengenai kesehatan paling banyak dikunjungi masyarakat Indonesia di tahun 2023 lalu, termasuk didalamnya tentang kesehatan anak,” jelas Corporate Communications Director Sarihusada, Arif Mujahidin.
Lebih lanjut Arif menjelaskan, “Untuk bisa memberikan akses informasi kepada masyarakat terutama bagi para orangtua, dalam platform “Pusat Pencegahan Anemia Pada Anak” nantinya akan tersedia berbagai fitur edukasi diantaranya, skrining risiko anemia pada anak, video edukasi dampak anemia dari pakar kesehatan, resep praktis makanan kaya Zat Besi untuk pencegahan anemia serta artikel-artikel terkait pemenuhan gizi seimbang untuk mencegah anemia. Platform ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para Bunda di Indonesia tentang risiko anemia pada anak dengan melakukan skrining digital tahap awal, serta pentingnya mengonsumsi makanan tinggi Zat Besi dan Vitamin C yang berasal dari protein hewani.”